Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam di Jogja Berujung Tewasnya 3 Mahasiswa

Satu korban kritis dan mengalami luka di bagian ginjal.

Dalam menggembleng mental manusia supaya lebih kuat, “hukum rimba” sangat tidak boleh diterapkan. Pendidikan yang dilakukan secara fisik tanpa cara yang profesional akan berpotensi merenggut korban jiwa. Setidaknya hal itulah yang terjadi pada  tiga orang mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). Ketiganya meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam UII.

Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam di Jogja Berujung Tewasnya 3 MahasiswaHendra Nurdiansyah/ANTARA FOTO

Dikutip Liputan6.com, (25/12), ketiga korban tersebut masing-masing bernama Muhammad Fadhli yang meninggal pada hari Jumat 20 Januari 2017 dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar. Kemudian, Syaits Asyam meninggal di RS Bethesda pada Sabtu 21 Januari 2017.  Lalu, korban ketiga adalah Ilham Nurfadmi Listia Adi yang meninggal di RS Bethesda pada Senin 23 Januari 2017. Tidak hanya merenggut nyawa tiga orang meninggal, tapi masih ada korban lainnya yang tengah dirawat di Jogja International Hospital (JIH) yakni atas nama Abyan Razaki.

Rektor UII langsung membekukan semua kegiatan mahasiswa pecinta alam kampusnya.

Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam di Jogja Berujung Tewasnya 3 MahasiswaYanuar H./Liputan6.com

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Harsoyo tentu tak mampu menahan keterkejutannya terkait peristiwa ini dan langsung membekukan seluruh kegiatan kelompok Mahasiswa Pencinta Alam UII (Mapala Unisi). Pihaknya juga melarang panitia Pendidikan Dasar (Diksar) The Great Camping (TGC) XXXVII ke luar Yogyakarta.

Pihaknya akan segera melakukan evaluasi terlebih dahulu supaya tidak ada lagi kasus serupa di kemudian hari. Tidak hanya pembekuan, Harsoyo juga menghimbau 34 peserta Diksar lainnya untuk menjalani pemeriksaan medis di Rumah Sakit Jogja international Hospital (JIH).

Terkait isu mengenai adanya dugaan tindakan panitia menggunakan rotan dalam melakukan tindak kekerasan, Harsoyo membantah hal tersebut. Dia berdalih pantia tidak menggunakan rotan, namun ranting dalam melakukan pembinaan.

Sementara itu, kondisi Abyan Razaki, korban yang selamat kini masih dirawat di JIH karena banyak luka serta bekas sabetan di bagian punggung,  dan adanya luka pada bagian ginjal.

Baca Juga: 1 Tahun Berlalu, Apa Kabar Misteri Kematian Mahasiswa UI Akseyna?

Ini pertama kalinya ada mahasiswa tewas.

Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam di Jogja Berujung Tewasnya 3 MahasiswaHendra Nurdiansyah/ANTARA FOTO

Harsoyo tidak menyangka bahwa dari puluhan kali kegiatan Mapala berlangsung, baru kali ini sampai merenggut korban jiwa.  Pasalnya program ini sudah dilakukan sebanyak 37 kali, dan belum ada masalah yang berarti.

Siapa yang menyangka bahwa Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah akan menjadi saksi bisu tewasnya tiga mahasiswa UII usai mengikuti acara The Great Camping (GC) 13 hingga 20 Januari 2017.

Baca Juga: Di Tengah Hiruk Pikuk Demo, Mahasiswi UGM Ditemukan Meninggal di Kamar Mandi. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya