Sudah Beberapa Bulan, Antrean Panjang Terjadi di Sejumlah SPBU Papua

Jatah solar per hari untuk setiap SPBU hanya 8 ribu KL

Timika, IDN Times - Antrean panjang di 6 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khusus untuk bio solar di Mimika, Papua, kerap terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Namun, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti terjadinya antrean panjang tersebut. 

Sejumlah pengemudi truk yang mengantre mengatakan, hal tersebut dipicu oleh terbatasnya kuota yang didapatkan SPBU untuk bahan bakar yang dijual. Menurut mereka, masing-masing SPBU hanya mendapat 8 ribu kilo liter setiap harinya.

Kuota yang diberikan Pertamina kepada setiap SPBU khusus untuk bio solar tidak bisa memenuhi permintaan di lapangan sehingga menyebabkan antrean panjang.

Selain itu, pihak SPBU juga membatasi kuota pembelian bio solar untuk masing-masing truk sebanyak 77 liter saja.

"77 liter tersebut hanya bisa digunakan untuk mengangkut material empat kali dengan jarak tempuh lebih dari 15 km," kata pengemudi truk, Yansen, saat mengantre solar di SPBU Nawaripi, Selasa (16/8/2022).

Dengan kondisi kelangkaan BBM dan pembelian yang dibatasi, kata dia, mobilitas kendaraan setiap harinya pun disesuaikan dengan ketersediaan solar di dalam tangki.

Sementara untuk aktivitas keesokan harinya, banyak sopir truk yang harus lebih awal mengantre di pintu masuk SPBU sejak sore hingga malam hari agar saat pengisian pada pagi hari bisa dilayani pertama.

Baca Juga: Antrean BBM di SPBU, Pertamina Sumbagsel Bantah Batasi Kuota

1. Klasifikasikan pengisian BBM sesuai jenis kendaraan

Sudah Beberapa Bulan, Antrean Panjang Terjadi di Sejumlah SPBU PapuaSeorang supir truk saat mengisi solar disaksikan petugas SPBU, IDN Times/ Ricky Lodar

Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika melakukan pengawasan langsung di seluruh SPBU.

Disperindag juga telah membagi pengisian solar khusus bagi truk roda 6, pick-up dan mobil box yang hanya dapat dilakukan di dua SPBU. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengisian solar khusus truk yang tidak bisa dilakukan di seluruh SPBU.

Contohnya, SPBU SP2 dan SPBU Nawaripi hanya dikhususkan untuk pengisian solar bagi truk roda 6, sedangkan SPBU Hasanuddin melayani pengisian solar untuk mobil box dan pickup.

"Jadi yang kami lihat selama ini, untuk truk itu isi BBM di SP2 dan Nawaripi," kata Yansen. 

Baca Juga: Petugas SPBU Kedurus Dirampok Warga Wiyung saat Jaga Malam

2. Disperindag awasi pengisian ganda, setiap plat nomor dicatat

Sudah Beberapa Bulan, Antrean Panjang Terjadi di Sejumlah SPBU PapuaAntrean panjang kendaraan roda 6 di SPBU Nawaripi IDN Times/ Ricky Lodar

Sementara itu, dari pantauan IDN Times di SPBU, Disperindag Mimika menempatkan beberapa pegawainya untuk melakukan pengawasan.

Pengawasan yang dilakukan dengan cara mencatat plat nomor truk-truk yang sudah mengisi BBM.

Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya truk-truk nakal yang mengantre kembali di SPBU berbeda.

Baca Juga: Mobil Pengangkut BBM Terbakar dan Meledak di SPBU Lamongan

3. Pemerintah dan Pertamina diharapkan duduk bersama dan mencari solusi

Sudah Beberapa Bulan, Antrean Panjang Terjadi di Sejumlah SPBU PapuaAntrean panjang kendaraan roda 6 di SPBU Nawaripi IDN Times/ Ricky Lodar

Pengemudi truk lainnya, Petrus, mengharapkan pemerintah daerah dan Pertamina bisa duduk bersama untuk mencari akar persoalan kelangkaan tersebut.

Termasuk mencari solusi dan tidak membiarkan masyarakat menjadi korban. Sebab, keharusan mengantre BBM dengan waktu yang lama berimbas pada pemasukkannya setiap hari.

"Ya, kami masyarakat kecil berharap, secepatnya bisa normal saja, supaya kami tidak antre terus," katanya.

Baca Juga: KPK Sita Pom Bensin dan Truk Tangki BBM Senilai Total Rp25 Miliar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya