6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? 

Tak tertib berkendara termasuk indikasi gangguan jiwa loh

Yogyakarta, IDN Times - Data Dinas Kesehatan Kota Yogakarta mencatat 
sebanyak 6.753 warga Kota Gudeg mengalami masalah kesehatan jiwa, dari tingkat berat hingga ringan. 

Sebagian besar penderita gangguan jiwa berusia produktif antara 20 hingga 45 tahun. Kok bisa ya, apa penyebab mereka mengalami gangguan kejiwaan? 

Baca Juga: 4 Pertanyaan Kunci untuk Identifikasi Orang Alami Gangguan Jiwa

1. Faktor pemicu masalah kesehatan jiwa di Kota Yogyakarta di antaranya tekanan hidup yang cukup berat

6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? Unplash/Rawpixel

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat mengatakan sebagian besar penderita gangguan jiwa berusia produktif antara 20 hingga 45 tahun.  

Menurut Agus, faktor pemicu masalah kesehatan jiwa di Kota Yogyakarta di antaranya tekanan hidup yang cukup berat, pendidikan anak, media sosial, hingga berbagai gim yang bisa dimainkan secara mudah melalui berbagai jenis perangkat. 

2. Kebiasaan tidak tertib berkendara di jalan raya termasuk indikasi adanya masalah kesehatan jiwa

6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? Unplash/Nabeel Syed

Agus mengatakan sebenarnya indikasi masalah kesehatan jiwa bisa dilihat dalam perilaku sehari-hari, seperti kebiasaan tidak tertib berkendara di jalan raya, hingga fenomena klithih atau kekerasan yang dilakukan anak usia sekolah. 

Ia juga menyebut merokok kadang dapat diasosiasikan sebagai awal masalah kejiwaan, yang bahkan menjurus pada penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan obat-obatan berbahaya lain. 

3. Penyakit jiwa membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengobatannya

6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? Unsplash/Michael Longmire

Agus menyebutkan masalah kesehatan jiwa akan membawa dampak luas terhadap seluruh aspek pembangunan Kota Yogyakarta, karena warga menjadi tidak produktif sehingga tidak mampu mendukung pembangunan. 

"Apalagi, penyakit jiwa ini membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengobatannya. Satu resep bisa menelan dana Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per bulan. Obat harus diminum rutin," kata Agus, Yogyakarta, seperti dilansir kantor berita Antara, Senin (19/11). 

4. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun rencana aksi

6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? Unplash/Rosie Fraser

Oleh karena itu, menurut Agus, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun rencana aksi daerah pelayanan kesehatan jiwa dan napza, sehingga penanganan masalah tersebut dapat dilakukan lintas sektor. 

"Tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja, tetapi setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki peran untuk menjaga kesehatan jiwa warga," kata dia. 

Misalnya, Agus mencontohkan, Dinas Pendidikan bertanggung jawab melaksanakan deteksi dini kesehatan jiwa di sekolah, Kantor Wilayah Kementerian Agama bertugas melibatkan pengurus tempat ibadah dalam upaya menjaga kesehatan jiwa warga, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Masyarakat dan Perlindungan Anak berperan dalam mengembangkan kegiatan promotif guna menghilangkan stigma melalui kelompok di wilayah. 

"Sebenarnya, tidak ada tugas baru. Hanya tugas dan fungsi di tiap OPD tersebut lebih diintegrasikan lagi," kata dia. 

5. Sebanyak 6.753 warga Yogyakarta alami kasus kesehatan jiwa

6.753 Warga Yogyakarta Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenapa? Unplash/Ben White

Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Iva Kusdiyarini mengatakan, dari 6.753 kasus kesehatan jiwa, 914 di antaranya dideteksi sebagai gangguan jiwa berat seperti psikotik dan schizophrenia. 

Iva mengatakan Dinas Kesehatan juga menjalankan upaya khusus untuk mencegah masalah kesehatan jiwa di sekolah. 

"Beberapa upaya yang dilakukan adalah sosialisasi kesehatan jiwa di sekolah karena banyak kasus yang menimpa siswa. Nantinya, akan ada kader jiwa dari siswa dan guru untuk melakukan pemantauan sederhana di sekolah sebagai upaya pencegahan," kata dia. 

Baca Juga: Pria di Ngawi Tewas Dibacok Kerabatnya yang Alami Gangguan Jiwa

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya