Ini Pesan Mendagri Tito Karnavian Untuk Gubernur Aceh yang Baru

Mulai dari menjaga perdamaian hingga penanganan COVID-19

Banda Aceh, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian, hadir langsung untuk melantik dan mengambil sumpah jabatan Nova Iriansyah menjadi gubernur definitif Provinsi Aceh sisa masa jabatan periode 2017-2020.

Prosesi acara tersebut dilangsungkan dalam Rapat Paripurna terbuka di Gedung Utama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, di Kota Banda Aceh, Aceh, pada Kamis (5/11/2020).

“Selamat kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, kiranya amanah ini dapat dijalankan dengan sebaik mungkin, dengan komunikasi dan koordinasi ke semua pihak agar tercipta kehidupan politik dan keamanan yang baik sehingga dapat membuat serta mengeksekusi program-program direncanakan demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” kata Tito dalam sambutan.

Tak hanya menyampaikan ucapan selamat, usai melantik Nova Iriansyah sebagai gubernur baru Aceh, Tito juga memberikan beberapa pesan maupun arahan kepada pimpinan eksekutif tertinggi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.

1. Merawat perdamaian guna pembangunan di Aceh

Ini Pesan Mendagri Tito Karnavian Untuk Gubernur Aceh yang BaruNova Iriansyah, dilantik menjadi gubernur Aceh baru periode 2017-2020 (IDN Times/Istimewa)

Tito dalam sambutannya menyinggung tentang konflik di Aceh yang berujung perjanjian perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Republik Indonesia pada 2005 silam. Kesepakatan berdamai dari konflik berkepanjangan tersebut telah merubah situasi di masyarakat Aceh lebih aman dan nyaman.

Situasi tersebut menjadi peran penting bagi pemerintah untuk menyusun program pembangunan guna membangun Aceh saat ini hingga di masa yang akan datang. Mengingat, daerah berjulukan Tanah Rencong ini memiliki potensi-potensi baik sumber daya alam maupun manusia.

“Kestabilitasan dan keamanan perlu dirawat terus menerus oleh masyarakat Aceh, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat dikembangkan secara optimal untuk menuju Aceh yang lebih makmur,” ujar Tito.

Baca Juga: Gak Banyak yang Tahu, 10 Artis Indonesia Ini Ternyata Asli Korea

2. Pandemik bukan halangan, namun harus menjadi bukti kesiapan seorang pemimpin

Ini Pesan Mendagri Tito Karnavian Untuk Gubernur Aceh yang BaruNova Iriansyah, dilantik menjadi gubernur Aceh baru periode 2017-2020 (IDN Times/Istimewa)

Pandemik Virus Corona atau COVID-19 masih saja mewabah di Indonesia, termasuk di Aceh. Wabah ini tak hanya mengacaukan kesehatan semata, namun juga berdampak terhadap perekonomian serta kehidupan sosial masyarakat.

Tito mengakui, COVID-19 telah membuat sektor ekonomi dan keuangan tertekan. Begitu pula dengan keadaan sosial, di mana berkurangnya lapangan pekerjaan.

Meskipun berbagai permasalahan timbul, bukan berarti pemerintah hanya bisa diam namun harus berupaya memanfaatkan keadaan yang genting tersebut menjadi sebuah peluang sehingga bisa bangkit dari keterpurukan.

“Pemerintah dan semua pihak harus pandai membaca peluang dengan trobosan-trobosan yang kreatif dan inovatif di tengah situasi pandemik COVID-19 sehingga justru dapat memiliki percepatan pembangunan segenap sumber daya yang telah tersedia,” kata Tito.

“Ini adalah tantangan untuk berpikiran leadership dari para pengambil kebijakan,” imbuh menteri dalam negeri tersebut.

3. Eksekutif, legislatif, dan semua pihak di Aceh harus kompak untuk Aceh

Ini Pesan Mendagri Tito Karnavian Untuk Gubernur Aceh yang BaruNova Iriansyah tiba di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (IDN Times/Saifullah)

Berjuang melawan dan menangani pandemik COVID-19 di Aceh, tidak bisa dilakukan dengan sendiri. Semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat, dikatakan Tito, harus saling bekerja sama dan meningkatkan solidaritas guna menghadapi dan menangani secara optimal.

“Pemerintah dan masyarakat perlu merumuskan keseimbangan guna mengendalikan,” ungkap Tito.

Sehubungan dengan itu, pelantikan gubernur definitif menjadi momentum yang sangat penting, agar kebersamaan tersebut dapat terwujud. Sebab, pembangunan di Aceh  tidak dapat dilakukan dengan cara sendiri-sendiri, perlu kekompakan antara eksekutif dan legislatif serta unsur-unsur organisasi non pemerintah, tokoh adat, ulama, dan segenap lapisan masyarakat lainnya sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

“Namun butuh kekompakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta segenap unsur yang ada di Aceh, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota sampai ke gampong,” kata mantan kepala Kepolisian Republik Indonesia itu.

Baca Juga: Netizen Mengira Baskara Hindia, Ini 10 Potret Asli Suami Sherina Munaf

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya