Relawan Pendekar Indonesia: Capres 2024-2029 Harus Paham Geopolitik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Relawan Pendekar Indonesia, Hendrawan Saragi, mengatakan presiden RI periode 2024-2029 harus memahami geopolitik. Upaya tersebut dilakukan demi menjaga perdamaian dan peradaban dunia, serta melayani umat manusia.
"Giliran semua pihak untuk memindai calon presiden 2024-2029 yang akan memikul tanggung jawab kepemimpinan geopolitik untuk menjaga perdamaian dunia, untuk menyelamatkan peradaban, dan melayani umat manusia," kata Hendrawan, dikutip dari ANTARA, Senin (21/11/2022).
Baca Juga: Andika Perkasa Masuk Radar Capres 2024 Pilihan NasDem
1. Indonesia harus menguatkan pertahanan
Ketua relawan pendukung Andika Perkasa itu mengatakan, seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia sedang menghadapi tantangan global. Bahkan, ada upaya eksternal yang bersifat memeras dan memberikan tekanan.
"Karena itu mesti menjaga keseimbangan kekuatan pertahanan melawan kekuatan jahat di mana-mana, di Eropa dan Asia dan Afrika, di Atlantik dan Pasifik, baik di darat, udara dan laut," kata dia.
2. Pemimpin periode berikutnya diharapkan sama seperti Sukarno
Editor’s picks
Karena itu, Hendrawan berharap, kepemimpinan periode selanjutnya dapat mengulang kembali masa kejayaan Presiden Sukarno. Sebab, presiden pertama Republik Indonesia tersebut memiliki rasa cinta kebebasan politik.
"Kiranya ada pemimpin yang muncul dengan ketegasannya, kecerdasannya, sehingga pantas memperjuangkannya," ujar dia.
Baca Juga: Potret Jokowi Ajak Jan Ethes Salat Duha di Masjid Raya Sheikh Zayed
3. Harus menjadi pemimpin yang non-intervensi
Sukarno, kata Hendrawan, dikenal sebagai sesosok yang non-intervensi dalam mendirikan Tanah Air. Sebutan non-intervensi, memberikan alternatif dalam 'to build the world a new' atau membangun dunia baru.
"Ini adalah sebuah peradaban yang khas dan potensi warisan pendiri negara kita. Dalam praktiknya, kata-kata itu berarti tidak ada campur tangan dalam kontroversi dan perang dan penolakan terhadap intrusi kekuatan, sistem, dan ambisi negara mana saja," tutupnya.