Doa Semua Agama Jelang Acara Kemenag Jadi Sorotan, Menag Angkat Bicara

Menag Yaqut mempertanyakan kesalahan usulan doa bersama itu

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan usul mengenai doa semua agama hanya disampaikan untuk kegiatan rapat kerja nasional Kementerian Agama (Rakernas Kemenag), bukan untuk mengubah tata cara pembacaan doa dalam semua kegiatan.

"Itu pun hanya berlaku di Kementerian Agama pas Rakernas, di mana semua pegawai ikut, dan apakah saya mencoba mengubah praktik doa di acara kenegaraan? Tidak," kata Menteri Agama dalam rapat dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Menag Yaqut: Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Utamakan Keselamatan Siswa

1. Menag Yaqut mempertanyakan usulan tersebut

Doa Semua Agama Jelang Acara Kemenag Jadi Sorotan, Menag Angkat BicaraMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (ANTARA FOTO/Boyke Ledy Watra)

Yaqut pun mempertanyakan kesalahan dari usulan tersebut, meski usulan itu hanya berlaku untuk internal Kemenag.

"Salahnya doa ini apa sih, orang disuruh doa kok ribut. Jadi salahnya doa itu apa sih? Pada waktu itu ada Rakernas Kementerian Agama, semua pegawai eselon I dan II hadir, di sana agamanya bermacam-macam," kata dia, seperti dilansir ANTARA, Jumat (9/4/2021).

Yaqut yakin orang yang dekat dengan Tuhan akan berpikir ulang ketika hendak bertindak buruk.

"Ketika mereka ingat Tuhannya maka perilaku koruptif atau yang tidak baik itu otomatis akan menjauh. Dengan doa menjauhi dari perilaku buruk gak? Kalau doa saja sudah tidak mampu menjauhkan dia dari perilaku buruk, terus apalagi yang bisa menjauhkan mereka kecuali maut," kata dia.

2. Doa semua agama masih sebatas saran dari Menag

Doa Semua Agama Jelang Acara Kemenag Jadi Sorotan, Menag Angkat BicaraMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Dok. ANTARA News)

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menyatakan wacana pembacaan doa lintas agama yang sempat dia lontarkan masih sebatas saran untuk dilakukan di internal Kemenag.

"Itu kan bersifat internal, di lingkungan Kemenag. Itupun hanya untuk kegiatan berskala besar seperti dapat besar seperti Munas (musyawarah nasional)," kata Yaqut yang juga Ketua Umum GP Ansor saat dikonfirmasi awak media usai mengisi seminar pemikiran di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, 6 April 2021.

Dia menjelaskan pembacaan doa lintas agama didasari asumsi bahwa Kemenag tidak hanya menaungi satu agama, melainkan semua agama yang ada dan diakui di Indonesia.

"Ingat, ini Kementerian Agama. Menaungi semua agama yang diakui di negara ini. Bukan Kementerian Islam yang hanya menaungi satu agama Islam saja," kata dia.

Oleh karenanya, kata Yaqut, doa lintas keyakinan dirasa perlu dilakukan agar menjadi representasi keterwakilan masing-masing pemeluk agama yang ada di lingkup organisasi kepegawaian Kemenag.

"(Bukankah) negara ini didirikan oleh banyak agama. Bukan Islam saja," tegasnya.

Dalam forum seminar pemikiran di hadapan ratusan dosen alumni PMII di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Yaqut mencontohkan, kegiatan munas di lingkungan Kemenag yang selalu diawali dengan pembacaan doa bersama secara Islam.

Menurut dia, tujuan mulia dari pembacaan doa tersebut adalah memohon keselamatan kepada Allah SWT, agar pegawai diingkungan Kemenag dijauhkan dari perbuatan munkar dan korupsi.

"Orang yang ingat dengan Tuhannya, dia tidak akan berani 'ngutil' (mencuri/korupsi)," kata Yaqut.

Sehingga, lanjut dia, doa lintas agama itu maksud (baik)-nya adalah untuk mengingatkan agar masing-masing umat di lingkup Kemenag tidak korupsi atau berbuat buruk.

"Supaya juga tidak ada kesan yang berpotensi korupsi itu (pegawai) yang beragama Islam saja. Asumsi saya, orang yang ingat kepada Tuhannya, maka dia tidak akan korupsi," kata Yaqut.

3. Menag sempat usul Rakernas Kemenag tidak hanya doa dalam Islam yang dibacakan

Doa Semua Agama Jelang Acara Kemenag Jadi Sorotan, Menag Angkat BicaraMenteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (Dok. IDN Times/Istimewa)

Menteri sempat menyampaikan usul agar dalam Rakernas Kemenag pada Senin, 5 April 2021, tidak hanya doa dalam Islam yang dibacakan, tetapi doa dari seluruh agama juga dibacakan, mengingat Kemenag mencakup semua agama.

Yaqut mengatakan, dasar usulan yang dia sampaikan karena pegawai Kemenag bukan hanya warga yang beragama Islam, demikian pula peserta Rakernas Kemenag. Usul tersebut kemudian memicu kontroversi.

Baca Juga: Sidang Isbat Awal Ramadan Digelar 12 April 2021 Dipimpin Menag Yaqut

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya