Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Bali 

Meningkatkan produktivitas pertanian

Jakarta, IDN Times - Indeks Pertanaman (IP) di Desa Peguyangan Tangan, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Bali, meningkat setelah Kementerian Pertanian melakukan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). 

IP yang awalnya 250 naik menjadi 300, atau tiga kali tanam dalam setahun, setelah saluran irigasi direhabilitasi

1. Bagian dari water management

Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Bali Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memanen buah kakao di Desa Puudambu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019).. (Dok. ANTARA FOTO/Jojon)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, RJIT adalah bagian dari water management untuk memastikan lahan pertanian mempunyai pasokan air yang memadai.

"Tujuan dari kegiatan RJIT adalah memastikan lahan pertanian mendapatkan pasokan air yang cukup sehingga bisa membantu meningkatkan produktivitas pertanian," terang Mentan, Kamis (22/4/2021). 

Di Desa Peguyangan Tangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, kegiatan RJIT dilakukan Kelompok Subak Kedua dengan Ketua I Wayan Sija. Saluran irigasi ini memanfaatkan air dari Dam Kedewatan – Tukad Ayung.

Baca Juga: Kementan Pantau Ketersediaan Pupuk Subsidi bagi Petani agar Tercukupi

2. Rehabilitasi jaringan irigasi

Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Bali Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy. (Dok. Humas Kementan)

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menjelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan RJIT. Menurutnya, dengan RJIT jaringan irigasi tersiar yang rusak bisa diperbaiki atau direhabilitasi. Dengan begitu, fungsi irigasi pun bisa berjalan maksimal. 

"Setelah direhabilitasi, saluran irigasi ini bisa melayani lahan seluas 60 hektare (ha). Kegiatan RJIT dilakukan dengan panjang 150 m, lebar 0,5 m, dan kedalaman 0,4 m. Sedangkan dari hasil swadaya Poktan kegiatan dilakukan sepanjang 30 m. Kondisi existing yang awalnya berupa saluran tanah, dengan RJIT berubah Beton Siklop (Cyclop)," ujarnya. 

Ia menilai kegiatan RJIT bukan hanya meningkatkan IP,  produktivitas pertanian pun ikut naik, dari 6 - 7 ton per hektare menjadi 7 – 8 ton per hektare. Dampak lainnya adalah pengairan menjadi lancar, aliran air sampai ke hilir saluran, mempermudah pembagian air oleh kelompok, serta meningkatkan efisiensi irigasi.

3. Pantau ketersediaan pupuk subsidi

Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Bali Ilustrasi pupuk subsidi. (Dok. Kementan)

Selain itu, Kementan juga menjamin stok pupuk subsidi mencukupi bagi petani. Kementan pun terus berupaya pasokan pupuk subsidi kepada petani tidak bermasalah.

Sarwo Edhy menegaskan bahwa pupuk bersubsidi dialokasikan untuk petani yang berhak. Kriteria petani yang berhak mendapat pupuk bersubsidi ialah tergabung dalam Kelompok Tani, terdaftar dalam RDKK, dan memiliki luas lahan kurang dari 2 hektare.

Sarwo Edhy menjelaskan, kebijakan e-RDKK guna memperketat penyaluran pupuk bersubsidi sehingga tidak diselewengkan dan mencegah duplikasi penerima pupuk. Selain itu, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi ini, para petani nantinya diharuskan memiliki kartu tani yang terintegrasi dalam e-RDKK.

"Kartu Tani berisi kuota yang sesuai dengan kebutuhan petani. Untuk jumlah kuota ini tergantung dari luas lahan yang dimiliki setiap petani. Tujuannya agar tepat sasaran," jelasnya. (WEB)

Baca Juga: Ditjen PSP Kementan Bangun 2 Embung di Papua Barat

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya