Kasus HIV/AIDS di Mimika Papua 400 per Tahun

Penderita HIV/AIDS lebih banyak dari kelompok usia produktif

Timika, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua mencatat, dalam rentang waktu 10 tahun terakhir (2012-2022) rata-rata kasus HIV/AIDS di Mimika per tahun di angka 400 kasus.

Sementara di tahun 2022, dari Januari hingga September, angka kasus HIV baru di kisaran 300 kasus. Artinya, masih ada tiga bulan tersisa dari Oktober hingga Desember yang belum direkap, sehingga bisa saja angkanya mencapai 400 kasus di akhir 2022.

Baca Juga: Sariawan Gejala Umum HIV/AIDS, Dokter Gigi Jadi Pendeteksi Awal HIV 

1. Penderita HIV/AIDS lebih banyak dari kelompok usia produktif

Kasus HIV/AIDS di Mimika Papua 400 per TahunIlustrasi Hari AIDS Dunia (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengatakan, rata-rata jumlah kasus yang ditemukan masuk dalam kelompok usia produktif. Dari 32 ribu orang yang sudah melakukan tes, 237 orang positif HIV dan puluhan positif AIDS.

"Kelompok yang terbesar adalah di kelompok usia produktif. Jadi di tahun ini, yang sudah tes HIV sudah 32.329 orang. Dan jumlah kasus yang kita temukan dari Januari itu HIV-nya ada 237 dan AIDS-nya 23," ujar Reynold, Senin (5/12/2022).

Reynold menyebutkan, dari keseluruhan kasus yang ditemukan, penularan terbesar masih melalui hubungan seksual.

"Data riset kesehatan dasar (Riskesda) Kabupaten Mimika itu, prevalensinya HIV di populasi masyarakat umum itu 1,02 persen atau lebih rendah dari pada prevalensi HIV di Papua," ungkapnya. 

2. Puskesmas di dalam kota sudah bisa langsung memberikan ARV (antiretoviral)

Kasus HIV/AIDS di Mimika Papua 400 per TahunIlustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Lebih lanjut disampaikan bahwa saat ini Dinas Kesehatan selalu melakukan deteksi serta pengobatan sedini mungkin, lewat pengembangan-pengembangan pelayanan HIV hingga di tingkat puskesmas. 

"Puskesmas-puskesmas di dalam kota saat ini sudah bisa langsung memberikan ARV (antiretoviral), yang mana dulunya itu harus ke rumah sakit," ujarnya.

Tahun ini Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika juga melakukan evaluasi untuk pengobatan, terutama pada ibu hamil lewat paket layanan konseling test HIV, termasuk pemeriksaan sifilis. Dari hasil pemeriksaan 6 ribu sample, ditemukan dua kasus HIV.

"Teman-teman kita saat ini baru kembali dari beberapa kampung kerja sama dengan PT Freeport. Itu dari hampir 6.000 orang yang dilayani termasuk pemeriksaan HIV, itu hanya ditemukan dua kasus. Saya pikir ini gambaran yang sangat baik," katanya. 

3. Diimbau tidak melakukan seks berganti-ganti pasangan

Kasus HIV/AIDS di Mimika Papua 400 per TahunIlustrasi Pekerja Seks (IDN Times/Mardya Shakti)

Dengan melihat bahwa sebagian besar penularan melalui hubungan seksual, Reynold menekankan harus dilakukan sosialisasi yang edukatif kepada generasi muda, agar tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

"Kemudian meningkatkan pengetahuan. Komunikasi-komunikasi ini harus lebih kuat untuk bisa saling mengedukasi. Saya pikir itu gambaran di Timika. Nah, untuk 90 persen sampai di tahun 2030, itu 90 persen orang yang melakukan testing, testing kami di Mimika ini sudah lebih dari 25.000 tes per tahun," terangnya.

"Kemudian 80 persen lebih orang yang ditemukan HIV itu minim ARV. Dan hari ini yang in treat ARV itu ada di 75 persen atau sekitar 750 lebih yang sedang dipantau ARV," imbuhnya.

Di samping itu, dia juga menyampaikan bahwa tahun depan Dinas Kesehatan akan melakukan evaluasi ARV, pemeriksaan Viral Load, serta pemeriksaan CD4.

"Itu kami coba buat untuk ada di layanan puskesmas. Itu sudah kami programkan di tahun 2022 untuk program tahun 2023. Kuncinya adalah tes lebih cepat dan kemudian diobati supaya ARV itu bisa memutuskan rantai penularan juga," ujarnya.

Terkait dengan pemberian edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, pihaknya juga bakal menghidupkan kembali jejaring edukasi lewat gereja, masjid, serta komunitas pemuda dan pelajar.

"Ini yang harus kami lakukan di tahun depan yaitu meningkatkan komunikasi pengetahuan dan perilaku melalui promosi kesehatan. Pendekatannya adalah kerja sama dengan gereja, masjid, pondok-pondok pesantren, dan pemuda-pemudi di kampung," tandasnya.

Baca Juga: Waspada! Separuh Lebih Kasus Baru HIV/AIDS Dialami Remaja 15-24 Tahun

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya