Pasar Penjualan di Ngawi Tutup, Petani Madiun Tinggalkan Tembakau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Minat petani di Kabupaten Madiun dalam budidaya tembakau mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya pasar penjualan tembakau. Biasanya mereka menjual tembakaunya ke Ngawi, di mana saat ini gedung penampungannya sudah tutup sejak awal 2020.
Kondisi itu berdampak pada penyusutan lahan budidaya tembakau. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperikan) Kabupaten Madiun, luas kebun pengembangan bahan pembuat rokok itu pada 2019 mencapai 194 hektare. Sedangkan sejak awal tahun ini hanya 67 hektare.
1. Dominasi pengembangan tembakau berada di Kecamatan Pilangkenceng
Kabid Perkebunan Disperikan setempat M.Yasin mengatakan, puluhan hektare lahan pertanian yang ditanami tembakau seluas itu berada di tujuh kecamatan. Yang paling besar ada di wilayah Kecamatan Pilangkenceng dengan total lahan mencapai 50 hektare.
Adapun 17 hektare sisanya berada di wilayah Kecamatan Mejayan, Saradan, Kare, Dagangan, Balerejo, dan Geger. “Kalau pada tahun lalu, luasan lahan tembakau berada di sembilan kecamatan,” ujar Yasin, Jumat (28/8/2020).
2. Beralih ke hortikultura dan padi
Editor’s picks
Menurut dia, penyusutan lahan tembakau lantaran mayoritas petani memilih menanam hortikultura maupun padi. Mereka tidak mau merugi lantaran pangsa pasar komoditas pembuat rokok di Ngawi sudah tutup.
Oleh karena itu, pihak Disperikan berusaha mencarikan pasar penjualan tembakau yang lain. Salah satu caranya dengan mempromosikan hasil panen petani ke sejumlah gudang maupun pabrik rokok di beberapa daerah. Namun, upaya itu mengalami kendala dengan menurunnya kualitas tanaman.
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Petani Madiun Pasok 20 Ton Gabah ke Jakarta
3. Juga terkendala distribusi pupuk ZA
Penurunan kualitas, Yasin melanjutkan, dipengaruhi faktor cuaca tak menentu yang kini berlangsung. Hama serangga menyerang hingga merusakkan tanaman tembakau. Di sisi lain, ketersediaan pupuk ZA yang dibutuhkan petani mengalami keterlambatan distribusi.
“Kendala yang utama adalah musim kemarau basah. Kalau permasalahan pupuk akan kami inventarisir dengan toko pupuk di desa sekitar (lahan budidaya tembakau),” Yasin menuturkan.
Baca Juga: Pemkab Madiun Wacanakan Pembelajaran di Sekolah Berlangsung September
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.