Lumpuh, Begini Perjuangan Santri di Ponorogo Salurkan Hak Pilih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
1. Digandeng untuk masuk bilik suara
Namun, kondisi sakit itu tak menyurutkan niat santri salah satu pesantren di Ponorogo ini untuk mencoblos. Dengan diantar anggota keluarga, ia mendatangi TPS 03 Desa Lembah, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.
Setelah tiba di TPS, perjuangannya untuk menyalurkan hak pilih belum berakhir. Wahyu masih harus digandeng keluarga yang mengantar menuju bilik suara. Selain itu, ia juga dibantu dan diawasi petugas TPS saat mencoblos, lantaran tangannya sulit digerakkan.
2. Harapkan mendapatkan bupati yang baik
Proses pemungutan suara bagi Wahyu berlangsung di bilik khusus yang ditempatkan di halaman TPS. Ini disediakan bagi para pemilih dengan keterbatasan fisik, seperti kaum disabilitas dan lansia. Meski demikian, hal itu tidak mengurangi niat Wahyu untuk berpartisipasi dalam pilkada.
"Biar mendapat pemimpin yang baik, semoga Ponorogo semakin maju ke depannya," kata millennial yang baru pertama kali mencoblos dalam pemilu ini.
Baca Juga: Sebagian Wilayah Ponorogo Mulai Dilanda Krisi Air Bersih
3. Pilkada Ponorogo diikuti dua pasangan calon
Seperti diketahui, pilkada Ponorogo diikuti dua pasangan calon bupati - calon wakil bupati. Mereka adalah Sugiri Sancoko - Lisdyarita yang diantar partai pengusung dan pendukung, yaitu PDIP, PPP, PAN, dan Hanura.
Sedangkan lawannya adalah Ipong Muchlissoni (bupati petahana) yang berpasangan dengan Bambang Tri Wahono. Pasangan bernomor urut 2 ini disiung oleh PKB, Golkar, Gerindra, PKS dan Demokrat.
Baca Juga: Mengintip Kisah Nonik Perjuangkan Hak Anak Pekerja Migran Ponorogo
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.