Sukses Berbisnis, Begini Cerita Pelaku UMKM Binaan Pertamina 

Pertamina terus dampingi UMKM binaannya hingga naik kelas

Jakarta, IDN Times – Di tengah kondisi pandemik Covid-19, pembinaan secara masif terus dilakukan PT Pertamina (Persero) kepada UMKM binaan melalui Program Kemitraan. Sejumlah program terus disusun untuk mendorong agar UMKM naik kelas. Selain itu, Pertamina juga menerapkan pembinaan berbasis roadmap dimulai dari kondisi tradisional, menjadi Go Modern, Go Digital, Go Online, hingga Go Global.

Serangkaian tahapan pembinaan ini diterapkan salah satu pelaku UMKM binaan Pertamina, yakni Abdul Rahmat. Siapa sangka, menggeluti usaha di bidang kuliner pisang goreng membuat dirinya bisa meraup untung sekitar Rp5 juta per harinya.

"Setiap hari kami melayani pesanan kurang lebih 1.000 buah pisang kipas, kadang lebih," ujar Abdul.

Baca Juga: Jelang Nataru, Pertamina Siagakan 70 SPBU di Kalimantan 

1. Abdul Rahmat melihat peluang bisnis

Sukses Berbisnis, Begini Cerita Pelaku UMKM Binaan Pertamina Produk yang dihasilkan UMKM binaan Pertamina/Dok. Pertamina

Sebelumnya, Abdul Rahmat bersama istrinya hanyalah pemasok pisang kepok dari Bengkulu ke Pekanbaru. Ia mengecer ke pedagang gorengan. Namun, ia justru melihat para pelanggannya tampak semakin maju dan sukses, punya rumah, mobil usahanya bertambah dan sebagainya. Melihat itu, pria yang hanya lulusan SMA tersebut mulai memutar otaknya untuk berpikir bagaimana caranya agar ikut ketularan berhasil.

"Pertama saya belajar mengiris pisang dulu, agar bisa tipis dan berbentuk kipas. Selanjutnya belajar meracik bumbu tepung pisang kipas agar gurih, renyah, dan nikmat seperti sekarang. Itu butuh uji coba berbulan-bulan. Hingga memunculkan rasa yang khas seperti tekstur yang dimiliki Pisang Kipas 50 Gold kini," ujar Abdul Rahmat.

2. Usaha Abdul Rahmat berkembang sejak menjadi mitra binaan Pertamina

Sukses Berbisnis, Begini Cerita Pelaku UMKM Binaan Pertamina UMKM binaan Pertamina/Dok. Pertamina

Untuk produk Pisang Kipas 50 Gold, kini Abdul Rahmat menyediakan dua varian, yakni matang dan setengah matang. Varian yang setengah diciptakan khusus untuk oleh-oleh, dan bisa bertahan dua hari disimpan dalam freezer sebelum digoreng matang. Sementara untuk harga bertingkat tergantung ukuran mulai dari kecil di ecer Rp2.000 per buah, hingga paling besar Rp5.000 per buah.

Menjadi mitra binaan Pertamina, usaha yang berbasis di Jalan Sultan Syarif Qasim No 30 b, Kota Pekanbaru, Riau ini semakin ramai dan sukses. "Kami sangat berterima kasih kepada Pertamina, karena banyak sekali membantu, hingga bisnis ini maju dan terkenal. Begitu juga permintaan datang dari luar kota, karena orang-orang di Pertamina selalu memperkenalkan produk Pisang Kipas 50 Gold kepada para tamu," tuturnya.

Baca Juga: Gerakkan Perekonomian, Ini Strategi Pertamina Penuhi Energi Berkelanjutan

3. Pertamina terus mendukung UMKM

Sukses Berbisnis, Begini Cerita Pelaku UMKM Binaan Pertamina Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Ada salah satu sebab di balik ramainya pesanan pisang kipas miliknya, yakni kecepatan teknik dalam melayani pelanggan. Terutama semenjak Rahmat mengganti bahan bakar menggoreng pisang semula dari LPG melon 3 kg menjadi Bright Gas ukuran 5,5 kg atau 12 kg.

“Kalau pakai tabung 3 kg, mana cukup memanaskan minyak goreng dalam kuali ukuran 28 liter. Maka pakai si 'pinky' pas, cukup untuk menggoreng ribuan pisang satu hari," urai Rahmat.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina mengapresiasi perjalanan usaha yang dijalani Abdul Rahmat. Menurutnya, Pertamina akan terus mendukung UMKM serupa hingga dapat berkembang dan naik kelas.

“Dengan UMKM naik kelas, maka peluang pasar makin terbuka lebar. Sehingga dapat menyediakan banyak lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutup Fajriyah. CSC

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya