[WANSUS] Mengurai Udara Keruh Jakarta, Sudah Sekronis Apa?

Paru-paru rusak sampai ke pertumbuhan otak terganggu

Jakarta, IDN Times - Masalah polusi udara hingga kini masih terus menghantui kesehatan warga Ibu Kota Jakarta. Bagaimana tidak, Jakarta belakangan kerap masuk jadi wilayah dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Saking keruhnya, bahkan banyak waktu yang dikira sehat justru sebaliknya, dan tidak direkomendasikan bagi warga Jakarta untuk berolahraga. Dan ternyata penyebab buruknya tingkat kualitas udara di ibu kota datang dari beberapa faktor, bukan cuma dari kendaraan bermotor.

Baru-baru ini, IDN Times berkesempatan mewawancarai Chief Executive Officer (CEO) Nafas, Nathan Roestandy. Dia mengungkap bahwa buruknya kualitas udara di Jakarta juga banyak disumbang oleh wilayah-wilayah yang berasal dari luar Jakarta.

Dia juga menyebut, hal yang mencengangkan adalah kualitas udara ibu kota 8 kali di ambang batas wajar WHO. Ini tentu berpotensi buruk bagi kesehatan masyarakat.

Seperti apa sederet hal yang diungkap oleh penggawa platform kualitas udara asli Indonesia ini. Berikut petikan wawancaranya:

Olahraga di alam terbuka di Jakarta belakangan ini, sehat atau sebaliknya?

Secara general, kualitas udara di ibu kota tidak baik, dengan rata-rata PM2.5 39 di tahun 2021, yaitu hampir delapan kali di atas ambang batas WHO. Tapi ada hari-hari dan jam tertentu di mana kualitas udara cukup baik, dan itulah saatnya kita bisa berolahraga di alam terbuka.

Kenapa berolahraga saat polusi udara tinggi berbahaya?

Karena pada saat kita berolahraga, kita menghirup volume udara yang jauh lebih besar, sekitar dua sampai empat kali lebih besar, sehingga efeknya lebih parah.

Ini bukan berarti kita tidak boleh berolahraga, melainkan kita harus rajin memantau kualitas udara sebelum kita beraktivitas di luar atau berolahraga di lingkungan tertutup, seperti gym yang mempunyai sistem filtrasi udara.

Artinya ada waktu-waktu tertentu tingkat polutan di Jakarta sangat tinggi?

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya polusi udara di Jakarta, salah satunya adalah iklim, seperti angin dan hujan yang mempengaruhi tingkat polusi 'transboundary' atau polusi udara yang berasal dari daerah-daerah di luar Jakarta.

Ada juga faktor tekanan atmosfer dan juga sumber 'hyperlocal' seperti pembakaran sampah.

Saat ini masuk musim hujan, artinya udara ibu kota jauh lebih aman untuk dihirup?

Betul, ini dikarenakan hujan sering ditemani angin yang meniup polusi udara keluar dari Jakarta.

Sebenarnya, separah apa kualitas udara di Jakarta? Dan apa yang sebenarnya salah dari Jakarta? Kini Jakarta kerap muncul jadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia

Memang betul, kualitas udara di ibu kota itu buruk, dengan rata-rata tahunan yang bisa mencapai delapan sampai sepuluh di atas ambang batas WHO. Tapi harus dimengerti, bahwa ini bukan masalah yang identik dengan kota Jakarta saja, melainkan masalah yang melanda kota-kota di negara berkembang lainnya.

Bahkan kota-kota seperti London, New York, Seoul, Tokyo, juga pernah mengalami masalah yang serupa di masa-masa mereka berkembang.

Sebagai negara berkembang kita perlu sumber energi yang ekonomis supaya bisa menopang pertumbuhan sosio-ekonomi bangsa, oleh karena itu Pemerintah juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

Akan tetapi ada langkah-langkah jangka pendek yang bisa dilakukan, seperti penerapan regulasi standar kualitas udara di ruangan tertutup seperti di gedung perkantoran, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya di mana kita menghabiskan lebih dari 90 persen waktu kita.

Yang paling penting adalah mengurangi paparan langsung kita, yaitu pada saat kita berada di dalam ruangan-ruangan tertutup.

Dampak dari itu apa sih, selain paru-paru. Karena konon katanya pengaruh ke stres, kesehatan mental, bahkan sama perubahan sikap kita?

Udara itu adalah elemen terpenting untuk kehidupan manusia, dalam sehari kita bisa mengambil nafas sampai 22 ribu kali. Nah bayangkan saja kalau di setiap nafas yang kita hirup itu udaranya terkontaminasi, pasti efeknya akan sangat buruk terhadap kesehatan kita, dari risiko asma, penyakit paru-paru seperti bronkitis dan ISPA, sampai ke pertumbuhan otak anak kecil dan kemampuan kognitif, dapat terancam.

Polusi udara itu adalah akar atau biang kerok dari banyak sekali permasalahan kesehatan yang melanda masyarakat.

Lalu, apa yang mesti dan bisa kita lakukan pada diri kita sendiri?

Cara paling efektif dan praktis adalah mengurangi paparan langsung atau direct exposure terbesar kita, yaitu pada saat kita berada di ruangan tertutup seperti di rumah, kantor atau sekolah.

Di sinilah kita menghabiskan waktu paling banyak. Contohnya di rumah dan khususnya di kamar tidur kita harus menggunakan air purifier HEPA, itu saja sudah dapat mengurangi paparan kita sebanyak 40 persen. Lalu pada saat kita di kantor atau di sekolah, kita harus mendorong supaya tempat-tempat tersebut menyediakan udara yang sehat dengan mengimplementasi sistem filtrasi udara (air purifier) HEPA.

Bayangkan saja kalau kualitas udara di rumah dan di kantor atau sekolah sehat, berarti paparan langsung kita bisa berkurang sampai 80-90 persen, walaupun kualitas udara di luar itu buruk.

Soal alat atau aplikasi bagi warga untuk terus pantau kualitas udara Jakarta dari Nafas? Seperti apa informasi yang didapat?

Masyarakat bisa mengunduh aplikasi Nafas, sebuah perusahaan anak bangsa yang mendirikan platform pemantauan kualitas udara terbesar di Indonesia. Di sini masyarakat bisa akses data dari 200 lebih sensor yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Setiap sensor mengukur dalam real-time berbagai gas-gas dan partikel yang berada di udara seperti PM2.5 yang dianggap sebagai ancaman kesehatan paling besar untuk manusia.

Nafas juga bekerja sama dengan sebuah perusahan elektronik anak bangsa bernama Aria yang membuat alat-alat pemantauan dan filtrasi udara untuk ruangan tertutup. Bersama dengan Aria, Nafas berupaya untuk memberikan solusi end-to-end bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan.

Dulu saya dengar Beijing sangat parah. Bahkan banyak yang setelah dari sana, suka alami batuk parah. Itu karena memang separah itu, atau mereka tak terlibat dalam penelitian-penelitian?

Memang separah itu, tapi belakangan ini kualitas udara di Beijing dan di kota-kota besar China membaik, dikarenakan upaya pemerintah untuk transisi ke renewable energy dan adopsi electric vehicle.

Polusi udara di Jakarta. Apa saja penyebabnya? Dari kendaraan yang kian berjubel sajakah? Atau ada faktor lain lagi, apa saja?

Emisi kendaraan, PLTU batu bara, pabrik semen, asap pabrik, pembakaran sampah dan juga sumber-sumber PM2.5 yang bersifat organik.

Apakah Nafas punya data mana PLTU yang paling besar sumbang polutan tinggi? Apalagi ada banyak PLTU yang masih dalam tahap perencanaan? Kalau tidak salah 15 PLTU yang akan didirikan di sekitar Jawa Barat dan Banten

Nafas tidak memiliki data tersebut.

Sebenarnya apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menekan polusi udara di Jakarta?

Sebagai negara berkembang kita memerlukan sumber energi yang ekonomis supaya bisa menopang pertumbuhan sosio-ekonomi bangsa, oleh karena itu pemerintah juga harus mempertimbangkan faktor tersebut.

Transisi ke renewable energy itu prosesnya lama dan tidak mungkin dalam sekejap mata pemerintah bisa memperbaiki kualitas udara, tapi tetap dibutuhkan rencana transisi jangka panjang yang matang.

Akan tetapi ada langkah-langkah jangka pendek yang bisa dilakukan, seperti penerapan regulasi standar kualitas udara di ruangan tertutup seperti di gedung perkantoran, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya di mana kita menghabiskan lebih dari 90 persen waktu kita.

Yang paling penting adalah mengurangi paparan langsung kita, yaitu pada saat kita berada di dalam ruangan-ruangan tertutup. Itulah cara paling efektif untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap kesehatan masyarakat.

Mengatur pabrik agar lebih disiplin dan lebih ketat jadi solusi?

Bisa tapi harus dipikirkan opportunity cost-nya juga yaitu penurunan produktivitas.

Apa harapan dari Nafas, dan peran yang coba diambil demi keberlangsungan hidup banyak orang?

Nafas berupaya untuk membantu masyarakat perkotaan Indonesia menghirup udara yang lebih sehat dengan menyediakan solusi-solusi praktis dan terbukti dari platform gratis untuk memantau kualitas udara di alam terbuka sampai penyediaan alat-alat pemantauan dan filtrasi udara untuk ruangan tertutup.

Nafas memberi solusi lewat edukasi, penyediaan informasi yang akurat dan relevan dan juga kerja sama dengan Aria untuk menyediakan perangkat-perangkat pintar untuk solusi rumah tangga dan gedung.

Nafas berambisi untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh polusi udara dan juga memberikan dukungan kepada pemerintah dan pihak swasta untuk memperbaiki environment yang diakibatkan oleh efek global warming.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya