Sampah di Madiun Meningkat 10 Ton Perhari Selama Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kaliabu, Kabupaten Madiun meningkat sekitar 10 ton rata-rata per hari selama pandemik COVID-19. Bila sebelumnya hanya 30 hingga 40 ton rata-rata per hari, kini menjadi 40 sampai 50 ton.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Madiun, Edy Bintardjo mengatakan 10 hingga 15 persen dari total sampah itu berjenis plastik. Mayoritas berupa bungkus makanan maupun minuman.
1. Masih didominasi sampah kertas dan daun
Ia menyatakan sampah di TPA Kaliabu itu masih didominasi jenis kertas dan daun. Jumlahnya sekitar 70 persen dari total limbah yang mayoritas berasal dari permukiman warga. "Bungkus (makanan) dari daun masih mudah dicari di sini, maka sampah plastik tidak meningkat terlalu banyak. Berbeda dengan di kota besar," ujar Edy, Jumat (24/9/2021).
Namun demikian, proses pemilahan sampah tetap dilakukan warga di TPA. Mereka mengumpulkan sampah plastik maupun kertas kemudian dikirim ke koperasi selaku pihak penampung. Dari koperasi didistribusikan ke DLH dan dijual ke perusahaan pengolahan sampah di Mojokerto. "Untuk didaur ulang (menjadi bahan dasar industri)" ucap dia.
Baca Juga: Duh! Mangrove Surabaya Dipenuhi Sampah Plastik
2. Desa diberi kewenangan mengelola sampah
Editor’s picks
Potensi ekonomi ini kian dikembangkan di Madiun. Pihak DLH memotivasi kelompok masyarakat yang melakukan reuse, reduce, dan recyle sampah. Upaya ini dengan berkolaborasi dengan pemerintah desa yang telah diiberi kewenangan dalam pengelolaan sampah.
Salah satunya pengadaan sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah sementara dengan menggunakan APBDes. Dari situ, dapat dilakukan proses pemilahan untuk dapat didaur ulang.
3. Overload TPA diprediksi mundur dua tahun
Metode ini bertujuan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Potensi kelebihan kapasitas pun bisa diperlambat. "Prediksi saya, TPA akan overload pada 2025 dan ini mundur dua tahun dari perkiraan sebelumnya, 2023," Edy menjelaskan.
Prediksi itu bukan tanpa alasan. Menurut dia, saat ini sepertiga lahan TPA masih kosong dan dapat menampung sampah dalam jumlah banyak. Adapun luas TPA yang digunakan khusus menampung sampah adalah satu hektare. Ini dari total lahan secara keselurahan termasuk untuk pengelolaannya.
Baca Juga: Dalam Sebulan, Sampah Masker di Surabaya Capai 8 Kuintal!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.