Satu-satunya Ojek Difabel yang Ada di Dunia Telah Tersedia di Yogyakarta!

Bangga!

Sebuah layanan inovatif ojek dirintis di Yogyakarta menyediakan sarana transportasi yang nyaman untuk para difabel. Ini tentunya adalah inovasi yang unik karena para pengendaranya pun orang-orang yang punya kebutuhan khusus.

Satu-satunya Ojek Difabel yang Ada di Dunia Telah Tersedia di Yogyakarta!tribunews.com

Dilansir BBC.com, (31/8), transportasi umum yang tidak ramah menjadi tantangan besar bagi para difabel untuk beraktivitas. Inilah yang membuat mereka memilih ojek yang lebih praktis, tetapi jasa ini tergolong mahal bagi mereka yang pendapatannya pas-pasan.

Bahkan ada seorang pengguna ojek yang habis satu juta rupiah untuk satu bulan. Padahal penghasilannya sangat pas-pasan. Pengalaman tersebut diungkapkan oleh Pardiono, seorang tuna netra yang bekerja sebagai tukang pijat.

Triyono sang pelopor ojek difabel.

Satu-satunya Ojek Difabel yang Ada di Dunia Telah Tersedia di Yogyakarta!koranyogya.com

Berangkat dari kebutuhan ini, Triyono seorang pengusaha berusia 35 tahun merintis layanan ojek untuk para difabel. Triyono sendiri diserang polio saat kecil dan kemudian harus menggunakan dua tongkat untuk berjalan. Dia mengerti betul bagaimana susahnya bertarung di jalan raya.

Difa City Tour dan Transport dirintis Triyono sejak Desember tahun lalu dan kini telah mengoperasikan 15 motor yang dimodifikasi dengan tambahan bangku di samping. Layanannya tidak hanya terbatas untuk mengantar jemput para difabel, tetapi juga bisa mengantar orang-orang biasa dan turis untuk berkeliling Yogyakarta.

Satu-satunya Ojek Difabel yang Ada di Dunia Telah Tersedia di Yogyakarta!kompas.com

Banyak difabel yang mengaku tertolong karena mereka tak perlu turun dari kursi roda untuk melakukan perjalanan. Ada motor yang bisa langsung mengangkut kursi roda milik mereka. Meski awalnya takut, namun lama-lama mereka mengaku sudah terbiasa juga.

Triyono merupakan satu-satunya ojek di dunia yang betul-betul mengakomodasi para difabel tersebut. Alasan inilah yang akhirnya membuat banyak aktivis tuna netra seperti Pardiono memilih Difa dibanding ojek biasa. Ada rasa senasib sepenanggungan antara pengendara dan penumpang.

Para pengendara yang juga difabel membuat modifikasi motor, karena disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ada motor misalnya, yang gasnya harus dipindah ke kiri karena tangan kanan pengendara tak bisa difungsikan.

Dengan merekrut orang-orang dengan disabilitas untuk mengelolanya, Difa memberikan lapangan pekerjaan alternatif yang sebelumnya hanya bisa bekerja di sektor-sektor terbatas seperti menjahit atau bertani.

Bagaimana dengan penghasilan mereka?

Satu-satunya Ojek Difabel yang Ada di Dunia Telah Tersedia di Yogyakarta!beritaku.co.id

Sebanyak 90 persen uang yang diperoleh diberikan pada pengendara ojek dan hanya 10 persen disisihkan untuk operasional. Bagi Tri, ini bukan masalah besar karena bukanlah untung yang dicari, melainkan kesadaraan dan pemahaman agar orang-orang umum bisa lebih mengerti kebutuhan difabel.

Sejak peluncuran ojek ini, tak sedikit turis dan orang-orang biasa yang menggunakan jasa mereka. Jadi Difa tersebut juga sekaligus menjadi kampanye. Mereka tidak boleh saling mengucilkan, dan harus saling melayani. Triyono mengakui bahwa banyak dari mereka awalnya memakai jasa ojek difabel karena didasari pada rasa kasihan. Namun menurutnya hal itu tidak masalah.

Baca Juga: Inilah yang Terjadi Ketika Allah Menjemput Pengguna Ojek Online.

Topik:

Berita Terkini Lainnya