CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomsel

Telkomsel praktis memonopoli 80 persen

Siapa yang menyangka kalau kasus kampanye "Rp 1 per detik" yang dilakukan Indosat Ooredoo terhadap Telkomsel berbuntut panjang. Usai dipanggil Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Indosat berencana untuk mengadukan secara resmi pihak Telkomsel kepada regulator.

Dilansir Kompas.com, (24/6), Indosat akan meminta operator-operator seluler lain, yakni XL Axiata, Hutchison Three (Tri) dan Smartfren Telecom untuk bersatu melawan Telkomsel. CEO Indosat Ooreedo Alexander Rusli melihat Telkomsel terlalu dominan dan memonopoli pasar seluler di luar Jawa.

CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomselkompas.com

Kendati secara nasional memiliki pangsa pasar di kisaran 50 persen, untuk daerah lain di luar Jawa, Alex menuding bahwa Telkomsel praktis memonopoli pasaran dengan market share yang nilainya mencapai 80 persen. Angka tersebut tentunya jauh di atas batas ketentuan undang-undang persaingan usaha yang besarnya seharusnya hanya 50 persen.

Sementara itu, operator-operator seluler lain disebutkan hanya memiliki pangsa pasar yang kecil di luar Jawa. Indosat kebagian empat persen saja. Sementara bila digabung dengan operator seluler lain di luar Telkomsel, mereka hanya menguasai pasaran luar Jawa sebesar 14 persen.

Baca Juga: 7 Cewek Muda Ini Membuktikan Kalau Gak Cuma Cowok yang Bisa Jadi Pengusaha Sukses.

CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomsel.telkomsel.com

Alex khawatir monopoli Telkomsel akan semakin menjadi apabila kondisi ini dibiarkan terjadi hingga akhirnya menguasai pasaran secara total dan tak terbendung. Alex khawatir apabila Telkomsel sudah menguasai 100 persen, maka akan sulit untuk operator seluler lainnya untuk berkompetisi.

Tanggapan operator lain soal tudingan Indosat terkait monopoli Telkomsel di luar Jawa.

CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomselarenalte.com

Hal ini sebelumnya sudah pernah ditanggapi oleh operator seluler terkait. Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, menjelaskan bahwa dominasi di luar Jawa bukanlah buah dari praktik monopoli, melainkan hasil dari proses panjang membangun jaringan yang dimulai sejak 1995.

Pasalnya lokasi-lokasi pembangunan di luar Jawa memiliki pasar yang tidak besar dan pada saat bersamaan CAPEX (capital expenditure atau dana belanja modal) yang dikeluarkan sangat besar. Begitu pula ketika jaringannya beroperasi, ongkosnya lebih mahal dibandingkan di Pulau Jawa.

Hal senada juga diutarakan oleh Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, M. Ridwan Effendi. Telkomsel bukanlah pemain pertama yang mendapat lisensi penyelenggaraan jaringan. Namun mereka dengan sungguh-sungguh membangun jaringan hingga akhirnya berbuah di seluruh Indonesia dan mendapatkan banyak pelanggan mobile.

Indosat ingin kompetisi yang “fair”.

CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomselkabarbisnis.com

Indosat mengklaim bahwa yang sekarang mereka perjuangkan adalah menata lanskap persaingan dan aturan yang lebih pro kepada kompetisi bukan memproteksi penguasa pasar. Pasalnya posisi Telkomsel sudah terlalu besar di luar Jawa yakni menguasai revenue share hingga 80 persen. Jika aturan tak diubah dalam tiga tahun bisa naik 90 persen.

Indosat Ooredoo juga sangat berharap biaya interkoneksi turun di atas 26 persen bahkan kalau bisa mencapai di atas 50 persen agar bisa mengakuisisi pelanggan di pasar yang dikuasai Telkomsel. Guna menunjang tarif terjangkau, dalam investasi pun rencananya dilakukan dengan efisien memanfaatkan berbagi jaringan atau network sharing.

CEO Indosat Mengajak XL, Tri, Smartfren Lawan Monopoli Pasar Telkomsellintas-ngawi.blogspot.co.id

Regulasi soal network sharing saat ini masih menunggu tanda tangan presiden terhadap penyesuaian Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2000 tentang Telekomunikasi. Sementara untuk Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) soal interkoneksi rencananya akan dikeluarkan pada Agustus mendatang.

Baca Juga: Kebanjiran Dana Segar: Game Clash of Clans Dibeli Tiongkok Rp 114 Triliun!

Topik:

Berita Terkini Lainnya