3 Faktor Anak Gajah Berpotensi Mati meski di Konservasi

Yang terbaik adalah berada di sisi induknya

Banda Aceh, IDN Times - Seekor bayi Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) yang sempat terjebak dalam kubangan telah dievakuasi oleh Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, pada Jumat (12/2/2021), dengan dibantu masyarakat dan sejumlah instansi terkait lainnya.

Kaki kiri depan dari bayi gajah yang ditemukan di kawasan Gampong Panton Bunot, Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, Aceh, itu mengalami dislokasi. Sementara dua kaki belakangnya telah mengalami kelumpuhan.

Keadaan bayi gajah itu semakin diperparah dengan prolapsus pusar (umbilicus) dan genital serta bola mata trauma atau luka yang dialami. Kondisi dikabarkan sangat lemah dan kritis sehingga tim medis memutuskan untuk dilakukan perawatan yang lebih intensif di Pusat Konservasi Gajah Saree, Kabupaten Aceh Besar.

Meski telah dievakuasi ke PKG Saree, namun melihat kondisinya yang kritis menimbulkan sebuah pertanyaan. Mampukah bayi Elephas Maximus Sumatranus yang masuh berusia delapan bulan itu bertahan hidup meski jauh dari induknya?

Potensi kematian tentu ada, ditambah lagi ia telah terjebak dalam kubangan sejak 8 Februari 2021 lalu sebelum akhirnya dievakuasi tim gabungan.

Berikut penjelasan Dokter Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, drh Rosa Rika Wahyuni terkait faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan kematiannya anak gajah.

Baca Juga: Bayi Gajah Lumpuh Terjebak di Kubangan, Evakuasi Sempat Dihalau Induk

1. Stres dapat pengaruhi imunitas anak gajah hingga berujung kematian

3 Faktor Anak Gajah Berpotensi Mati meski di Konservasitheguardian.com

Faktor potensi kematian anak gajah bisa dipengaruhi karena menurunnya imunitas tubuh. Penurunan itu disebabkan karena anak gajah merasa stres setelah berpisah dengan induknya.

"Saat stres, imunitas tubuh menjadi rendah dan tubuh menjadi rentan sakit, dan jika sakit tersebut tidak sembuh atau tertangani dapat berujung dengan kematian," kata drh Rosa.

Baca Juga: Mengintip Aktivitas Gajah Sumatra di Tangkahan

2. Anak gajah butuh banyak nutrisi berupa ASI dari induk

3 Faktor Anak Gajah Berpotensi Mati meski di Konservasiinstagram.com/nadinelist

Gajah yang masih kecil atau bayi membutuhkan banyak cakupan nutrisi. ASI dari induk gajah dikatakan drh Rosa, adalah nutrisi terbaik bagi bayi gajah, karena dinilai super lengkap dan super sempurna.

Semua zat yang dibutuhkan tubuh bayi gajah untuk tumbuh dan berkembang terkandung di dalam ASI, begitu juga dengan antibodi bisa membuatnya kuat, sehat, dan tidak gampang sakit.

"Sehingga bayi yang mendapatkan ASI imunnya jauh lebih baik dibandingkan bayi yang mendapatkan nutrisi dari pengganti ASI (susu formula). Jika satwa sering sakit dan tidak tertangani, dapat berujung pada kematian juga," jelasnya.

3. Cara penanganan manusia dengan gajah indukan terhadap bayi mereka berbeda

3 Faktor Anak Gajah Berpotensi Mati meski di Konservasiinstagram.com/nadinelist

Tak hanya stres dan memerlukan banyak nutrisi. Cara penanganan anak gajah ketika dipelihara juga mempengaruhi masa hidupnya.

Kesempurnaan cara pemeliharaan yang dilakukan induk dari anak gajah disampaikan dokter Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh itu, tidak ada yang bisa menyamai. Protective, touching, dan kasih sayang dari seorang induk kepada anak gajah sangat mempengaruhi.

Jika anak gajah terpisah dari induknya maka semua rasa tersebut akan hilang, walaupun ada pengganti namun dinilai tidak akan sama.

"Jika satwa dipelihara di-captive (tempat pemeliharaan), manjemen yang diterapkan harus merujuk pada kehidupannya saat bersama induk, pola pemeliharaan harus bisa memberi rasa aman, nyaman atau prinsip animal welfare," jelasnya.

Baca Juga: Satu Anak Gajah Sumatra Lahir di Tangkahan Langkat

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya