KLHK: Sampah Sudah Jadi Urusan Prioritas di Tingkat Global

Penanganan sampah dapat dimulai dari rumah masing-masing

Jakarta, IDN Times - Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ujang Solihin Sidik, mengatakan masalah sampah sudah menjadi urusan prioritas di tingkat nasional maupun global. 

Hal ini disampaikan Ujang dalam seminar 'Kolaborasi Pemerintah Daerah, Komunitas dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengurangan Sampah' yang diselenggarakan PHINLA di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).

"Sebab, kami percaya salah satu indikator negara itu sudah beradab atau tidak itu, negaranya bersih," kata pria yang akrab disapa Uso.

Baca Juga: Daftar Bank Sampah di Tangerang untuk Misi Mulai Kelola Sampah!

1. Pemerintah harus bersinergi dengan sejumlah pihak dalam mengurus sampah

KLHK: Sampah Sudah Jadi Urusan Prioritas di Tingkat GlobalSeminar Kolaborasi Pemerintah Daerah, Komunitas, dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengurangan Sampah di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023). (IDN Times/ Rivera Jesica)

Ujang mengungkapkan, pemerintah tidak bisa sendiri dalam menangani pengurangan sampah. Menurutnya, semua pihak harus saling bersinergi mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), organisasi agama, produsen, pengelola bank sampah, bahkan ibu-ibu.

"Kalau urusan sampah, power of emak-emak itu juga sangat penting. Luar biasa peran ibu-ibu ini karena ibu-ibu yang tahu persis urusan rumah," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Divers Clean Action (DCA), Swietenia Puspa Lestari, mengungkapkan pihaknya menggandeng ibu-ibu sebagai local champions dalam mengurangi dan mengelola sampah.

"DCA lebih banyak ngajak local champions ibu-ibu bikin sendiri cara edukasinya yang tepat bagaimana. Mereka harus pede menjadi narasumber agar mereka bisa mengajak lebih banyak masyarakat berubah gitu perilakunya," kata Swietenia.

2. Pelaku usaha berperan penting dalam mengatasi sampah

KLHK: Sampah Sudah Jadi Urusan Prioritas di Tingkat GlobalIIustrasi sampah (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Ujang mengatakan, produsen atau pelaku usaha betanggungjawab sangat penting untuk mengatasi masalah sampah di Tanah Air. Sebab, mayoritas sampah berasal dari mereka.

"Terkait soal produsen itu sudah ada aturannya di Undang-Undang Pengelolaan Sampah Pasal 15 udah ada, bahwa ini (sampah) adalah tanggung jawab produsen untuk mengelola sampah. Artinya, sampah yang berasal dari produk atau kemasan produk yang mereka hasilkan, yang mereka buat, yang mereka pasarkan," ujarnya.

Ia menambahkan, persoalan sampah ini harus kompak dikerjakan bersama. Sebab, pemerintah memiliki target besar agar Indonesia dapat mengelola sampahnya 100 persen. Diketahui, sampai hari ini lebih dari 30 persen sampah di wilayah kabupaten/kota di Indonesia belum bisa dikelola.

Baca Juga: [OPINI] Sampah Laut: Saat Buang Sampah Sembarangan Jadi Kebiasaan

3. Urusan sampah dapat diselesaikan mulai dari rumah masing-masing

KLHK: Sampah Sudah Jadi Urusan Prioritas di Tingkat Globalilustrasi sisa makanan (pixabay.com/melGreenFR)

Menurut Ujang, cara paling efektif menangani sampah rumah tangga adalah melalui rumah masing-masing. Keluarga dapat melakukan pengomposan yang porsinya sekitar 50-60 persen, lalu sisanya dapat dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).

"Kalau di setiap rumah atau di setiap RT mau bikin tempat pengomposan, mau mengompos sampah dapurnya, itu paling tidak 50 persen urusan sampah itu selesai di tempat. Karena sampah kota yang saya sebut tadi organik itu porsinya 50-60 persen. Kalau itu kita selesaikan di rumah kita masing-masing selesai sudah urusan sampah," jelas dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya