Canggih! Kini Satelit Bisa Deteksi Lokasi Pembuangan Limbah

Jangan buang sampah sembarangan ya!

Jakarta, IDN Times - Sampah plastik masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan di Tanah Air. Banyak sampah plastik yang menyebar hingga ke lautan dan mengendap sebagai limbah dari waktu ke waktu.

Sampah tersebut merusak ekosistem dan keberlangsungan makhluk hidup di laut. Hal ini dikarenakan plastik tergolong sebagai polutan yang berdampak buruk pada Bumi.

Mengutip dari Envira.id, sekitar 11 juta metrik ton sampah plastik diperkirakan memasuki lautan setiap tahun, dengan laju yang ditaksir hampir tiga kali lipat pada 2040. Kendati demikian, ternyata sekarang laju tersebut dapat ditekankan melalui data satelit, lho.

Baca Juga: Wuih! Jepang Sukses Luncurkan Satelit Pengintai Terbarunya 

1. Memanfaatkan data satelit untuk mengidentifikasi lokasi pembuangan limbah

Canggih! Kini Satelit Bisa Deteksi Lokasi Pembuangan LimbahInstagram @kotamanado

Penelitian terbaru yang dirilis Eurekalert! pada 18 Januari 2023 menyebutkan bahwa saat ini terdapat sistem komputasi baru menggunakan data satelit untuk mengidentifikasi lokasi pembuangan limbah. 

Canggihnya, sistem ini juga dilengkapi sebuah alat dengan keahlian mendeteksi lokasi yang mungkin membocorkan sampah plastik ke saluran air. Hal ini tentu bisa menjadi salah satu upaya untuk menekankan laju sampah plastik yang masuk ke lautan.

Selain itu, Caleb Kruse dari Earthrise Media di Berkeley, California, Dr. Fabien Laurier dari Minderoo Foundation di Washington DC, dan rekannya turut mempublikasikan metode tersebut dalam jurnal akses terbuka PLOS ONE pada tanggal yang sama. 

Penggunaan alat komputasi yang dikenal sebagai neural networks atau jaringan saraf untuk menganalisis data satelit ini, sudah menunjukkan nilai yang besar di bidang penginderaan jauh dalam beberapa tahun belakangan.

Baca Juga: Swedia Buka Area Peluncuran Satelit Pertama di Daratan Eropa

2. Peneliti menerapkan sistem jaringan saraf pertama kali di Indonesia

Canggih! Kini Satelit Bisa Deteksi Lokasi Pembuangan Limbahilustrasi sampah di laut dan biota laut (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)

Kurse bersama sejawatnya itu mengembangkan sistem baru jaringan saraf dengan tujuan dapat menganalisis data dari satelit Sentinel-2 Badan Antariksa Eropa. Lalu, ia mendemonstrasikan sistem tersebut untuk memantau lokasi limbah di darat.

Para peneliti pertama kali menerapkan metode itu di Indonesia. Hal ini untuk mengevaluasi kinerja dari sistem baru. Melalui sistem jaringan saraf, peneliti berhasil mendeteksi 374 lokasi limbah dengan lebih dari dua kali jumlah lokasi yang dilaporkan dalam catatan publik di Indonesia.

Namun, ketika para peneliti merambah semua negara di Asia Tenggara, teridentifikasi sebanyak 966 lokasi pembuangan. Temuan itu kemudian dipastikan keberadaannya melalui metode lain.

Baca Juga: Mengenal Upcycling: Solusi Permasalahan Limbah 

3. Sistem dipastikan dapat menginformasikan kebijakan pengelolaan sampah pada masa mendatang

Canggih! Kini Satelit Bisa Deteksi Lokasi Pembuangan Limbahilustrasi sampah laut (flickr.com/U.S. Fish and Wildlife Service Headquarters)

Selain itu, peneliti mengungkapkan bahwa sistem canggih tersebut juga bisa digunakan memantau tempat pembuangan sampah dari waktu ke waktu.

Bahkan, sekitar 20 persen lokasi limbah terdeteksi berada dalam jarak 200 meter dari jalur air melalui sistem ini. Beberapa limbah terlihat tumpah ke sungai dan mengalir hingga ke laut.

Sistem komputasi tersebut dan temuan lain yang menggunakan sistem ini pada masa mendatang, dipastikan mampu membantu menginformasikan kebijakan pengelolaan sampah dan pengambilan keputusan. Sebab, data yang disajikan terbuka untuk umum.

Karena itu, para pemangku kepentingan dapat memanfaatkannya untuk mengadvokasi tindakan dalam komunitasnya. Kabarnya, para peneliti juga berencana menyempurnakan dan memperluas sistem pemantauan lokasi limbah barunya secara global.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya