Eksploitasi Freeport, Indonesia Tak Ubahnya “Jongos” Pihak Asing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapi ternyata ada fakta yang spektakuler di balik keuntungan tersebut. Rakyat Indonesia justru hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit saja. Bahkan, banyak rakyat Papua yang berada di sekitar pertambangan Freeport tidak merasakan tetesan keuntungan ini. Rakyat Papua masih harus hidup dalam kemiskinan. Cerita tentang penyakit baru dan kelaparan juga tak henti-hentinya berhembus.
Kontribusi Freeport terhadap penerimaan negara pun juga terbilang minim. Pemerintah Indonesia hanya menerima royalti emas sebesar 1 persen dan royalti tembaga 1,5 persen - 3,5 persen. Ditambah lagi, Freeport juga sering membandel saat membayar dividen ke pemerintah Indonesia. Misalnya saja, tiga tahun lalu saat Freeport seharusnya menyetor 1,5 triliun rupiah, namun yang dibayarkan baru 350 miliar rupiah saja kepada pemerintah Indonesia.
Sadar akan adanya eksploitasi yang dilakukan oleh Freeport, pemerintah pada masa itu pun langsung menyuarakan renegosiasi ulang untuk kontrak karya dengan Freeport. Namun, Freeport menentang hal tersebut dan mengancam akan membawa kasus ini ke Arbitrase Internasional. Gertakan ini pun berhasil menciutkan nyali Indonesia untuk melakukan negosiasi lebih lanjut dengan Freeport.
Editor’s picks
Koreksi untuk Pemerintah Indonesia dalam menghadapi Freeport di masa mendatang.
Sumber Gambar: cdn.com
Ibaratnya, Indonesia bagaikan “jongos” atau pembantu di hadapan Freeport. Pemerintah RI lebih tunduk kepada tuntutan dari Freeport dibandingkan dengan hukum nasional. Buktinya, saat pemerintah tak segan mengoreksi aturan yang dibuatnya sendiri apabila dirasa merugikan kepentingan Freeport.