Selama 2 Bulan, Kantor SAR Timika Tangani 7 Kecelakaan Laut dan Udara

Kebanyakan kecelakaan laut

Timika, IDN Times - Selama kurun waktu dua bulan, yakni dari Juni hingga akhir Juli, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika tercatat sudah menangani tujuh kecelakaan transportasi, baik udara maupun laut, dan juga pencarian orang tenggelam.

Pada bulan Juni lalu, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika menangani sebanyak tujuh kecelakaan, yaitu dua kecelakaan udara dan dua pencarian orang tenggelam, serta tiga kecelakaan laut. 

Berikut rentetan peristiwa kecelakaan yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika. 

1. Dua musibah orang tenggelam

Selama 2 Bulan, Kantor SAR Timika Tangani 7 Kecelakaan Laut dan UdaraIlustrasi tenggelam. (Shutterstock)

Sebanyak dua musibah orang tenggelam yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, pada tanggal 6 Juni 2022, melakukan pencarian orang tenggelam di Kali Waga-waga, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Papua.

Saat itu korban bernama Jastin Nahumury (14 tahun) bersama rekan-rekannya asyik berenang, tiba-tiba korban berteriak minta tolong, namun rekan-rekannya terlambat menolong.

Tim SAR gabungan dengan peralatan pendeteksi bawah air aqua eye dan peralatan selam lalu menuju lokasi kejadian untuk melakukan pencarian korban.

Mengunakan aqua eye, korban akhirnya bisa terdeteksi di bawah air, selanjutnya korban berhasil dievakuasi di dasar kali dengan kedalaman kurang lebih tujuh meter.

Selanjutnya, musibah seorang balita bernama Yosep (2) diduga terjatuh dari dermaga pelabuhan feri Pomako, Distrik Mimika Timur, Mimika, Papua, Senin (25/7/2022) pukul 18.00 WIT. 

Peristiwa hilangnya balita tersebut dilaporkan ayahnya Daud, kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, setelah anaknya tidak kunjung pulang ke rumah.

2. Dua kecelakaan udara

Selama 2 Bulan, Kantor SAR Timika Tangani 7 Kecelakaan Laut dan UdaraBangkai pesawat Susi Air (Pilatus Porter PC-6) PK BBM yang jatuh istimewa

Sama halnya dengan musibah orang tenggelam. Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika menangani dua kecelakaan udara. Di antaranya, kecelakaan helikopter milik PT Derazona Air Service yang digunakan sebagai puskesmas keliling udara, mendarat darurat saat mengangkut 11 orang tujuan Timika.

Helikopter tersebut mengalami kecelakaan di area hutan dekat Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Rabu (8/6/2022). Sebanyak 10 penumpang bisa dievakuasi dengan selamat, tetapi satu penumpang yang masih berusia tujuh tahun belum ditemukan.

Dan kecelakaan Pesawat Susi Air PK BVM yang berangkat dari bandara Mosez Kilangin Timika tujuan Doema Kabupaten Paniai diinformasikan lost contact, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 08.00 WIT saat membawa enam orang penumpang.

Keenam penumpang berhasil dievakuasi ke Timika menggunakan heli Caracal milik TNI-AU.

Namun sebelumnya, satu orang korban memilih tinggal di Kampung, meminta untuk dievakuasi ke Timika agar bisa mendapatkan penanganan medis.

3. Tiga kecelakaan laut

Selama 2 Bulan, Kantor SAR Timika Tangani 7 Kecelakaan Laut dan UdaraTim SAR gabungan saat bertolak dari dermaga SAR menuju ke lokasi tenggelamnya KM Usaha Baru dok/IDN Times

Faktor cuaca menjadi penyebab awal terjadinya kecelakaan laut, seperti musibah KM Usaha Baru yang memuat sebanyak 30 kubik kayu dan membawa 18 penumpang dengan rute Sorong-Timika, Selasa (5/7/2022) pukul 12.00 WIT dilaporkan tenggelam di perairan Amar, Distrik Mimika Tengah, Mimika, Papua.

Dalam kejadian tersebut 11 orang hingga kini belum diketahui keberadaannya, sedangkan 7 orang berhasil selamat terombang-ambing diperairan Amar dan sempat diselamatkan oleh warga Kampung Amar.

Berselang dua hari, sebuah longboat 40 PK Triple Engine berpenumpang 6 orang yang berangkat dari Timika tujuan Potowayburu, Distrik Mimika Barat Jauh, Kamis (7/7/2022) pukul 10.10 WIT dilaporkan hilang kontak.

Longboat tersebut berangkat pada Senin (4/7/2022) pukul 06.30 WIT, dan direncanakan tiba dihari yang sama pukul 12.00 WIT, namun hingga saat ini longboat tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Namun demikian, keenam korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat, yang mana pada saat itu mereka memilih singgah di perkampungan terdekat karena kondisi cuaca ekstrim.

Sibuk melakukan pencarian terhadap KM Usaha Baru, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika disibukkan dengan sebuah longboat bermuatan delapan orang berangkat dari Primapun tujuan Samendoro Kabupaten Asmat dilaporkan tenggelam di perairan Samendoro, Jumat (8/7/2022). 

Sebanyak tujuh orang selamat dalam peristiwa tersebut setelah diselamatkan kapal nelayan yang melintas, sementara satu orang dinyatakan hilang dan kini dalam pencarian.

Dengan jumlah personel yang terbatas, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika memaksimalkan pencarian terhadap semua kecelakaan laut termasuk sebuah longboat dari pelabuhan pomako tujuan Manasari, Distrik Mimika Timur Jauh, Sabtu (16/7/2022) lalu membawa sebanyak 20 penumpang yang terdiri dari guru-guru.

Dalam perjalanan, seorang guru bernama Yoshua Wutwensa terjatuh dari longboat di sekitar pulau Puriri. Tim SAR diterjunkan melakukan pencarian terhadap korban, namun tidak ditemukan.

Sebuah kapal nelayan bernama Norbaya berpenumpang 4 orang dilaporkan mati mesin dan terbawa arus di perairan Pasir Hitam, Kamis (21/7/2022) saat hendak pulang ke Pelabuhan Perikanan usai menjaring ikan di wilayah Timur Mimika.

Usai menjaring, kedua kapal tersebut hendak kembali ke Pelabuhan Perikanan pukul 05:00 salah satu kapal nelayan berwarna putih hijau mengalami masalah mesin dan hanyut terbawa arus.

Setelah melakukan pencarian, keempat korban bersama perahu berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan dievakuasi ke Timika.

Baca Juga: Diajak Ayahnya Mancing, Balita 2 Tahun di Pelabuhan Mimika Tenggelam

4. Cuaca ekstrem jadi penyebab awal kecelakaan

Selama 2 Bulan, Kantor SAR Timika Tangani 7 Kecelakaan Laut dan UdaraBeberapa personil tim SAR saat melakukan pemantauan IDN Times/ Istimewa

Hingga saat ini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap balita korban yang terjatuh dan tenggelam.

Rentetan kecelakaan yang terjadi, dikarenakan kondisi cuaca yang tidak bersahabat sejak awal Juni hingga akhir Juli.

Jumlah korban sebanyak 16 orang meninggal dalam rentetan peristiwa tersebut.

Baca Juga: Kabar Baik, Warga Mimika Sudah Bisa Dapatkan KTP Digital

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya