Sinabung Erupsi Lagi pada Lebaran Kedua, Kubah Lava Kian Membesar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karo, IDN Times – Aktivitas Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo kian intensif. Sinabung terus mengalami erupsi dalam beberapa waktu terakhir.
Sinabung kembali menunjukkan aktivitasnya pada hari lebaran kedua, Jumat (14/5/2021). Gunung berketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu, meluncurkan awan panas guguran sejauh 4.000 meter.
1. Awan panas guguran mengarah ke Timur dan Tenggara
Petugas Pos Pemantau Gunung Api Sinabung Armen Putra menjelaskan, awan panas guguran itu terjadi mulai pukul 05.43 WIB pagi. Sinabung juga melontarkan abu vulkanik. Namun ketinggiannya tidak teramati.
"Untuk hari ini memang terjadi satu kali awan panas guguran yang teramati sejauh 4.000 meter ke arah timur dan tenggara," kata Armen.
Baca Juga: Lebaran Pertama, Gunung Sinabung 2 Kali Erupsi Setinggi 1.000 meter
2. Sinabung terus meluncurkan awan panas guguran sejak kemarin
Dalam dua hari terakhir, awan panas guguran terus terjadi dari puncak Sinabung. Bahkan, pada hari sebelumnya, awan panas guguran terjadi belasan kali.
"Awan panas ini yang banyak terjadi kemarin sebanyak 13 kali yang secara beruntun. Mengakibatkan terjadinya awan panas sejauh 4.500 meter ke arah timur dan tenggara," ungkapnya.
Awan panas ini, kata Armen, mengakibatkan hujan abu vulkanis di sekitar wilayah Gunung Sinabung. Awan panas guguran juga menyebabkan terjadinya uap air di sekitar Sungai Lau Borus yang mengalir di bawah kaki gunung api tersebut.
"Kalau uap air ini pertemuan awan panas dengan sungai dan ini tidak berbahaya bagi masyarakat," ucap Armen.
3. Kubah lava di puncak Sinabung kian membesar
Meningkatnya aktivitas Sinabung, lanjut Armen, dipengaruhi oleh pertumbuhan kubah lava di Puncak Sinabung. "Kalau kami melihat kegempaan Gunung Sinabung hingga hari ini masih fluktuatif dalam kategori cukup tinggi. Kemungkinan juga akan diiringi dengan pertumbuhan kuba lava," jelasnya.
Terbentuknya kuba lava yang semakin membesar itu juga akan berpotensi terjadinya guguran lava di sekitaran Gunung Sinabung. Hal tersebut kemudian berdampak terjadinya awan panas guguran dan juga abu vulkanik.
Sejak Mei 2019, Sinabung berstatus siaga atau level 3. Petugas terus mengimbau masyarakat untuk tetap wapada. Warga juga tidak diizinkan melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 kilometer dari puncak Sinabung.
"Radius sektoral 5 kilometer untuk sektor selatan, timur, dan 4 kilometer untuk sektor timur, serta utara," sebut Armen.
Apabila terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker ketika keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. "Lalu, mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanis yang lebat agar tidak roboh," pungkas Armen.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. Aktifitas vulkanis Sinabung terus terjadi sejak 2010 lalu.
Baca Juga: Erupsi Sinabung Sejak Selasa Malam, Kolom Abu Mencapai 1,5 Km