Banjir Jatim Terparah di Madiun, Khofifah Instruksikan Hal Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan bencana banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Banjir ini terjadi sejak Selasa (5/3) malam.
Menurut data BPBD terdapat delapan kecamatan terdampak banjir, yakni Kecamatan Madiun, Saradan, Pilangkenceng, Balarejo, Wungu, Sawahan, Mejayan dan Wonosari.
1. Gubernur Jatim berharap relawan mengawal dan membantu hingga banjir selesai
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap relawan tetap membantu dan mengawal warga yang terkena dampak banjir, hingga selesainya masa tanggap darurat di Kabupaten Madiun.
“Saya berikan apresiasi luar biasa bagi para relawan yang membantu dari berbagai elemen serta organisasi. Mohon untuk tetap mengawal sampai selesai masa tanggap darurat,” ujar Khofifah di sela meninjau posko warga terdampak banjir di kantor Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, pada Kamis (7/3).
Menurut dia, setelah masa tanggap darurat dicabut, maka selanjutnya dilakukan masa rekonstruksi yang menjadi tugas sejumlah organisasi perangkat daerah terkait, apakah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, PU Pengairan, Pertanian atau dinas lainnya.
Baca Juga: 15 Kabupaten di Jawa Timur Terendam Banjir, Madiun Paling Parah
2. Status darurat banjir telah ditetapkan Pemkab Madiun
Editor’s picks
Pemkab Madiun menetapkan status darurat bencana banjir di wilayah setempat selama 6-19 Maret 2019, sebagaimana tertuang dalam surat keputusan yang ditandatangani Bupati Madiun Ahmad Dawami.
Dengan ditetapkannya status darurat bencana banjir, maka biaya yang timbul untuk penanganan bencana tersebut akan ditanggung APBD Kabupaten Madiun.
Saat ini, gubernur yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu tetap melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta beberapa kepala daerah yang wilayahnya terdampak banjir di Jatim.
“Saya tetap koordinasi dengan bupati dalam seminggu ke depan, karena banjir terjadi dalam ketinggian tertentu, seperti di Bojonegoro, Lamongan, Ponorogo, Ngawi dan lainnya,” ucap gubernur perempuan pertama di Jatim.
3. Penanganan terbagi dua, jangka pendek dan jangka panjang
Sebagai penanganan jangka pendek, kata Dawami, Pemprov Jatim tetap akan melakukan langkah koordinatif terhadap banjir yang terjadi, seperti menyiapkan pemasangan 'sandbag' ditanggul Balarejo.
“Sedangkan untuk jangka panjang, diharapkan BBWS Bengawan Solo bisa membuatkan pelengsengan di sungai Jeroan, sekaligus sebagai pembatas antara daerah aliran sungai dan kawasan daratan di perkampungan warga,” lanjut dia, seperti dilansir laman berita Antara.
Baca Juga: 15 Kabupaten Dikepung Banjir, Ini Rincian Sebab di Tiap Daerah