Kakek Asiman, Pejuang Asal Balikpapan, Kini Jadi Pedagang Mainan

Sempat menjadi seorang tentara Jepang hingga diangkat TNI

Balikpapan, IDN Times - Beratus tahun Indonesia mengalami penjajahan. Rakyat hidup susah bahkan menjadi budak untuk para penjajah di negeri sendiri. Bangsa Indonesia pun tak tinggal diam, berbagai upaya dan perjuangan dilakukan untuk mengusir bangsa penjajah.

IDN Times menemui salah seorang pejuang kemerdekaan asal Balikpapan, Asiman (93). Saat ini, ia tinggal di daerah Teritip, Balikpapan Timur. Pria kelahiran Banten, 3 Agustus 1927 yang kesehariannya membuat dan menjual mainan anak dari bahan kerang ini, begitu semangat menceritakan kisahnya saat berjuang melawan penjajah. 

"Waktu itu masih zaman Jepang itu, ya. Saya masuk sebagai tentara Jepang. Tak berapa lama Sekutu itu masuk , Jepang kalang kabut dan mundur. Saat itu semua yang jadi tentara Jepang dikurung dan dibunuh semua, kecuali saya dan empat teman saya yang lain. Kami sempat lari lewat belakang, masuk ke hutan-hutan dan akhirnya tembus sampai ke Samboja," kisahnya, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (15/8/2020).

1. Kisah perlawanan masyarakat Balikpapan saat masa penjajahan

Kakek Asiman, Pejuang Asal Balikpapan, Kini Jadi Pedagang MainanKakek Asiman bersama rekannya saat menjadi Hansip/tentara Jepang (Dok.pribadi)

Saat berusia Asiman masih berusia sekitar 18 tahun. Jepang dan Sekutu telah berhasil dikeluarkan dari Kota Balikpapan. Tetapi, Indonesia kembali dihadapkan dengan penjajah Belanda.

Saat Indonesia mengumumkan kemerdekaannya, Asiman sempat membantu melawan penjajah untuk memperebutkan daerah Balikpapan. Setelah berhasil, dirinya pun kembali dan tinggal di daerah Teritip. Tetapi walaupun di kawasan Kota Balikpapan saat itu berhasil menang, rupanya di wilayah Teritip masih dikuasai tentara Belanda.Ia pun melakukan perang lagi secara gerilya.

"Saat mau merebut kemerdekaan, kita masuk ke Gunung Binjai. Masuk di situ, kalau tidak salah ada 100 orang kita semua. Di situ ada pos, kita isi dan di dekat situ ada lubang buaya (lubang galian).  Kita pancing Belanda ke sana, kalau mereka tanya dimana ada komunis, kita jawab ada di dalam sana (hutan)," kata Asiman.

Ia dan teman-teman sesama pejuang berusaha menjebak tentara Belanda masuk ke dalam hutan dan dimasukkan ke dalam lubang buaya.

"Begitu masuk tangkapin semua, bawa ke situ dekat lubang buaya, tembak, lalu didorong masuk ke dalam lubang. Total yang berhasil kami lumpuhkan ada tiga truk tentara Belanda dan kami dorong masuk ke dalam lubang itu," jelas Asiman.

Baca Juga: Sejarah 'Kota Minyak' Balikpapan pada Perang Dunia hingga Kemerdekaan 

2. Kedatangan Bung Karno ke Balikpapan dan pengangkatan para pejuang Balikpapan sebagai anggota TNI

Kakek Asiman, Pejuang Asal Balikpapan, Kini Jadi Pedagang MainanAsiman saat pengangkatan sebagai anggota TNI (Dok.pribadi)

Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari aksi berani dari para pejuangnya. Mendengar tindakan berani para pejuang Balikpapan yang berhasil menyerang para penjajah hingga berhasil lolos dari kejaran tentara Belanda, Bung Karno pun datang dan menemui langsung para pejuang ini.

Asiman menuturkan, saat itu Bung Karno ingin menemui para pejuang termasuk dia dan ratusan orang rekannya yang berhasil lolos dari kawasan Balikpapan hingga ke Sanga-Sanga. Kemudian ia bersama teman-temannya dibawa menuju ke Semarang dan dilantik sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan pegangan senjata hasil rampasan perang milik Belanda. 

"Akhirnya kami semua ditetapkan sebagai TNI. Semua dari baju hingga senjata diberikan sebagai pegangan untuk pertahanan," tuturnya.

3. Dari TNI, jadi pamong praja, kemudian menjadi pegawai tata usaha pemerintahan

Kakek Asiman, Pejuang Asal Balikpapan, Kini Jadi Pedagang MainanKakek Asiman saat menjabat sebagai Tata Usaha Pemerintah Kota Balikpapan (Dok. pribadi)

Lama menjadi prajurit, kemudian pada 1973, Asiman pensiun dari TNI. Ia pun ditarik dan dikaryakan sebagai Pamong Praja. Asiman kemudian diangkat di bagian tata usaha di pemerintahan. 

"Lama, sampai empat wali kota saya lewati. Tetapi tidak lama saya memutuskan keluar dari tata usaha karena tidak ada pengangkatan sebagai pegawai. Seluruh teman saya yang menjadi tata usaha juga mengambil penghentian dan kami diberikan uang pemberhentian kerja. dan akhirnya menjadi penjual mainan hingga sekarang," terangnya.

Asiman di usia senjanya masih aktif berjualan mainan yang terbuat dari kerang. Sebelumnya, ia biasa berjualan di dekat sekolah dasar dengan gerobak. Tetapi di masa pandemik virus corona atau COVID-19 ini ia memilih menjual mainan di teras rumahnya.

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: Kisah Koesman, Kurir Pembawa Pesan Masa Perjuangan Kemerdekaan

https://www.youtube.com/embed/szsxkHb8EUo

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya