Mengenang Fahmi Idris, Aktivis 66 yang Waktu Kecil Dikenal Suka Ribut

Fahmi Idris meninggal dunia hari ini, Minggu (22/5/2022)

Jakarta, IDN Times - Eks menteri perindustrian Fahmi Idris meninggal dunia, Minggu (22/5/2022). Fahmi Idris tutup usia pada pukul 10.00 WIB.

Kabar duka meninggal-nya Fahmi Idris disampaikan langsung oleh sang putri, Fahira Idris melalui akun Twitter-nya. Sedianya Fahmi Idris akan disemayamkan di rumah duka, di Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang Bapak. Prof. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo. Saat ini, masih di ICU RS. Wafat jam 10.00 WIB, beliau akan disemayamkan di rumah duka, Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan."

"Mohon dimaafkan ayah Fahmi Idris jika selama hidup memiliki salah dan khilaf. (Beliau) Akan dikuburkan di Tanah Kusir," kata Fahira Idris melalui akun Twitternya, dikutip IDN Times.

Lantas, seperti apa sepak terjang Fahmi Idris semasa hidup? Berikut uraian lengkapnya seperti dihimpun redaksi.

1. Fahmi Idris pengusaha dan politikus ulung Indonesia

Mengenang Fahmi Idris, Aktivis 66 yang Waktu Kecil Dikenal Suka Ribut

Fahmi Idris lahir pada 20 September 1943. Dia merupakan pengusaha dan politikus ulung asal Indonesia. Semasa hidup, dia pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Reformasi Pembangunan, serta Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Fahmi juga pernah terpilih jadi anggota DPR-GR mewakili kalangan mahasiswa, serta ketua Fraksi Golkar di MPR-RI. Mulai Februari 2017 Fahmi Idris menjadi Dewan Penasehat Ormas dan LBH Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara), di mana yang menjadi Ketua Umumnya adalah Fahira Fahmi Idris.

Baca Juga: [BREAKING] Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris Meninggal Dunia

2. Latar belakang berasal dari keluarga pedagang

Mengenang Fahmi Idris, Aktivis 66 yang Waktu Kecil Dikenal Suka RibutMantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris (kanan). ( ANTARA/Prasetyo Utomo)

Fahmi Idris merupakan putra dari pasangan perantau Minangkabau. Ayahnya Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak-anaknya untuk taat beragama dan disiplin.

Fahmi Idris ketika masa kecil, menghabiskan waktunya di Kenari, Jakarta Pusat. Sewaktu kecil, dia terkenal bengal dan suka berkelahi.

Fahmi Idris tercatat lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1969. Di kampus tersebut, Fahmi merupakan aktivis ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).

Pada 2008, ia mengambil kuliah S-2 Hukum Bisnis dan berhasil meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Padjadjaran pada 2010. Pada 2012, ia meraih gelar Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dari Universitas Negeri Jakarta.

Dan pada 2021, ia meraih gelar Doktor Filsafat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Pada 2022, ia diberikan gelar profesor kehormatan oleh Universitas Negeri Padang.

Baca Juga: [BREAKING] Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris Meninggal Dunia

3. Moncer karier bisnis dan politik

Mengenang Fahmi Idris, Aktivis 66 yang Waktu Kecil Dikenal Suka RibutInstagram.com/@fahiraidris

Fahmi memulai kariernya sebagai pengusaha pada tahun 1967. Dua tahun kemudian bersama para eksponen 1966, ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada tahun 1979, ia duduk sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglemerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo.

Pada era 1980-an, perusahaan tersebut merupakan konglomerasi yang cukup besar. Kodel mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel. Pada tahun 1988, Kodel membangun Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Bisnis propertinya tidak hanya di Jakarta, namun juga merambah Beverly Hills, California. Di sana Fahmi membangun sebuah hotel, Regent Beverly Whilshire.

Untuk urusan politik, Fahmi dikenal merupakan politisi Partai Golkar. Dia bergabung dengan partai itu pada tahun 1984. Ia juga merupakan orang yang ikut berkampanye bersama Ali Moertopo dan Abdul Latief di Sumatra Barat.

Pada tahun 1998-2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta. Ia kemudian dilantik sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam tahun yang sama. Pada tahun 2004, ia sempat dipecat dari keanggotaan Golkar, karena menentang hasil Rapat Pimpinan Partai yang mendukung Megawati-Hasyim Muzadi sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Ketika itu, Fahmi malah mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Namanya direhabilitasi, dan Jusuf Kalla menariknya kembali masuk partai. Selain duduk di berbagai macam jabatan profesi dan bisnis, kini ia juga menjabat sebagai Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.

Fahmi Idris meninggalkan seorang istri dan dua orang putri.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya