Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh Ahok

"Mau tidak mau harus jalan. Pasti ribut. Enggak ada pilihan", kata Gubernur DKI Jakarta ini.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa kisruh penggusuran Kampung Pulo oleh Gubernur DKI, Ahok, mengundang pro dan kontra yang cukup membelah opini masyarakat. Tapi demi menuju Jakarta yang bebas banjir dan bantaran kali Ciliwung bebas perumahan kumuh, Ahok seperti tidak bergeming meski dikitrik profil-profil berpengaruh seperti Romo Sandyawan, Pastor Jesuit yang menggeluti bidang kesejahteraan sosial dengan sering melakukan pendampingan pada penduduk Kampung Pulo. Bahkan Tommy Suharto pun ikut-ikutan bercuit menyindir tindakan Ahok yang dianggap tidak punya hati.

Sementara protes masih berlangsung, buldozer telah meratakan daerah tersebut. Inilah penampakan Kampung Pulo, daerah yang digadang-gadang menjadi penyebab banjir itu sebelum disterilkan.

Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh AhokSumber Gambar: bintang.com

Perumahan-perumahan kumuh yang memenuhi bantaran kali Ciliwung itu dituduh menjadi penyebab meluapnya sungai dan membanjiri daerah sekitarnya. Belum lagi ketika sampah menumpuk menimbulkan berbagai penyakit bagi penghuninya. Konon selama musim banjir, air bisa mencapai atap bangunan-bangunan non permanen ini. Hal ini membuat Ahok gemas karena Jakarta tidak akan kunjung sembuh dari banjir jika Kampung Pulo tidak segera dibersihkan. Kini bantaran kali tersebut telah bersih dari bangunan.

Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh AhokSumber Gambar: tribunnews.com

Namun rupanya perjuangan Ahok tidak berhenti sampai di Kampung Pulo saja. Beliau terus membuat blacklist baru yang menjadi target penggusuran berikutnya sehingga sudah santer beredar bahwa daerah Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur menduduki ranking kedua dalam daftar hitam Ahok tersebut. Seperti apa sih penampakan perkampungan Bidara Cina sehingga dituduh menjadi penghalang Jakarta bebas banjir itu?

Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh AhokSumber Gambar: tribunnews.com

Sementara sekarang, kali Ciliwung yang melintasi Bidara Cina sudah mulai menjadi perhatian oleh tim Ahok dan hal tersebut meresahkan warga setempat karena mereka tidak merasa diajak berdialog oleh pemerintah. Ketika mesin-mesin pengeruk telah memasuki sungai dan menggali serta ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2016, warga Bidara Cina mulai bergerak untuk mempertahankan lahan mereka sampai dengan tuntutan mereka dipenuhi.

Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh AhokSumber Gambar: merdeka.com

Apakah dengan digusurnya Kampung Pulo dan membersihkan Bicara Cina akan menyelesaikan masalah? Ternyata tidak. Belum juga warga Bidara Cina tuntas merangkum tuntutan mereka, Ahok telah mensosialisasikan bahwa Bukit Duri akan menjadi incaran berikutnya. Tak ayal, banyak orang pun memutar otak dengan bertanya berapa banyak daerah lagi yang akan digerus rata oleh Ahok.

Biar Disindir dan Diprotes, Daftar Hitam Daerah Penggusuran Terus Ditambah Oleh AhokSumber Gambar: detik.com

Pihak Ahok dan penghuni kampung-kampung yang direlokasi ini sepertinya memang tidak sepakat dengan model kompensasi yang diminta dan ditawarkan. Untuk menghindari penyalahgunaan, Ahok menginginkan mereka pindah ke rusun yang telah disiapkan. Namun, para penghuni kampung lebih memilih ganti rugi dalam bentuk uang yang tidak disetujui Ahok. Hal ini menimbulkan kericuhan parah dan membelah sentimen warga Jakarta yang tidak sedikit juga mengutuk keputusan Ahok.

Sebagai warga Jakarta yang telah lama menjadi target banjir, penggusuran dan ketegasan Ahok juga ini mengundang decak kekaguman meski banyak yang menuduh beliau tidak memiliki belas kasihan.

Di cuitan itu, akun @temanAhok meluncurkan sebuah klip pendek informatif mengenai prestasi Ahok sebegai dukungan kepada mantan bupati Belitung Timur tersebut. Video ini mendapatkan banyak respon positi dari netizen.

Sementara di cuitan lainnya, pemilih akun Twitter @beda_stefanus merespon komentar Fadli Zon yang memang terkenal selalu di sisi seberang dari kebijakan yang dibuat Ahok dan Jokowi dengan menunjukkan betapa kontras kelayakan tempat tinggal yang kini dimiliki warga Kampung Pulo di rusun Jatinegara.

Namun, tidak hanya Fadli Zon yang berkomentar miring terhadap keputusan berani Ahok tentang penggusuran-penggusuran tersebut. Romo Sandyawan, seorang rohaniwan yang dekat dengan warga Kampung Pulo untuk advokasi kemiskinan sangat menyayangkan sikap Satpol PP dan Ahok atas kejadian ini. 

"Ini problem harga diri, rasa dimanusiakan. Bahasanya memang ganti rugi, tapi bukan. Pemerintah hanya melihat begitu saja. Seperti halnya begini ini. Seakan-akan yang diganti itu fisik kan. Bangunan sama tanah. De factonya yang hilang. Soal akses. Akses ekonomi yang dibangun sudah puluhan tahun. Akses kesehatan. Kemudahan komunikasi, akses sosial, akses budaya. Hilang. Mau pindah sekolah anaknya. Bayar lagi. Transport lebih jauh. Lebih asing. Terasa asing dengan lokasi baru. Itu biaya. Kemudian, kalau yang dulu bisa pakai kayu, sekarang harus pakai gas. Harga gas tinggi banget.", komentar pria yang lulusan sekolah seminari di Yogyakarta ini.

Senada dengan kelompok penentang keputusan relokasi, bahkan Tommy Suharto menyindir keputusan Gubernur DKI itu yang dianggap hanya ingin menggembar-gemborkan rusun cantik di Jatinegara yang ditawarkan Ahok pada warga Kampung Pulo.

Bagaimana dengan kamu? Apakah benar keputusan Ahok merelokasi ini benar tidak manusiawi? Apakah ada jalan lain supaya Jakarta tidak lagi banjir?

Topik:

Berita Terkini Lainnya