Lima Terduga Teroris Ditangkap di Aceh Diduga Berafiliasi dengan ISIS

Di luar dari kelompok mereka dianggap kafir

Banda Aceh, IDN Times - Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia menangkap lima warga yang diduga sebagai teroris. Penangkapan dilakukan di tiga daerah dalam wilayah Provinsi Aceh dalam kurun 20-21 Januari 2021.

Terduga berinsial, SA alias S (30) dan RA (41) ditangkap di kawasan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar pada Rabu (20/1/2021) malam. Keesokan harinya atau Kamis (21/1/2021) pagi, terduga AA alias TA (35) ditangkap di Simpang 7 Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Di hari yang sama, di tempat terpisah, aparat keamanan kembali menangkap dua terduga lainnya, yakni SJ alias AF (40), dan MY (46), pada Kamis malam di Kota Langsa.

Tak hanya menangkap kelimanya, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti, seperti bahan baku yang diduga untuk membuat bom rakitan, paspor, dan beberapa buku berkaitan dengan aksi terorisme bahkan berkaitan dengan jaringan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).

Memastikan keterlibatan lima warga tersebut, IDN Times coba mengkonfirmasi IDN Times coba seorang Pengamat Terorisme dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar.

1. Dua dari lima terduga teroris diduga jaringan dari ISIS Aceh yang berafiliasi

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Aceh Diduga Berafiliasi dengan ISISIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Al Chaidar mengatakan, penangkapan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror terhadap lima warga diduga teroris di Aceh beberapa waktu lalu, dua di antaranya memiliki hubungan dengan jaringan ISIS Aceh.

Dua orang yang dimaksud adalah terduga AA dan SJ. Mereka disebut-sebut merupakan dua tokoh teroris ISIS Aceh yang paling dicari aparat keamanan. Keduanya juga termasuk dalam jaringan ISIS Aceh pimpinan Aulia (Abu Hamzah) dan Azzumar (Maulana). Orang yang dinilai selama beberapa tahun belakangan ini sangat aktif melakukan rekruitmen dan pelatihan amaliyah.

“AA dan SJ adalah tokoh teroris ISIS Aceh yang sangat dicari oleh aparat keamanan,” kata Al Chaidar, pada Senin (25/1/2021).

“Bahkan selama ini jaringan Abu Hamzah ini juga berhasil menarik beberapa rekannya yang baru bebas dari penjara. Residivisme teroris adalah gejala baru yang menunjukkan tidak kapoknya jaringan dalam menjalankan aksinya untuk menyerang kemanusiaan,” tambahnya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 5 Terduga Teroris di 3 Daerah Aceh

2. Kelompok teroris yang terkesan anomali jika dilihat dari target penyerangan

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Aceh Diduga Berafiliasi dengan ISISIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Lima penangkapan terduga teroris juga disertai dengan dapatnya sejumlah barang bukti berupa bahan pembuat bom seperti 1 kilogram pupuk Kalium Nitrat, 250 gram The Organic Stop Actived Charcoal (Bubuk Arang Aktif), 1 botol (2000 picis) peluru gotri cosmos 6 milimeter, beberapa potongan pipa besi sebagai alat pembuatan dan isi bom.

Selain barang-barang tersebut, pihak polisi juga menyita sejumlah dokumen yang memperlihatkan bahwa kelompok ini mengembangkan sistem kaderisasi dengan pengajian online dan tatap muka yang serius selain pelatihan amaliyah hingga buku kajian tentang ISIS. Bahkan salah satu dokumen berisi teror kepada pihak pemerintahan, TNI, dan Polri.

“Alat bukti ini menunjukkan bahwa akan ada serangan bom dan mungkin juga berbentuk serangan bom bunuh diri yang akan diledakkan di beberapa tempat yang menjadi sasaran kelompok ini,” ujar Al Chaidar.

Sasaran serangan yang akan dilakukan kelompok ini, dikatakan terbilang aneh, sebab tidak hanya kantor-kantor polisi dan lokasi-lokasi militer, namun juga kantor-kantor pemerintahan sipil seperti kantor gubernur, kantor bupati dan lain-lain.

Dosen Antropologi Universitas Malikussaleh ini menjelaskan, berdasarkan anallisis yang ditulis Sidney Jones mengenai perkembangan teroris di Aceh pada IPAC Report terbitan 21 Januari 2021 disebutkan bahwa jaringan teroris Aceh ini merupakan jaringan anomali, aneh dan menyimpang dari jaringan teroris yang biasanya.

“Sasarannya pun anomali karena memasukkan sasaran sipil muslim yang bekerja pada kantor-kantor yang dianggap sebagai tempat berkumpulnya orang-orang kafir,” jelasnya.

3. Kelompok yang berafiliasi dengan ISIS kerap menganggap kafir orang di luar mereka

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Aceh Diduga Berafiliasi dengan ISISIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Al Chaidar mengatakan, rata-rata kelompok yang berafiliasi ke ISIS akan menganggap orang di luar kelompok mereka adalah kafir dan halal darahnya, termasuk para pegawai negeri dan honorer yang terdapat di kantor-kantor pemda di Banda Aceh dan lain-lain tempat.

“Ideologi mereka adalah Wahabi Takfiri yang dalam ketegori antropologis digolongkan sebagai kelompok khawarij atau kelompok sempalan yang bersifat berlebih-lebihan dalam beragama,” imbuhnya.

4. Kekeringan spiritual di Indonesia lahan subuh bagi pemikiran berlebih-lebihan dalam beragama

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Aceh Diduga Berafiliasi dengan ISISIlustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Kelompok khawarij, dikatakan, sudah muncul sejak zaman Rasulullah pada abad ke-6. Saat ini, kelompok tersebut semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang dinilai sedang mengalami kekeringan spiritual. Kekeringan spiritual ini disebabkan oleh situasi sosial, budaya dan politik yang kian hari semakin sekuler di Indonesia.

“Situasi sekularisme ini menjadi lahan yang subur bagi kelompok Takfiri yang khawarij ini untuk berkembang,” ungkap berlebih-lebihan dalam beragama.

Baca Juga: 5 Terduga Teroris yang Ditangkap Terlibat Bom Polrestabes Medan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya