Anak Muda, Mari Bantu Lindungi Lapisan Ozon!

Dampak perubahan iklim kian nyata

Jakarta, IDN Times - Organisasi Banteng Muda Indonesia (BMI) menyerukan kepedulian kepada semua pihak, agar semakin peduli terhadap upaya melindungi lapisan ozon, dan mencegah dampak perubahan iklim yang kian nyata.

"Kami dari BMI mengajak semua pihak untuk proaktif memulihkan lapisan ozon dan mencegah pemanasan global, antara lain dengan menaati ketentuan Protokol Montreal, meningkatkan efisiensi energi, dan menciptakan teknologi yang ramah ozon dan ramah iklim,” kata Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPP BMI, Allana Abdullah, dalam keterangan tertulis, Minggu (25/9/2022).

Baca Juga: 7 Fakta Ozon, Lapisan di Atmosfer yang Bisa Menyerap Sinar Ultraviolet

1. Apa itu Protokol Montreal?

Anak Muda, Mari Bantu Lindungi Lapisan Ozon!ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional dirancang untuk melindungi lapisan ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat, yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon atau bahan perusak ozon (BPO) seperti hydrofluorocarbon (HFC).

Allana menjelaskan beberapa kegiatan lain BMI di antaranya Merawat Pertiwi seperti kegiatan bersih-bersih pantai, pelepasan tukik, penanaman dan transplantasi terumbu karang, penanaman pohon bakau, serta pengibaran bendera di bawah laut.

Kegiatan Merawat Pertiwi untuk memperingati Hari Ozon Sedunia yang jatuh pada 16 September, di Pulau Payung, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu, 24 September 2022.

2. Kegiatan Merawat Pertiwi diharapkan menggugah generasi muda

Anak Muda, Mari Bantu Lindungi Lapisan Ozon!Banteng Muda Indonesia (BMI) menggelar Kegiatan “Merawat Pertiwi” itu untuk memperingati Hari Ozon Sedunia di Pulau Payung, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (24/9/2022). (ANTARA/HO-BMI)

Allana menyebutkan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup. Kegiatan Merawat Pertiwi diharapkan dapat menggugah generasi muda untuk mengambil langkah yang sama. Apalagi Indonesia negara maritim yang dikenal memiliki lebih dari 17 ribu pulau.

“Sebagai negara kepulauan, kami sangat peduli isu perubahan iklim dengan kenaikan suhu bumi, karena akan berpengaruh langsung sangat luas dan multisektoral pada kita, antara lain bencana alam dan ketahanan pangan,” katanya.

Baca Juga: Hari Ozon Sedunia, Apa Bahaya Penipisan Lapisan Ozon bagi Kesehatan?

3. Solidaritas, kerja sama, dan kolaborasi global kunci masalah perubahan iklim

Anak Muda, Mari Bantu Lindungi Lapisan Ozon!Ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Allana sepakat pernyataan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang sebelumnya menyebut, perubahan iklim merupakan tantangan nyata bagi semua pihak. Perubahan iklim juga ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kunci masalah ini.

Saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 pada awal November 2021, kata dia, Jokowi menyebutkan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam menangani perubahan iklim.

Mengutip World Meteorological Organization, lanjut Allana, perubahan iklim dan dampaknya pada 2021 semakin memburuk. Pada 2021 mencatatkan suhu terpanas selama tujuh tahun terakhir. Kondisi ini merupakan tantangan nyata. Menanggulangi dampak perubahan iklim menjadi isu prioritas dan menuntut kerja sama global seusai melewati pandemik COVID-19.

“Kami mendukung langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan hidup ini, dan khususnya mengapresiasi para pemimpin G20 agar terus mencapai kesepakatan pencegahan pemanasan global,” kata Allana.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya