Hubungan RI-AS di Era Biden, Dino Patti Djalal: Jangan Percaya Diri

Namun, ada kemungkinan hubungan jadi lebih baik

Jakarta, IDN Times – Joe Biden dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1/2021). Pelantikan itu memunculkan pertanyaan baru tentang bagaimana hubungan Indonesia dengan AS di era pemerintahan Biden selama empat tahun ke depan.

Menanggapi hal tersebut, mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, meminta Indonesia tidak boleh terlalu percaya diri bahwa akan berjalan lebih baik dibandingkan era pemerintahan Donald Trump.

“Kita jangan geer dulu, merasa, wah kita pasti dirangkul dan disanjung-sanjung Biden. Gak juga,” ungkap Dino dalam siaran langsung di Instagram bersama IDN Times, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Beda dari Trump, Biden Janjikan Kebebasan Pers untuk Amerika Serikat

1. Ada peluang hubungan Indonesia dan AS membaik

Hubungan RI-AS di Era Biden, Dino Patti Djalal: Jangan Percaya DiriEks Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal (Instagram.com/dinopattidjalal)

Meski begitu, Dino mengatakan tidak menutup kemungkinan hubungan Indonesia dan AS akan menjadi lebih baik. Sebab, fondasi hubungan Indonesia dengan Biden telah berlangsung sejak pemerintahan Barack Obama.

“Tapi kalau sekarang kalau saya lihat pintunya terbuka lebar, apalagi strategic partnership Indonesia-AS sekarang itu kan dilahirkan dalam waktu Obama, dan Joe Biden adalah wapresnya,” jelas Dino.

“Tapi saya masih butuh mendengar apa kebijakan Biden terhadap Asia, dan terhadap Asia Tenggara, dan terhadap ASEAN,” tambah pria yang menjabat sebagai Duta Besar RI untuk AS saat pemerintahan Obama tersebut.

Lebih lanjut, ia memperingatkan adanya celah yang saat ini dimiliki Indonesia dengan AS karena tidak adanya duta besar (dubes) RI di AS. Menurut Dino, hal tersebut harus segera diperbaiki.

“Masalahnya gak ada Dubes sekarang. Gak ada Dubes pada saat Biden baru mulai dan pada saat semua negara sedang berlomba-lomba untuk mencari perhatian administrasi Amerika yang baru di bawah presiden Biden. Jadi seharusnya Dubes harus segera dikirim,” paparnya.

Sebelumnya, duta besar RI untuk AS adalah Muhammad Lutfi. Namun, pada 23 Desember 2020, Lutfi diangkat Presiden Joko "Jokowi" sebagai Menteri Perdagangan.

2. Hubungan Indonesia dan AS di era Trump kurang nyaman

Hubungan RI-AS di Era Biden, Dino Patti Djalal: Jangan Percaya Diri(Presiden Amerika Serikat Donal Trump berbincang dengan Presiden Jokowi) Dokumentasi Setpres

Mengenai hubungan Indonesia dengan AS di era Pemerintahan Trump, Dino mengatakan seperti kehilangan nyawa.

“Pertama, empat tahun terakhir dengan Trump hubungan kita agak kehilangan soul. Jadi ini lebih karena Amerikanya. Kita, menurut saya kurang nyaman dengan Trump, dengan tingkahnya yang seperti itu, dan Trump juga kurang perhatian pada Asia Tenggara, dan kurang juga perhatian pada Indonesia,” katanya.

Ia menyebut kurangnya perhatian Trump pada Indonesia dan negara lain di kawasan, bisa terlihat dari tidak adanya perwakilan AS untuk wilayah Asia Tenggara.

“Sebagai contoh, sampai sekarang tidak ada dubes Amerika untuk ASEAN. Bisa kebayang gak? Jadi dia gak bisa bilang ASEAN itu penting bagi Amerika. Mana? Dubesnya aja udah kosong bertahun-tahun,” ungkapnya.

“Dan juga kan Trump dipandang tidak friendly terhadap muslim. Salah satu kebijakan pertamanya adalah melakukan banning terhadap negara muslim, warganya gak boleh masuk ke Amerika. Setelah itu, dia memindahkan embassy Amerika ke Jerusalem,” jelasnya.

Baca Juga: Dino Patti Djalal: Amerika Serikat Kembali Normal Dipimpin Joe Biden

3. AS diprediksi kembali normal di era Biden

Hubungan RI-AS di Era Biden, Dino Patti Djalal: Jangan Percaya Diriinstagram.com/joebiden

Selain membahas kemungkinan hubungan Indonesia dan AS, Dino menilai AS akan menjadi lebih baik di era kepemimpinan Biden. Dino mengatakan AS akan kembali normal dari keadaan yang sebelumnya kacau saat dipimpin Trump.

“Kalau saya melihat sih, Amerika akan kembali normal lagi. Prestige-nya di Amerika, first kalau di White House itu leader yang berintegritas. Integrity-nya tinggi dan excellent. Jadi dari segi mereka pelana kebijakan yang benar-benar kompeten. Ini impresi saya selama ini,” terangnya.

Menurutnya, kesan tersebut tak terlihat selama era pemerintahan Trump. Dino menilai, selain karena kepemimpinan Trump yang buruk, tim dalam pemerintahannya pun tidak bagus.

“Banyaknya lingkaran Trump yang masuk penjara dan tata kramanya jelek, etikanya jelek, bahasanya jelek, suka ngeledek orang, suka merendahkan orang, dan selalu menyerang orang. Sangat egosentris, sangat narsis dan lain sebagainya. Tidak seperti White House yang saya tahu sebelumnya," kata Dino.

Sedangkan, hal berbeda tampak dari Biden. Ia mengatakan Biden bukan orang baru dalam perpolitikan, yakni dengan pengalaman 36 tahun di Senat dan delapan tahun sebagai wakil presiden AS.

"Dia benar-benar orang yang kalau menurut saya, pertama dari segi kemampuan tinggi sebagai politisi, juga integritasnya bagus dan intelektualitasnya juga bagus,” ucapnya.

Baca Juga: Jadi Presiden Amerika, Ini 4 Jurus Joe Biden Memperbaiki Perekonomian

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya