RI Bersaing dengan India dan Korsel untuk Jadi Hub Vaksin WHO

WHO akan segera melakukan uji kelayakan terhadap Indonesia

Jakarta, IDN Times – Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Penny D Herasati, mengatakan Indonesia sedang bersaing dengan India dan Korea Selatan untuk menjadi pusat (hub) pelatihan dan transfer teknologi vaksin mRNA. Hal ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan rencana membentuk hub-hub di beberapa kawasan.

“Jadi WHO beberapa waktu yang lalu telah merencanakan untuk membentuk hub-hub di beberapa kawasan,” ujar Penny dalam acara media gathering Direktorat Jenderal (Ditjen) Multilateral Kemlu, Selasa (12/10/2021).

“Nah, saat ini posisi kita bersaing dengan India dan Korea Selatan,” katanya.

Baca Juga: Menlu Retno Bahas Pentingnya Kesetaraan Akses Vaksin COVID-19

1. Afrika Selatan telah menjadi hub

RI Bersaing dengan India dan Korsel untuk Jadi Hub Vaksin WHOPresiden Afrika Selatan dan Ketua Uni Afrika, Cyril Ramaphosa, sedang berbicara dalam rapat virtual dengan pemimpin negara-negara anggota Uni Afrika pada 20 Juli 2020. (Facebook.com/Cyril Ramaphosa)

Dalam pemaparannya, Penny mengatakan Benua Afrika telah didahulukan WHO untuk dijadikan hub vaksin. Alasannya karena hanya ada sedikit produsen vaksin di kawasan itu.

“Kalau bisa kita sebutkan hanya satu atau dua barangkali, ya. Nah karena itu cepat-cepat segera ditunjuk Afrika Selatan sebagai hub,” katanya.

“Untuk region yang lain sedang dalam proses,” tambah Penny.

Penny pun menjelaskan apa yang dimaksud WHO menjadikan suatu negara sebagai hub vaksin, yakni hanya sebagai hub atau pusat pelatihan dan transfer teknologi vaksin mRNA.

Ia mengatakan platform MRNA dipilih karena paling cepat untuk menghasilkan vaksin. Teknologi tersebut menurutnya kini sedang dikejar semua negara.

“Jadi belum untuk produksinya. Jadi masih pelatihan dan transfer teknologi vaksin mRNA,” katanya.

2. Proses uji kelayakan Indonesia akan dilakukan dalam waktu dekat

RI Bersaing dengan India dan Korsel untuk Jadi Hub Vaksin WHOPetugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Penny mengatakan bahwa proses due diligence atau uji kelayakan oleh WHO terhadap Indonesia akan dilakukan dalam waktu dekat. Ia menyebut proses ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan Indonesia apakah bisa menjadi pusat pelatihan dan transfer teknologi.

Selain akan dilakukan due diligence, ada juga syarat-syarat teknis tertentu yang harus dipenuhi. Ia menyatakan keputusan untuk hub vaksin mRNA kawasan Asia akan diumumkan pada awal tahun 2022.

“Mengenai pertanyaan selanjutnya, produksinya kapan, berapa jumlahnya, itu adalah step selanjutnya. Masih belum, kita belum sampai ke situ. Yang direncanakan oleh WHO untuk sementara ini baru hak untuk pusat pelatihan dan transfer teknologi,” jelasnya.

Baca Juga: Vaksin Impor Terdaftar di WHO, Erick: Vaksin Kita Bukan Kaleng-Kaleng

3. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam proses due diligence

RI Bersaing dengan India dan Korsel untuk Jadi Hub Vaksin WHOMenlu Retno Marsudi (Dokumentasi Kemenlu)

Penny menjelaskan ada sejumlah hal yang akan dinilai dalam proses due diligence. Pertama yaitu menilai apakah industri farmasi Indonesia mampu untuk menjalankan fungsinya.

“Itu yang pertama. Yang kedua tentu ada pendekatan-pendekatan yang harus kita lakukan antara lain kita harus sampaikan bahwa kalau saingan kita India dan Korea Selatan, mereka itu sudah cukup maju di bidang ini dan seterusnya. Tentu perhatian dari WHO dan masyarakat internasional lainnya harus diberikan kepada negara-negara yang perlu peningkatan kapasitas untuk peningkatan isu tersebut,” jelasnya.

“Jadi ada lah negosiasi-negosiasi seperti hal-hal yang saya sampaikan tadi,” tambah Penny.

Selain itu, Penny menyebut hal lain yang juga akan dinilai adalah pencapaian-pencapaian Indonesia selama ini. Termasuk, partisipasi Menlu Retno Marsudi sebagai Co-Chair COVAX-AMC EG.

“Itu menjadi satu hitungan juga. Jadi bagaimana Indonesia senantiasa aktif memperjuangkan kepentingan negara berkembang dalam hal ini. Itu akan menjadi poin untuk Indonesia,” katanya.

Ia menambahkan penanganan COVID-19 di Indonesia juga akan dinilai oleh WHO. Seperti kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah secara keseluruhan dalam penanganan pandemik.

“Itu juga akan menjadi rujukan bagaimana kira-kira Indonesia sekiranya menjadi hub. Akan seperti apa nih policy-nya? Apakah akan baik? Menguntungkan bagi negara-negara partisipan? Dan seterusnya,” jelas Penny.

“Jadi intinya banyak poin, banyak nilai, banyak kebijakan yang akan dinilai untuk berkontribusi kepada keberhasilan Indonesia ditunjuk menjadi hub dari WHO," ucapnya.

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya