Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NU

PKB didirikan pada era reformasi

Jakarta, IDN Times - Lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 menjadi tonggak terbentuknya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai ini berdiri atas usulan warga Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh pelosok negeri, yang meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) segera membentuk partai politik (parpol) pada awal era reformasi.

Mengutip dari laman resmi PKB, m.pkb.id, meski didesak para nahdliyin, PBNU tetap hati-hati menerima usulan tersebut. Sebab, hasil Muktamar NU ke-27 menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait parpol manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Berikut profil kengkap PKB.

Baca Juga: Profil Partai Demokrat, Sukses Dipimpin SBY hingga Turun ke Tangan AHY

1. Warga nahdliyin usulkan bentuk partai politik

Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NUBendera NU (nu.or.id)

Nahdliyin memberikan banyak usulan pada kala itu, termasuk mengusulkan nama parpol. Tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat, dan Kebangkitan Bangsa. 

Kemudian, NU membentuk Tim Lima dan Tim Asistensi yang kemudian kedua tim itu melakukan pertemuan untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol pada 26-28 Juni 1998. Namun, inisiator pembentukan parpol bagi warga NU, K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, khawatir pembentukan parpol oleh NU akan terkesan mengaitkan agama dan politik.

Tak berlangsung lama, sikap Gus Dur pun mengendur. Bahkan, dia bersedia menginisiasi kelahiran parpol berbasis ahlussunah wal jamaah hingga disepakatilah pembentukan PKB. 

Alhasil, PKB dideklarasikan pada 23 Juli 1998 oleh kiai-kiai NU, seperti K.H Munasir Ali, K.H Ilyas Ruhiat, Gus Dur, K.H A. Mustofa Bisri, K.H Zuhdi Fatkur, dan K.H A. Muhith Muzadi.

2. Visi Misi

Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NUKetua DPW PKB Jateng, KH Muhammad Yusuf Chudlori (kedua kanan) saat membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Muspimwil) III PKB Jateng di Semarang, Kamis (3/2/2022). (Dok. DPW PKB Jateng)

PKB memiliki visi untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin, material dan spiritual, dan mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih dan berakhlakul karimah.

Sedangkan, misi PKB menegakkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi kerakyatan yang adil dan demokratis, berusaha menegakkan dan mengembangkan negara hukum yang beradab, dan berusaha membangun budaya yang maju dan modern dengan tetap memelihara jatidiri bangsa.

Selain itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, serta membangun kesadaran setiap warga negara terhadap kewajiban untuk turut serta dalam usaha pertahanan negara.

3. Hasil pemilu

Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NUANTARA FOTO/Reno Esnir

PKB sukses meraih 13.336.982 suara (12,61 persen) pada pemilihan umum (pemilu) 1999 di bawah kepemimpinan Gus Dur. Perolehan suara tersebut berhasil menempatkan PKB di 51 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). PKB kembali berhasil mendapatkan 52 kursi DPR pada pemilu 2004 dengan raihan suara 12.002.885 suara (10,61 persen).

Sayangnya, perolehan suara PKB anjlok pada Pemilu 2009 yang hanya memperoleh 5.146.302 suara (4,95 persen) dan mendapat 28 kursi DPR. Kendati, Abdul Muhaimin Iskandar memperbaiki nasib partai tersebut di bawah kepemimpinannya. Alhasil, PKB meraih 11.292.151 suara (9,04 persen) atau setara 47 kursi di DPR pada Pemilu 2014. 

4. Kepengurusan PKB (2019-2024)

Profil PKB, Parpol Bentukan Gus Dur dan Kiai-Kiai atas Usulan Warga NUKetua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Berikut kepengurusan PKB periode 2019-2024:

Ketua Umum: Abdul Muhaimin Iskandar
Wakil Ketua Umum Ideologi dan Kaderisasi: M Hanif Dhakiri
Wakil Ketua Umum Kesra dan Perekonomian: Ida Fauziyah
Wakil Ketua Umum Pemenangan Pemilu: Jazilul Fawaid
Sekretaris Jenderal: M Hasanuddin Wahid
Wakil Sekretaris Jenderal: Anggia Ermarini, Risharyudi Triwibowo, Dita Indah Sari, Syaiful Huda, Eem Marhamah, Hindun Anisa
Bendahara Umum: Nur Yasin, Bambang Susanto, Bertu Merlas.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya