Bahan Untuk Uji Swab COVID-19 Mulai Menipis di Aceh

Laboratorium milik Universitas Syiah Kuala terancam berhenti

Banda Aceh, IDN Times - Laboratorium Infeksi Universitas Syiah Kuala yang belakangan digunakan untuk memeriksa swab pasien Virus Corona atau COVID-19 dengan menggunakan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) terancam tidak lagi beroperasi.

Hal itu disebabkan karena stok untuk bahan pendukung kesehatan yang digunakan pemeriksaan swab mulai menipis.

1. Hanya cukup untuk tiga ribu pemeriksaan lagi

Bahan Untuk Uji Swab COVID-19 Mulai Menipis di AcehIlustrasi. IDN Times/Humas Bandung

Rektor Universitas Syiah Kuala, Samsul Rizal mengatakan, saat ini pihaknya masih mampu memeriksa tes swab COVID-19 dengan RT-PCR hanya untuk 3.000 pemeriksaan lagi.

"Stok bahan habis pakai yang ada di laboratorium Universitas Syiah Kuala saat ini tersisa 3.000 lagi. Kita prediksikan masih bisa digunakan untuk satu bulan jika dalam kondisi normal," kata Samsul, Rabu (5/8/2020).

Baca Juga: Waspada! Kota Binjai Naik Status Jadi Zona Merah Penyebaran COVID-19

2. Bahan pendukung kesehatan hanya mampu bertahan satu bulan

Bahan Untuk Uji Swab COVID-19 Mulai Menipis di AcehBiotek LIPI

Pernyataan ini disampaikan Samsul Rizal, dalam menanggapi informasi bahwa Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh yang digunakan untuk memeriksa sampel COVID-19 terancam berhenti akibat habisnya bahan pendukung kesehatan. Sementara, kasus COVID-19 di Aceh belakang ini semakin meningkat.

"Jumlah pemeriksaan ini diprediksikan dapat berjalan hanya untuk kurun waktu satu bulan saja," ungkapnya.

"Namun melihat penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di Aceh dan meningkatnya jumlah positif, jumlah 3.000 ini tergolong sedikit," imbuh Samsul Rizal.

Rektor Universitas Syiah Kuala itu menyebutkan, setiap harinya laboratorium infeksi milik kampus memeriksa sekitar 50-200 sampel. Jumlah pemeriksaan tes swab semakin meningkat usai libur Iduladha.

3. Universitas Syiah Kuala coba kembali memesan bahan, namun masih kosong

Bahan Untuk Uji Swab COVID-19 Mulai Menipis di AcehNicolas Asfouri/AFP

Pihak Kampus Jantong Hate Rakyat Aceh tersebut telah berupaya memesan kembali bahan pemeriksaan yang dibutuhkan ke beberapa penyuplai untuk mengantisipasi hal terburuk.

Kebutuhan yang diharapkan ternyata tidak sepenuhnya mampu dipenuhi oleh penyuplai, sebab banyak laboratorium dan provinsi lain di Indonesia yang juga membutuhkannya.

"Terlebih lagi saat ini, di beberapa lokasi Indonesia kasus penyebaran Covid-19 semakin meluas," jelasnya.

4. Berharap dukungan dari semua pihak

Bahan Untuk Uji Swab COVID-19 Mulai Menipis di AcehRS PHC, anak perusahaan Pelindo 1, sudah memiliki laboratorium PCR untuk menguji sampel swab tenggorok. (dok Humas Pelindo 1)

Samsul Rizal mengutarakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat dan pemerintah memerangi COVID-19. Ia berharap semua dapat bersinergis memberikan dukungan agar laboratorium Universitas Syiah Kuala dapat terus berjalan.

"Secara institusi kita tidak memiliki banyak dana untuk menjalankan laboratorium ini. Kami mohon dukungan semua pihak untuk mensuport, sehingga kami dapat membantu masyarakat dan meringankan beban pemerintah memerangi COVID-19."

Baca Juga: 10 Potret Terrario Penginapan Milik Nicolas Saputra di Tangkahan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya