Polisi Buru Bahrun Naim, Terduga Pelaku di Balik Serangan Bom Sarinah

Nama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo kini menjadi perhatian publik. Pasalnya dia disebut-sebut sebagai otak dari aksi teror bom dan penembakan yang terjadi di depan Sarinah, Jalan M.H Thamrin, Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016. Pria yang akrab disapa dengan Bahrun Naim atau Naim ini tercatat pernah terlibat dalam beberapa aktivitas teror yang terjadi di Indonesia, terutama pada masa Noordin M Top.

Bahrun Naim adalah pria kelahiran Pekalongan pada tanggal 6 September 1983 silam. Beragam informasi juga menyebutkan bahwa Bahrun Naim terlibat dalam beberapa jaringan yang terafiliasi dengan Abdullah Sunata. Dia sebelumnya juga pernah ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 di Klaten Jawa Tengah pada tahun 2011.

Dilansir CNNIndonesia, Bahrun Naim bahkan pernah berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Sebelum bergabung ke Suriah, dia bergabung terlebih dahulu di kelompok pendukung ISIS yang ada di kota Solo.

Pria berusia 32 tahun ini adalah lulusan dari Teknik Informatika Universitas Negeri Solo. Dia sebelumnya tercatat pernah bekerja di sebuah warnet sebagai teknisi komputer. Kepala Kepolisian Daerah Metro DKI Jakarta Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyebutkan bahwa dia adalah otak di balik serangan menegangkan dan mematikan yang terjadi di pusat kota Jakarta tersebut.

Selain itu, Wakil Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Budi Gunawan mengatakan bahwa pihaknya sudah mendeteksi adanya komunikasi antara kelompok Suriah dan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi. Kelompok ini diduga sudah membuat persiapan yang matang untuk melakukan serangkaian peledakan bom mematikan.

Catatan kriminalitas Naim di masa lalu.

Sumber gambar : kindo.com

Naim pernah ditangkap oleh polisi karena terbukti membawa barang bukti berupa ratusan amunisi ilegal. Kendati ditangkap oleh Densus, dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negara Surakarta, Naim tidak dijerat dengan UU Terorisme. Dia malah hanya dijerat dengan Darurat No 12/1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak. Putusan majelis hakim di PN Surakarta pada 9 Juni 2011 menjatuhkan vonis penjara 2 tahun 6 bulan terhadap Naim karena tidak punya kewenangan menyimpan 533 butir peluru laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 9 milimeter.

Usai bebas dari penjara, Naim kembali berkiprah bersama jaringannya. Pria ini kemudian diketahui bergabung dengan kelompok ISIS. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiap kali ada warga Indonesia yang diketahui bergabung sebagai simpatisan ISIS.

Baca juga: 

Detik-detik Saat Pelaku Aksi Teror di Sarinah Menembaki Polisi dan Warga Sipil

Warga Jakarta Bersatu Gunakan #SafetyCheckJKT untuk Pastikan Wilayahnya Aman

6 Video Amatir yang Berhasil Merekam Ledakan Bom Sarinah dan Wajah Terduga Pelaku