Indonesia Matangkan Persiapan Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022 

Bahas strategi mitigasi bencana

Jakarta, IDN Times - Indonesia tengah mematangkan persiapan menjadi tuan rumah pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. Kegiatan yang direncanakan berlangsung di Bali ini merupakan pertemuan ke-7, dari forum dua tahunan yang digagas oleh Badan PBB, untuk Pengurangan Risiko Bencana atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). 

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Infokom PMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Wiryanta menjelaskan, bagi Indonesia panduan pengurangan risiko bencana sangat lah penting. Apalagi Indonesia berada di ring of fire, sehingga lebih rentan terhadap bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi.

1. Menerapkan sistem bubble

Indonesia Matangkan Persiapan Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022 Indonesia tengah mematangkan persiapan menjadi tuan rumah pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. (Dok. Kominfo)

Wiryanta juga mengatakan, agenda GPDRR 2022 menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat mitigasi dalam mengurangi risiko bencana, termasuk penanggulangan bencana secara global. 

“Forum GPDRR menjadi ajang kolaborasi untuk tangguh bencana. Indonesia dan seluruh negara di dunia membahas pentingnya mitigasi, belajar praktik baik dan pengurangan risiko bencana dalam upaya mencapai ketangguhan bencana dan pembangunan yang berkelanjutan,” kata dia.

Untuk mencegah penularan COVID-19, Kepala BNPB Suharyanto menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan GPDRR akan menerapkan sistem bubble. Para delegasi juga harus sudah divaksinasi dosis penuh, negatif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR, dan hanya beraktivitas di kawasan bubble yakni di area Nusa Dua, Bali.

Indonesia pun berkomitmen untuk dapat menyelenggarakan forum internasional yang rencananya dihadiri delegasi dan peserta dari 193 negara ini dengan aman dan nyaman, dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tengah kondisi pandemik. 

Baca Juga: Strategi Kominfo untuk Tingkatkan Pariwisata dan Kuliner Lombok

2. Mencari solusi dalam penanganan bencana non alam

Indonesia Matangkan Persiapan Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022 ilustrasi pandemik (ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez)

GPDRR adalah forum multi pemangku kepentingan dua tahunan yang diinisiasi oleh PBB untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, serta mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB).

Para delegasi yang berpengalaman dalam penanganan bencana dari seluruh dunia akan berkumpul dan merumuskan panduan strategis untuk pelaksanaan kerangka global pengurangan risiko bencana, atau Sendai Framework of Disaster Risk Reduction (SFDRR) 2015- 2030.

Selain membahas strategi mitigasi, forum GPDRR juga diharapkan menjadi kesempatan untuk mencari solusi bersama dalam penanganan bencana non alam dalam konteks pandemik COVID-19.

Nantinya, Badan Dunia akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan membahas studi kasus dari berbagai negara yang berhasil melakukan penanganan dan pengendalian pandemik.

3. Pembahasan dibagi dalam empat klaster

Indonesia Matangkan Persiapan Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022 antarafoto-pengungsi-bencana-angin-kencang-211019-aez-1.jpg

Pembahasan di dalam forum GPDRR sendiri akan dibagi dalam empat klaster. Pertama adalah ancaman bencana alam klaster geologi dan vulkanologi. Gempa bumi dan gunung berapi itu masuk dalam klaster tersebut. 

Klaster kedua adalah klaster ancaman hidrometeorologi kering, yaitu kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Kemudian klaster ketiga adalah klaster ancaman hidrometeorologi basah, yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai. Sementara klaster terakhir adalah ancaman bencana non alam, seperti pandemik COVID-19.

Terkait pembahasan bencana non alam, Koordinator Komunikasi Kesehatan, Direktorat Infokom PMK, Maroli J Indarto menegaskan pentinnya memitigasi bencana non alam seperti pandemik COVID-19. Karena dampaknya sangat luas dan panjang. 

“Forum GPDRR ini harus bisa dimanfaatkan untuk membuat kolaborasi global untuk memitigasi potensi bencana non pandemik. Kita harus benar-benar belajar dari pandemik COVID-19. Bencana non alam ternyata dapat bedampak sangat luas dan berlangsung cukup lama,” jelas Maroli.

Ia menilai, Indonesia harus mengambil peran terdepan dalam hal ini. Mengingat kondisi demografis dan geografis yang dimiliki Indonesia, kolaborasi yang bersifat global akan sangat membantu Indonesia dalam memitigasi bencana non pandemik.

“Kita harus mengambil inisiatif. Karena jika kolaborasi global terbentuk dan berjalan dengan baik, manfaatnya akan dirasakan oleh Indonesia dalam menghadapi bencana non pandemik di kemudian hari,” ujarnya.

4. Jadi sejarah bagi Indonesia

Indonesia Matangkan Persiapan Jadi Tuan Rumah GPDRR 2022 ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Perlu diketahui, sejak 2009 Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam konferensi kebencanaan yang diselenggarakan UNISDR/UNDRR. Berbagai pertemuan internasional telah dihadiri seperti pada 2012, BNPB bersama UNISDR menjadi tuan rumah 5th Asian Ministerial Meeting on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) di Yogyakarta. BNPB juga mengambil peran dalam perumusan SFDRR di Sendai pada 2015.

GPDRR kali ini akan dilakukan secara luring dan daring. Pelaksanaan Prepday Conference pada 23-24 Mei 2022 akan diselenggarakan di Bali International Conference Center. Sementara pelaksanaan Conference pada 25-27 Mei 2022 akan berlangsung di Nusa Dua Convention Centre. 

Momentum ini menjadi sejarah bagi Indonesia, karena menjadi tuan rumah GPDRR pertama di kawasan Asia Pasifik dan negara kedua di luar Jenewa, Swiss. Presiden Joko Widodo pun direncanakan hadir bersama Sekretaris Jenderal PBB, serta perwakilan dari 193 negara anggota dengan jumlah partisipan sekitar 4.000. (WEB)

Baca Juga: Kominfo: Sertifikat Digital untuk Dorong Kemajuan Ekonomi

Topik:

  • Cynthia Kirana Dewi

Berita Terkini Lainnya