Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi Kunci

Pengguna narkoba paling banyak saat ini adalah remaja

Jakarta, IDN Times - Menurut hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba paling banyak saat ini adalah remaja, tepatnya di level pendidikan tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA).

Eva Fitri Yanita S.Pd., selaku Kedeputian Bidang Pencegahan BNN mengatakan, fakta tersebut harus diwaspadai berbagai pihak, terutama guru dan orang tua.

1. Edukasi bagi orang tua dan tenaga pendidik

Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi KunciIlustrasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMA. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Menurutnya, jika pada tingkat SMA sudah menyalahgunakan narkoba, itu artinya ia perlu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan atau informasi terkait dampak negatif dari penggunaan narkoba.

Menurutnya, sebelum mengedukasi dan mendampingi anak-anak terkait bahaya narkoba, guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah dan orang tua harus paham terlebih dulu terkait apa saja bahaya penyalahgunaan narkoba. 

“Kenapa tenaga kependidikan dan orang tua harus paham terlebih dulu karena mereka kenal dekat sama dunia anak-anak dan lebih mudah untuk mengedukasinya,” kata Eva.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Kembali Buka Pendaftaran Program Sekolah Penggerak

2. Pentingnya sinergitas

Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi KunciSiswa dan siswi SMA tengah berkumpul di sekolah (ShutterStock/Ibenk_88)

Eva mengatakan, anak-anak harus dibekali pemahaman terkait fokus dan tujuan mereka seperti apa. Selain itu, mengedukasi mereka jika tidak ada sesuatu yang instan termasuk dalam mencapai apa yang mereka impikan.

“Karena narkoba itu kan menawarkan yang instan. Di sini ada risiko sangat besar yang harus disampaikan. Misalnya saja di-blacklist lingkungan masyarakat sehingga para pengguna narkoba tidak akan punya kesempatan untuk mengembangkan dirinya,” tambah Eva.

Dalam menghadapi permasalahan narkoba di satuan pendidikan ini, menurut Eva, penting sekali membangun sinergitas. Salah satunya melalui program sekolah bersih narkoba.

Selain membentuk relawan, mengampanyekan bahaya narkoba, melalui program tersebut tenaga kependidikan juga dapat membuat regulasi. Karena sejauh ini belum ada bagian-bagian khusus membantu menangani pencegahan penyalahgunaan narkoba di usia sekolah dan remaja termasuk di level SMA.

“Nanti pihak sekolah tidak hanya bisa melakukan koordinasi ke pihak berwajib seperti polisi, tapi juga bisa melakukan koordinasi ke BNPB, BNN atau ke dinas Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan. Nah sejauh ini itu belum ada bagian-bagian khusus ke sana di sekolah-sekolah,” tutur mantan pengajar tersebut.

3. Perumusan kurikulum pencegahan narkoba di lingkungan SMA

Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi KunciSiswa dan siswi SMA tengah berkumpul (ShutterStock/Ibenk_88)

Eva mengaku tengah bekerja sama untuk membuat perumusan kurikulum pelaksanaan pencegahan narkoba di lingkungan SMA. Perumusannya melibatkan komunitas guru dan siswa itu sendiri.

Ia menilai, sosialisasi dapat dilakukan melalui kegiatan di sekolah dan teladan keterampilan hidup sebagai modal dasar peserta didik. Selain itu, edukasi juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai macam project buat anak-anak SMA.

“Melalui project-project tersebut membuat mereka percaya diri karena tahu informasi apa yang dibutuhkan dan apa yang harus diinformasikan. Karena jika kita hanya menampilkan jenis dan gambarnya itu sudah banyak dilakukan. Tapi fokus kita adalah bagaimana cara menanganinya,” ujar Eva.

4. Tiga faktor yang memengaruhi remaja terjerumus

Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi KunciIlustrasi Pengguna Narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Eva menyebutkan, ada tiga faktor yang memengaruhi anak-anak dan remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, di antaranya ‘kepo’ atau rasa ingin tahu, membutuhkan pengakuan dan faktor lingkungan.

Kalau seorang anak tidak memiliki rasa percaya diri dan butuh pengakuan dari lingkungan, itu yang akan membuatnya tidak memiliki pegangan. Sang anak diyakini tidak mempunyai kemampuan untuk menolak.

“Orang yang mudah terpengaruh itu dia yang tidak memiliki self-regulation dan reaching out yang baik,” tutur Eva.

Sementara faktor lingkungan yang memengaruhi remaja rentan bisa terjadi karena lingkungan sosial maupun lingkungan tempat sekolah. Jika direktorat SMA ingin membangun lingkungan yang baik salah satu contohnya adalah melalui sekolah bersih narkoba

“Tiga dimensi yang disebutkan itu sangat dibutuhkan untuk ketahanan diri remaja sesuai dengan yang sudah kita survei dan kita petakan,” tuturnya.

Selain membentuk program sekolah bersih narkoba dan keteladanan bahaya penyalahgunaan narkoba, upaya lain untuk membangun ketahanan diri pada siswa khususnya generasi Z adalah dengan melahirkan revolusi mental. Caranya melalui sikap teladan dari para tenaga pendidiknya.

5. Harus ada keteladanan dari guru ke murid

Gen Z Terancam Bahaya Narkoba, Peran Guru dan Orang Tua Jadi Kuncihttps://radarmalang.id/

Sementara itu, David Krisna selaku Ahli Gerakan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental mengatakan, keteladanan sangat memiliki pengaruh efektif kepada murid.

Menurutnya, harus ada keteladanan dari guru ke murid untuk membangun revolusi mental pada anak didik dengan menciptakan ruang-ruang dialog dan memberikan nilai-nilai kebaikan publik.

“Karena poin utama dalam revolusi mental itu adalah moralitas publik bukan moralitas privat. Jadi bagaimana para murid ini menjadi sadar bahwa dirinya adalah salah satu bagian dari komunitas publik. Nilai-nilai seperti etos kerja, gotong royong, integritas perlu ditanamkan guru ke muridnya,” kata David. 

Menurutnya, ruang dialog publik di sekolah dianggap bisa menguatkan toleransi di sekolah. Ada ruang dialog yang dibuka agar mereka mau memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

“Tapi poin penting dari revolusi mental untuk pelaku pendidik adalah bagaimana menciptakan paguyuban antar murid, antara sekolah dari guru kepada murid atau dari murid ke sekolah,” tutupnya. (WEB)

Baca Juga: Kemendikbud Ristek dan LPDP Luncurkan Program Riset Keilmuan Terapan 

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya