Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di Aceh

Jalan lintas nasional Tapaktuan-Medan lumpuh

Jakarta, IDN Times - Banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) kurang lebih 300 sentimeter merendam sedikitnya 17 desa di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, sejak Senin, 17 Mei 2021.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil, kondisi tersebut masih berlangsung hingga Selasa, 18 Mei 2021.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, menurut hasil asesmen yang dilakukan BPBD Kabupaten Aceh Singkil, banjir terjadi dari luapan Sungai Lae Ordi, Lae Sulampi dan Lae Cinendang yang tak mampu menampung debit air.

"Sebelumnya dilaporkan juga bahwa hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut dalam durasi cukup lama pada Senin (17 Mei 2021) sejak pukul 15.10 WIB," ujar Raditya dalam keterangan pers, Selasa, 18 Mei 2021 malam.

Baca Juga: Masih Suasana Idul Fitri, 4 Kabupaten di Aceh Terendam Banjir

1. Sebanyak 4.443 jiwa terdampak banjir

Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di Aceh(Dok. BNPB)

Adapun rincian desa yang terdampak meliputi Desa Bulusema di Kecamatan Suro, Desa Ketapang Indah dan Desa Kampung Baru di Kecamatan Singkil Utara, Desa Lae Balni dan Desa Situban Makmur di Kecamatan Danau Paris.

Kemudian Desa Silatong, Desa Ujung Limus, Desa Tanjung Mas, Desa Cibubukan, Desa Lae Riman dan Desa Serasah di Kecamatan Simpang Kana.

Selanjutnya, Desa Cingkam, Desa Gunung Lagan, Desa Rimo, Desa Penjahitan, Desa Tanah Merah dan Desa Tanah Bara di Kecamatan Gunung Meriah.

"Dari data tersebut, ada sebanyak 4.443 jiwa yang tinggal di 991 rumah terdampak banjir," kata Raditya.

2. Belum ada laporan adanya korban jiwa

Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di Aceh(Dok. BNPB)

Raditya menjelaskan BPBD Kabupaten Aceh Singkil telah turun ke lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait bersama TNI dan Polri untuk penanganan, pendataan serta evakuasi para warga terdampak.

BPBD juga telah menerjunkan satu unit rubber boat di Kecamatan Singkil Utara, guna memudahkan evakuasi dan pendataan lebih lanjut.

Adapun kondisi mutakhir yang dilaporkan hingga Selasa pukul 17.30 WIB, banjir masih menggenangi beberapa wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan cuaca terpantau berawan.

"Hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa atas bencana tersebut," kata Raditya.

3. Aceh waspada banjir dan banjir bandang

Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di Aceh(Dok. BNPB)

Sementara, berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas sedang hingga deras masih berpotensi di wilayah Aceh hingga Rabu (19/5/2021) pukul 07.00 WIB.

BMKG juga telah menyatakan status Waspada bagi wilayah Aceh terkait adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga banjir bandang yang dapat dipicu faktor cuaca.

Selain Aceh, BMKG juga merilis status Waspada bencana banjir dan banjir bandang untuk masing-masing wilayah meliputi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Kemudian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.

4. Indeks risiko bencana banjir dan banjir bandang Kabupaten Aceh Singkil

Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di AcehWarga memindahkan barang berharga dari genangan banjir di Desa Pasi Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Minggu (17/11/2019). Tingginya intensitas hujan sejak sepekan terakhir menyebabkan ratusan rumah warga dan ratusan hektar perkebunan di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bireun, Aceh Barat, dan Kota Langsa terendam banjir dengan ketinggian 20 sampai 130 cm. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/pd.

Berdasarkan indeks kajian risiko bencana yang dipantau dari InaRisk BNPB, wilayah Kabupaten Aceh Singkil memiliki risiko banjir dan banjir bandang dalam kategori sedang hingga tinggi.

Data InaRisk menunjukkan ada sembilan kecamatan yang berisiko dilanda banjir dengan cakupan luas wilayah hingga 13.513 hektare, dengan jumlah penduduk yang berpotensi terdampak 38.818 jiwa.

Selanjutnya indeksi data banjir bandang, ada tujuh kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil dengan total luas risiko meliputi 4.517 hektare, dan jumlah penduduk yang berpotensi terdampak 6.204 jiwa.

Dengan melihat data prakiraan cuaca BMKG dan indeks risiko bencana dari InaRisk, maka BNPB mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah, baik tingkat gubernur hingga RT dan RW serta masyarakat, agar waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

"Dalam hal ini, diharapkan masyarakat secara mandiri juga dapat mengakses informasi peringatan dini cuaca dan indeks kajian risiko hingga tingkat kecamatan melalui aplikasi InfoBMKG dan inarisk.bnpb.go.id," imbuh Raditya.

5. Sembilan desa di Subulussalam Aceh terendam banjir, jalan lintas nasional Tapaktuan - Medan lumpuh

Banjir Hingga Setinggi 3 Meter Kepung 26 Desa di AcehBanjir menggenangi sejumlah wilayah di di Kota Subulussalam, Aceh, Selasa (18/5/2021). (ANTARA Aceh/Fakhrul Razi Anwir)

Tiga kecamatan di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, juga dilaporkan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, menyusul tingginya intensitas hujan yang mengguyur daerah tersebut.

Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam Adita Karya mengatakan, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Lae Souraya.

"Tiga kecamatan yang dilanda banjir tersebut, yaitu Sultan Daulat, Rundeng dan Kecamatan Simpang Kiri. Selain menggenangi badan jalan, banjir juga merendam permukiman penduduk dengan ketinggian air dari semata kaki hingga mencapai 80 sentimeter," katanya, seperti dilansir ANTARA.

Adita merinci ada sembilan desa di tiga kecamatan tersebut terendam banjir. Di Kecamatan Sultan Daulat empat desa, yakni Sigroen, Suka Maju, Singgersing dan Desa Jabi-Jabi.

Kemudian, empat desa di Kecamatan Rundeng, yakni Muara Batu-Batu, Panglima Sahman, Pasar Rundeng, dan Desa Oboh. Serta satu desa di Kecamatan Simpang Kiri, yakni Danau Teras.

Adita menjelaskan banjir tidak sampai mengakibatkan masyarakat mengungsi karena rata-rata rumah penduduk di wilayah yang tergenang banjir berkonstruksi rumah panggung.

Ia mengimbau kepada masyarakat meningkatkan kewaspadaan, mengingat saat ini perubahan cuaca di Kota Subulussalam memasuki masa pancaroba yang mengakibatkan perubahan cuaca yang terjadi sulit diprediksi.

"Kami terus memantau perkembangan masing-masing wilayah yang punya potensi dan ancaman banjir kiriman dan banjir genangan. Kami juga terus secara rutin berkoordinasi dengan pihak terkait memantau kejadian banjir di Kota Subulussalam," kata Adita.

Sementara itu, antrean panjang kendaraan bermotor terjadi di kawasan Rikit, Desa Namo Buayo, akibat badan jalan tergenang air hingga 80 sentimeter, sehingga pengguna jalan tidak berani melintas.

"Jalan lintas nasional yang menghubungkan Tapaktuan - Medan macet total akibat badan jalan tergenang air. Kami sudah berkoordinasi dengan TNI dan Polri serta instansi terkait lainnya memberlakukan sistem buka tutup jalan agar bisa dilalui," ujar Adita.

Baca Juga: 6 Desa di Aceh Tenggara Diterjang Banjir Bandang

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya