Cemas Tapi Santai: Pengalaman Alumni SMAN 13 Jakarta Jelang UN

Nasihat orangtua jadi motivasi Daffa

Jakarta, IDN Times - Tidak terasa Ujian Nasional (UN) akan segera berlangsung dua bulan lagi. UN yang disebut-sebut sebagai kunci dan syarat kelulusan, menjadi momok menakutkan bagi siswa. Banyak siswa stres karena dibebani dengan belajar yang terus-menerus jelang UN.

Seperti pengalaman Daffa Maududy saat masih duduk di SMAN 13 Jakarta. UN membuat pelajar jurusan IPS itu kerap membuat cemas. Dia selalu khawatir tidak lulus sekolah karena nilai UN yang menjadi standar kelulusan tidak sesuai yang diharapkan. Tapi selalu mengakalinya dengan santai.

1. Kecemasan mulai muncul saat Daffa memasuki kelas 3

Cemas Tapi Santai: Pengalaman Alumni SMAN 13 Jakarta Jelang UNDaffa Maududy Fitranaarda (Dok. IDN Times/Istimewa)

Remaja bernama lengkap Daffa Maududy Fitranaarda itu mengaku kecemasan atau kekhawatiran tidak dapat mengerjakan soal-soal UN mulai muncul saat memasuki kelas 3. Sang guru mulai mengingatkan begitu dia naik kelas. 

"Rasa takut dan cemas mulai muncul, dan di saat itulah mulai sibuk mencari buku UN di toko buku terdekat, supaya tahu seperti apa soal yang akan dihadapi pada saat ujian nanti," ujar dia kepada IDN Times, Kamis (9/1).

Daffa sadar dirinya sosok yang tidak mudah belajar secara autodidak, dan butuh bantuan orang lain untuk mempermudah menerima pelajaran. Khususnya dalam proses mengingat pelajaran tertentu.

Karena itu, dia memutuskan mengikuti kursus di salah satu lembaga bimbingan belajar tak jauh dari rumahnya, dengan harapan bisa lebih mudah memahami pembelajaran yang mungkin tidak dapat disampaikan guru di sekolah.

"Kecemasan-kecemasan sudah pasti ada, seperti halnya jika saya disuguhkan soal yang tidak saya pahami, membayangkan bagaimana jika itu muncul di ujian nanti, sementara di bimbel saja tidak mampu menyelesaikannya," kata dia.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Hapus Ujian Nasional 2021, Ini Alasan dan Gantinya

2. Berusaha santai meski kecemasan menghadapi UN terus menghantui

Cemas Tapi Santai: Pengalaman Alumni SMAN 13 Jakarta Jelang UNDaffa Maududy Fitranaarda (Dok. IDN Times/Istimewa)

Meski kecemasan menghadapi UN selalu muncul, Daffa berusaha menghadapi dengan santai. Bahkan dia cenderung santai dan menganggap UN bukanlah suatu halangan untuk menghidupi realita sosial.

"Mengiyakan ajakan teman untuk bermain atau jalan bersama kekasih bukan lah suatu hambatan selama menjelang UN, walau setibanya di rumah, langsung memikirkan bagaimana saya akan menghadapi UN nanti bila saat ini terlalu santai seperti ini," ujar dia.

Meski santai, Daffa membangun sebuah strategi belajar agar dapat menjalani UN dengan baik. Caranya dengan memotivasi diri berupa nasihat orangtua. "Mereka ingin saya sukses, mereka ingin melihat saya menggenggam sebuah perusahaan di kemudian hari, serta bagaimana wajah mereka apabila mendengar saya gagal saat melaksanakan UN nanti."

Namun, kecemasan Daffa meningkat seiring jadwal UN semakin dekat. Tapi tetap saja, ia hanya belajar sekadarnya, tidak sampai lupa kehidupan sosial di luar sekolah, karena itu menjadi kunci dia agar tidak stres jelang UN.

"Mencoba memberikan diri relaksasi tanpa harus memberi tekanan berlebih jauh lebih baik, dari pada memaksakan belajar walau rasa cemas sangat menghantui, yang nantinya akan berdampak sulit untuk berpikir di saat disuguhkan soal ujian," kata mahasiswa berusia 20 tahun itu.

3. Rekreasi bersama orangtua agar lebih tenang dan santai jelang UN

Cemas Tapi Santai: Pengalaman Alumni SMAN 13 Jakarta Jelang UNDaffa Maududy Fitranaarda (Dok. IDN Times/Istimewa)

Pengalaman lain Daffa jelang UN, selain kecemasan dan stres tidak bisa menyelesaikan soal-soal ujian adalah gangguan psikologis. Menjelang UN, dia pernah berdebat dengan orangtuanya hingga akhirnya mengganggu konsentrasi belajarnya.

"Saya menambah beban pikiran saya sendiri, yang nantinya akan berdampak pada proses pengerjaan soal ujian," ujar dia.

Namun, masalah dengan orangtuanya akhirnya selesai. Daffa bersama orangtuanya bepergian untuk sekadar melepas penat beberapa hari menjelang UN berlangsung. "Saya memutuskan untuk bepergian bersama orangtua ke tempat wisata, sekaligus meminta permohonan maaf agar mendapat restu untuk kelancaran menghadapi UN."

"Menyegarkan pikiran dengan melihat pepohonan hijau yang membuat pikiran dan hati lebih rileks," lanjut dia.

Hingga saatnya UN tiba, Daffa berusaha menyemangati dan meyakinkan diri sendiri bahwa ia bisa menyelesaikan soal-soal UN, atas semua usaha yang sudah ia lakukan meski belum maksimal.

"Meminta doa dan restu dari kedua orangtua sebelum berangkat dan berdoa, mengharapkan tidak ada pikiran yang tidak perlu yang terkadang melintas di pikiran," ujar dia.

4. Lima tips agar kamu bisa menghadapi UN dengan baik

Cemas Tapi Santai: Pengalaman Alumni SMAN 13 Jakarta Jelang UNIlustrasi (IDN Times/Aan Pranata)

Selain berbagi pengalaman, Daffa juga punya tips agar bisa menghadapi UN dengan baik, dan tentu hasil yang memuaskan. Pertama, jangan terlalu memaksakan diri belajar. Belajar memang perlu, namun ada baiknya tidak terlalu memaksakan diri belajar secara berlebihan, terlebih apabila waktu UN sudah tinggal hitungan hari.

Karena dengan memaksakan diri belajar, tidak ada waktu relaksasi bagi otak, sehingga otak akan merasa lelah. Sehingga akan menyebabkan susah berpikir pada saat ujian berlangsung, karena otak belum memiliki waktu untuk istirahat.

Kedua, ada baiknya tidak berselisih dengan orangtua. Bagi kamu yang pernah atau sering berselisih dengan orangtua, ada sebaik menghindari hal ini sebisa mungkin menjelang atau saat UN. Karena dikhawatirkan, pikiranmu akan terganggu di tengah ujian berlangung.

Kamu akan merasa takut pulang walaupun hanya sekadar menatap wajah orangtuamu. Karena hal ini berkaitan dengan perasaan, yang secara tidak langsung akan memengaruhi pikiran. Dan juga, sepulang dari ujian, kamu akan sulit mendapat ketenangan di rumah untuk mempersiapkan diri melaksanakan ujian selanjutnya.

Ketiga, apabila mengikuti kursus atau bimbel tertentu, lakukan semaksimal mungkin. Kursus ataupun bimbel perlu ditambahkan bagi kamu yang merasa kesulitan apabila belajar secara autodidak. Karena tidak ada cara lain dalam prosesnya menambah ilmu selain saat proses pembelajaran di sekolah.

Bimbel atau kursus inilah yang akan membantu kamu, entah dalam cara mengingat atau mungkin bentuk dan proses pembelajarannya. Ada baiknya dilakukan dari awal waktu, jangan menunggu hingga kamu merasa butuh di tengah jalan, yang tentu tidak memiliki banyak waktu lagi.

Keempat, luangkan waktu untuk jalan-jalan ke tempat wisata alam sebelum ujian berlangsung. Ada kalanya kamu perlu membiarkan pikiranmu tenang sejenak sebelum akhirnya harus berpikir keras dalam melaksanakan ujian.

Melihat pemandangan alam salah satu cara memanjakan pikiran agar kamu lebih rileks dan tenang. Sehingga saat ujian berlangsung, tidak ada ketegangan pada otak, yang dikhawatirkan akan mengganggu pikiran saat tengah melaksanakan ujian.

Hal ini juga bertujuan untuk meredakan rasa stres selama belajar untuk menghadapi UN. Dengan melihat pemandangan alam yang hijau atau mendatangi pantai serta mendengar suara ombak, akan memberikan ketenangan di pikiran dan rasa stres pun akan mereda.

Terakhir, jangan samakan proses dan cara belajar dengan orang lain. Bagi beberapa orang, ada yang meniru cara belajar orang lain. Sebaiknya jangan, terlebih apabila memiliki perbedaan yang signifikan. Karena masing-masing orang memiliki cara belajar sendiri, dan karena proses mengingat pelajaran tiap-tiap orang berbeda. Lakukan cara belajar yang nyaman untuk kamu.

Baca Juga: Cerita Eks Siswa di Bogor Stres Jelang UN Karena Takut Tidak Lulus

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya