Kenduri Nuzulul Qur'an, 25 Belanga Kuah Beulangong untuk Warga Aceh

Tidak boleh makan di tempat

Banda Aceh, IDN Times - Puluhan belanga duduk seimbang di atas tungku perapian. Mereka di jejer rapi oleh warga di halaman samping dari menasah yang ada di kawasan Gampong Ateuk Munjeng, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh.

Beberapa pemuda dan orang tua, tampak secara bergantian mengaduk kuali besi besar yang telah diisi cincangan nangka dan daging. Aroma khas campuran berbagai rempah-rempah pun lahir dari asap-asap tipis yang berlahan melambung di atas air berwarna kejingga-jinggaan tersebut.

Begitulah suasana memasak kuliner khas Aceh, Kuah Beulangong atau masakan kari yang dimasak pada kuali besar yang dilakukan warga Gampong Ateuk Munjeng di bulan suci Ramadan. Bukan tampak sebab kegiatan tersebut dilaksanakan di bulan penuh berkah ini.

Keuchik Gampong Ateuk Munjeng, Amirzan mengatakan, memasak Kuah Beulangong pada saat Ramadan merupakan suatu tradisi yang digelar setiap tahun untuk memperingati Nuzulul Qur'an atau turunnya Al-Qur’an ke dunia.

“Ini merupakan kegiatan kenduri Nuzulul Qur'an yang setiap tahunnya diselenggarakan di gampong ini,” kata Amirzan, saat dijumpai di lokasi, Sabtu (16/5).

1. 25 belanga disajikan dan akan dibagikan untuk warga

Kenduri Nuzulul Qur'an, 25 Belanga Kuah Beulangong untuk Warga Aceh25 belanga digunakan untuk memasak Kuah Beulangong dalam memperingati Nuzulul Qur'an (IDN Times/Saifullah)

Amirzan menyebutkan, ada 25 belanga yang mereka gunakan untuk memasak. Nantinya, seluruh masakannya akan diberikan kepada warga desa setempat. Meski terbilang banyak, namun jumlah tersebut masih tergolong sedikit bila dibandingkan dari tahun sebelumnya.

“Untuk tahun ini kami memasaknya lebih sedikit dari tahun sebelumnya, hanya sekitar 25 belanga. Jika tahun-tahun sebelumnya kami memasak bisa mencapai 38 belanga,” ungkapnya.

Baca Juga: Sudah 5 Hari, Aceh dan 2 Provinsi Ini Nol Tambahan Positif Corona

2. Hanya dibagikan kepada warga desa saja dan tidak mengundang tamu dari luar

Kenduri Nuzulul Qur'an, 25 Belanga Kuah Beulangong untuk Warga Aceh25 belanga digunakan untuk memasak Kuah Beulangong dalam memperingati Nuzulul Qur'an (IDN Times/Saifullah)

Tak hanya jumlah belanga untuk memasak saja yang dikurangi, tahun ini Gampong Ateuk Munjeng pun hanya membagikan makanan khas Aceh tersebut untuk warga sekitar saja. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi terjadinya kerumunan warga di lokasi mengingat saat ini masih dalam pandemik Virus Corona atau COVID-19.

Jika berkaca dari tahun sebelumnya, kenduri Nuzulul Quran yang digelar pada waktu berbuka puasa tak hanya diikuti warga sekitar saja, namun juga dihadiri warga desa lainnya.

“Tahun ini memasak Kuah Beulangong lebih sedikit dikarenakan kita hanya membagikannnya untuk warga kampung saja, tidak mengundang warga kampung luar sama tamu undangan. Mengingat karena ini masih musim Corona, jadi kita tidak membagikannya ke luar, biasanya ada,” ujar Amirzan.

3. Berupaya mencegah penyebaran COVID-19, pemasak Kuah Beulangong diminta memakai masker dan warga tidak boleh makan di tempat

Kenduri Nuzulul Qur'an, 25 Belanga Kuah Beulangong untuk Warga Aceh25 belanga digunakan untuk memasak Kuah Beulangong dalam memperingati Nuzulul Qur'an (IDN Times/Saifullah)

Para petugas yang memasak Kuah Beulangong dalam hal ini, dikatakan keuchik Gampong Ateuk Munjeng diwajibkan harus memakai masker sebagai upaya pencegahan COVID-19. Sementara, usai memasak kuah tersebut, warga tidak dibenarkan untuk menggelar makan-makan bersama di lokasi. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, warga akan menggelar makan bersama ketika waktu berbuka.

“Untuk yang memasak kita sarankan untuk memakai masker, sedangkan untuk warga hanya bisa mengambil kuah setelah itu harus langsung pulang dan tidak boleh makan di tempat atau di menasah seperti tahun-tahun sebelumnya,” imbuh Amirzan.

Baca Juga: Dicurigai Singgah ke Aceh, Polairud Antisipasi 2 Kapal Rohingya 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya