Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibaiat ISIS Lewat Medsos

Aksi menyerang polisi direncanakan sejak 2018

Semarang, IDN Times - Rofik Asharudin, 22, pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan Lebaran Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6) malam, diketahui telah dibaiat sebagai anggota ISIS pada 2018. Rofik aktif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui sarana media sosial.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kapolda Jateng, Irjen Rycko Amelza Dahniel, seusai Salat Idul Fitri di Semarang, Rabu (5/6).

Baca Juga: 7 Fakta Bom Bunuh Diri di Sukoharjo, Pelaku Amatir dan Terpapar ISIS 

1. Rofik merupakan pelaku tunggal peledakan

Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibaiat ISIS Lewat MedsosPolda Jateng

Kapolda juga menegaskan Rofik merupakan pelaku tunggal dalam aksi bom bunuh diri di Pospam Lebaran tersebut. Warga Kampung Kranggan, Wiragunan, Kartsura, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu ini tidak masuk jaringan teroris yang selama ini dipantau Polri.

“Ya, dia pelaku tunggal. Tidak terkait dengan jaringan teroris manapun di Indonesia," kata Rycko.

 

2. Rofik terpapar paham ISIS sejak tahun 2018

Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibaiat ISIS Lewat MedsosIDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Menurut Rycko, Rofik dipastikan sebagai pelaku upaya bom bunuh diri di Kartasura. Kesimpulan itu berdasarkan hasil olah TKP sementara di mana ditemukan kesamaan jenis bahan peledak di lokasi kejadian dengan sisa-sisa bahan peledak di tubuh Rofik serta bahan peledak yang ditemukan di rumahnya saat penggeledahan.

“Dia terpapar ajaran radikalisme pada 2018, kemudian aktif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah menggunakan media sosial. Pelaku dibaiat akhir 2018 lalu lewat medsos,” ujar Rycko.

3. Belajar merakit bom secara otodidak

Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibaiat ISIS Lewat MedsosIDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Kapolda menyampaikan selama ini Rofik belajar merakit bom secara otodidak. Saat ini, polisi masih menyelidiki kemana saja perginya Rofik setiap kali menghilang dari kampungnya. Selama ini, Rofik memang kerap pergi beberapa hari bahkan sampai sepekan lebih dari rumahnya.

“Aksi bom bunuh diri itu sudah direncanakan sejak 2018, targetnya polisi. Kita masih mencari tahu siapa pihak yang memberi perintah itu,” jelas Rycko.

Ryco menambahkan Rofik sempat mengajak kedua orang tuanya, Muhtadi dan Sukinem, untuk bergabung dengan ISIS. Namun, kedua orang tuanya menolak. Kapolda menyebut kedua orang tua pelaku mengetahui aktivitas yang dilakukan anaknya dan sempat memperingatkannya. Namun, Rofik nekat bergabung dengan ISIS.

Baca Juga: Dikenal Tertutup, Ini Profil Terduga Pelaku Peledakan Bom di Kartasura

Topik:

Berita Terkini Lainnya