Tokoh Peristiwa Malari Hariman Siregar: Kekuasaan Harus Dibatasi!

Hariman sebut politik Indonesia punya tiga isu besar

Jakarta, IDN Times - Indonesia Democracy Monitor (INDEMO) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 sekaligus memperingati 49 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 atau lebih dikenal peristiwa Malari. Acara tersebut digelar di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2023).

Acara ini bertemakan "Menolak Lupa Pertahankan Demokrasi" yang dihadiri ratusan tokoh nasional lintas zaman. Aktivis reformasi sekaligus tokoh utama peristiwa Malari, Hariman Siregar, mengatakan tema tersebut diambil karena ada tiga isu besar.

"Jadi kita pilih Menolak Lupa Pertahanan Demokrasi karena isu besar tadi, kok ada orang yang pikirannya tiga periode, ada orang pikirannya tunda pemilu, ada orang pikirannya mau perpanjang tanpa alasan yang kuat," kata Hariman.

Baca Juga: Geger Malari 49 Tahun Lalu, Ini Versi Laksamana Sudomo

1. Kekuasaan harus dibatasi

Tokoh Peristiwa Malari Hariman Siregar: Kekuasaan Harus Dibatasi!Hariman Siregar di HUT INDEMO ke-23 sekaligus memperingati 49 tahun peristiwa Malari (Senin, 16/1/2023). (iDN Times/Rivera Jesica Souisa)

Terkait isu tiga periode Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Hariman mengatakan, kekuasaan harus dibatasi, mengingat salah satu kutipan yang menyebut bahwa kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan yang absolut pasti korup.

Hariman menceritakan kisah Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta, sempat mengatakan kepada dirinya bahwa dalam Undang-Undang Dasar 1945, presiden hanya bisa dipilih maksimal dua kali.

"Kata Bung Hatta kepada saya, karena saya ketemu Bung Hatta sendiri waktu itu. Dalam Undang-Undang Dasar bisa dipilih kembali itu maksudnya dua kali. Tapi, Bahasa Indonesia pada waktu 1945 itu lemah," ungkap dia.

2. Demokrasi tidak hanya prosedural tetapi juga substansi

Tokoh Peristiwa Malari Hariman Siregar: Kekuasaan Harus Dibatasi!HUT ke-23 Indemo sekaligus peringati 49 tahun peristiwa Malari (IDN Times/Rivera Jesica Souisa)

Hariman mengatakan, demokrasi bukan sekadar sesuatu yang prosedural tetapi juga substansi yang harus terhubung dengan politik. Sehingga, kata dia, ada sejumlah yang tidak bisa dicampuri lagi.

"Bahwa ada hal-hal yang gak bisa kita campuri lagi, misalnya, Hak Asasi Manusia (HAM)," kata dia.

Baca Juga: Jokowi Akui Peristiwa Mei 98-Tragedi Semanggi Pelanggaran HAM Berat

3. Hariman tidak ikut partai politik

Tokoh Peristiwa Malari Hariman Siregar: Kekuasaan Harus Dibatasi!Perayaan HUT INDEMO ke-23 (IDN Times/Rivera Jesica)

Di sisi lain, Hariman mengatakan, dirinya enggan mencicipi bangku kekuasaan. Hal inilah yang membuat dia tidak pernah berkecimpung di partai politik atau parpol.

"Tapi kalau mau berkuasa itu bikin partai. Dan yang menarik lagi partai-partai ini jahatnya, setelah jadi partai dia, dia malah berkoalisi. Bukan dia ingin berkuasa, tapi dia ikut berkuasa aja gitu lho," ujar dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya