Dukung Presidensi G20 RI, PBNU Akan Gelar Pertemuan Religion 20
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana untuk menggelar konferensi internasional Religion 20 (R20) pada November 2022.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mengatakan konferensi itu digelar sebagai bentuk dukungan PBNU terhadap Presidensi G20 Indonesia 2022.
“Untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia 2022, PBNU berencana menggelar Religion 20 atau R20 menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November 2022,” katanya ketika memberi sambutan pada Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta, Jumat (20/5/2022) malam.
Baca Juga: Jokowi Sebut G20 Jadi Titik Cerah Pemulihan Ekonomi
1. Pertemuan para pemuka dan pemimpin agama
Yahya Staquf menjelaskan, R20 ialah pertemuan para pemuka dan pemimpin agama di dunia, terutama negara-negara anggota G20.
“Agenda R20 sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai kemelut yang melanda dunia. NU bisa berperan secara bermakna untuk mengatasi masalah kemanusiaan dan peradaban global,” kata Yahya, dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Sabtu (21/5/2022).
2. PBNU gandeng organisasi Center for Shared Civilizational Values
Editor’s picks
Dalam penyelenggaraan R20 nanti, PBNU menggandeng organisasi Center for Shared Civilizational Values (CSCV) yang didirikan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Nota kesepahaman PBNU dan CSCV pun telah ditandatangani kedua pihak.
“Melalui pertemuan R20 itu kita mencoba membangun fikih keberadaban bersama,” ujar Yahya.
Di sela-sela Konferensi Besar Nahdlatul Ulama tersebut, ditandatangani pula nota kesepahaman antara PBNU dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait percepatan transformasi digital di Indonesia.
Baca Juga: Keluarga Nahdlatul Ulama Ingatkan Peran Keluarga Penting Atasi Klitih
3. NU bisa memanfaatkan teknologi digital untuk kegiatan agama
Pada kesempatan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, nota kesepahaman itu akan membantu akselerasi transformasi digital karena melibatkan berbagai elemen bangsa, termasuk NU.
Johnny juga mengatakan, NU tentu bisa memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan berbagai kegiatan, termasuk syiar nilai-nilai agama.
“Adanya kerja sama menjadi tonggak sinergi untuk bersama mendorong ekosistem digital yang lebih produktif, bermanfaat, dan bertanggung jawab,” ujar Johnny.