Start-up Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30 

Pertamina berhasil mengasah potensi entrepreneurship Chickin

Jakarta, IDN Times - Pertamina berhasil menghantarkan jawara StartUp Pertamuda Seed & Scale yang diselenggarakan tahun lalu, yaitu Chickin Indonesia, masuk dalam daftar entrepreneur 30 & under 30 kategori Tech Enterprise versi Majalah Forbes. Chickin merupakan start-up yang mengembangkan aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

Chickin Indonesia dinilai Forbes sebagai start-up teknologi unggas pertama di Asia Tenggara, dan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi ratusan peternak unggas. Chickin diketahui bermitra di beberapa perusahaan di Jawa Tengah, seperti Japfa, Charun Pokphand, CJ group, dan 14 rumah potong hewan lainnya.

Adalah Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra alumnus Universitas Brawijaya sebagai Founder Chickin Indonesia. Kedua anak muda ini berhasil mengungguli 50 tim dari 23 universitas dengan mengusung ide bisnis aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

“Keunggulan aplikasi yang kami ciptakan adalah membantu peternak unggas agar dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 25 persen. Aplikasi yang kami gagas ini juga memungkinkan peternak menjual ayam dengan harga lebih tinggi,” ungkap Ashab.

 

1. Chickin pantang menyerah meski banyak yang meragukan ide mereka

Start-up Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30 Ashab Alkahfie dan Tubagus Syailendra saat berada di salah satu kandang ayam mitra dari Chickin. (Dok/Humas UB)

Selain itu, Chickin juga menghadirkan teknologi manajemen kandang, Chickin Smart Farm. Peternak diberi kemudahan dalam memonitor kebutuhan pakan, pertumbuhan ayam, mengatur suhu dan kelembaban kandang, serta mencatat seluruh kegiatan administrasi perkandangan secara digital. 

Meski banyak yang meragukan ide mereka, Chickin pantang menyerah. Mereka menganut prinsip growth hacker, menerobos sana-sini untuk mendapatkan investor. Upaya yang dilakukan Chickin tak sia-sia ketika mereka mendapatkan suntikan modal US$2,5 juta dari investor. 

"Ini sama artinya start-up kami bisa tumbuh hingga 2.000 persen dalam setahun," ujar Ashab sembari menyebutkan modal awal membangun start-up tersebut sekitar Rp7 juta.

Baca Juga: Konsumsi Pertalite Melonjak, Pertamina Janji Stok di Jogja Aman  

2. Alasan Chickin membuat teknologi manajemen kandang

Start-up Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30 Peternakan ayam. (Dok. Pertamina)

Bukan tanpa alasan Chickin membuat aplikasi tersebut. Menurut Ashab, saat ini ayam potong menjadi salah satu komoditas yang tak pernah absen di pasaran. Peluang dari bisnis ini cukup besar bahkan produk panennya pun sering kali membanjiri pasar.  

Ashab menuturkan, ketidakseimbangan antara supply-demand selama ini diakibatkan dari panjangnya rantai pasok dari peternak hingga ke end user. Karena itu, Chickin membuat teknologi manajemen kandang untuk menjawab kebutuhan yang ada di sektor peternakan ayam. "Kami berupaya untuk meningkatkan produktivitas peternak ayam dan mendorong kebutuhan konsumsi ayam pedaging masyarakat. Jadi kami juga membantu peternak menjual hasil panennya," ujarnya. 

3. Keberhasilan Chickin tak terlepas dari bantuan Pertamina

Start-up Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30 Fajriyah Usman selaku Vice President Corporate Communication of Pertamina yang hadir secara virtual dalam Lombok Writers Festival 2022 yang diselenggarakan oleh IDN Times (youtube.com/IDN Times)

Ashab bersyukur atas prestasi yang diraih Chickin. Menurutnya, keberhasilan Chickin tak terlepas dari bantuan Pertamina yang pada tahun lalu melalui Pertamuda Seed & Scale. "Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami, termasuk Pertamina. Dukungan Pertamina sangat impactful. Dari situ kami bisa berkembang lagi dan mendapat investor. Dan itu sangat membantu Chickin dalam perjalanannya," jelasnya.

Menurut Fajriyah Usman Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda dapat menjadi generasi digital economy yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi berdasarkan ilmu yang didapat dari jenjang pendidikan.

“Pertamina, dalam upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya di poin 4, yakni Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia serta poin 8, mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dari aspek kewirausahaan, menggerakkan generasi muda Indonesia untuk mendorong tumbuhnya start-up dari berbagai kampus, yang selanjutnya dapat meningkat menjadi unicorn. Sebagaimana yang digaungkan oleh Kementerian BUMN yang mendorong seluruh BUMN turut andil melahirkan unicorn-unicorn muda Indonesia,” pungkas Fajriyah. (WEB)

Baca Juga: Ribut-ribut Pertalite Langka, Pertamina: Stok Aman

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya