BMKG: Gempa Siberut-Mentawai di Zona Kekosongan 200 Tahun, Waspada!

BMKG sebut gempa yang terjadi sepekan ini hal biasa

Jakarta, IDN Times - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan zona gempa Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, termasuk zona gempa yang rawan dan patut diwaspadai.

Daryono mengatakan pusat gempa dengan magnitudo 6,7 yang terjadi di Siberut pada 14 Maret 2022 pukul 04.09 WIB, berada di zona kekosongan gempa yang menyimpan energi yang belum terlepaskan selama 200 tahun lebih.

"Hingga saat ini tercatat sebanyak delapan kali gempa susulan, dan kita belum tahu apakah ini sekadar gempa susulan biasa, atau gempa pembuka di segmen Mentawai-Siberut," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: [BREAKING] Gempa M 6,9 Guncang Nias Selatan, Tak Berpotensi Tsunami

1. Terjadi 13 aktivitas gempa signifikan selama sepekan terakhir tidak saling berkaitan

BMKG: Gempa Siberut-Mentawai di Zona Kekosongan 200 Tahun, Waspada!Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Mengenai gempa yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut, Daryono menjelaskan, dalam sepekan terakhir terjadi 13 aktivitas gempa signifikan yang dampaknya dirasakan masyarakat.

Menurut dia, sepuluh dari 13 kejadian gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir dipicu aktivitas sesar aktif dan hanya dua yang berasosiasi dengan aktivitas subduksi lempeng, yakni gempa bermagnitudo 5,3 di selatan Jawa Barat pada 16 Maret 2022, dan gempa Siberut bermagnitudo 6,7 pada 14 Maret 2022.

Namun, Daryono mengatakan, rentetan gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir tidak saling berkaitan.

"Jika gempa yang terjadi lokasi dan waktunya berdekatan, bukan berarti gempa tersebut saling picu, tetapi karena memang sumber gempa kita sangat banyak," katanya.

2. Rentetan gempa dalam sepekan terakhir merupakan hal wajar

BMKG: Gempa Siberut-Mentawai di Zona Kekosongan 200 Tahun, Waspada!Ilustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Daryono mengatakan, peningkatan aktivitas gempa dalam sepekan terakhir merupakan hal yang wajar, karena ada banyak sumber gempa yang sangat aktif di wilayah Indonesia.

Rentetan gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir, menurut dia, merupakan bagian dari proses alam yang dampaknya sebenarnya dapat diantisipasi.

"Potensi gempa dan tsunami akan selalu ada di wilayah Indonesia, dan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus disiapkan," kata Daryono.

Baca Juga: [BREAKING] Gempa Nias Selatan Terasa hingga ke Sumbar, Padang Jadi Trending Topic

3. BMKG imbau masyarakat tidak panik dengan peningkatan aktivitas gempa

BMKG: Gempa Siberut-Mentawai di Zona Kekosongan 200 Tahun, Waspada!Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Daryono mengimbau masyarakat tidak panik dengan peningkatan aktivitas gempa terkini sepekan ini.

"Peningkatan aktivitas gempa sepekan terakhir ini merupakan hal yang wajar, karena sumber gempa kita memang banyak dan sangat aktif, kita tetap tenang dan tidak perlu panik," ujar dia.

Daryono menegaskan rentetan gempa yang sepekan terakhir terjadi bukan karena saling picu satu gempa dengan yang lain, dan tidak ada kaitan antara satu gempa dengan yang lain.

"Jika gempa yang terjadi lokasi dan waktunya berdekatan, bukan berarti gempa tersebut saling picu, tetapi karena memang sumber gempa kita sangat banyak," kata dia.

Menurut Daryono, patut disyukuri bahwa rentetan gempa sepekan terakhir ini kekuatannya relatif kecil, sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.

"Pastikan rumah kita strukturnya tahan gempa dan kita memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami,' imbuh Daryono.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya