Ini Penyebab Cuaca Dingin di Beberapa Daerah Awal 2022 Menurut BMKG
Ilustrasi awan Cumulonimbus (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah penyebab cuaca dingin di beberapa wilayah di Indonesia pada awal 2022 karena fenomena Aphelion.
Fenomena Aphelion merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran Juli, di mana posisi Matahari berada pada titik jarak terjauh dari Bumi.
"Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di Bumi. Hal itu termasuk pada periode Bumi letaknya lebih dekat dengan Matahari (Perihelion)," ujar Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko dilansir ANTARA, Senin (3/12/2021).
Baca Juga: Kemenhub Siapkan Sektor Penerbangan Hadapi Cuaca Ekstrem dan La Nina
1. Cuaca dingin bukan karena Aphelion
solarsystem.nasa.govHaryoko menjelaskan periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada Juli, sedangkan Perihelion adalah Januari.
Saat Aphelion, kata dia, posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari Bumi. Kendati, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.
Editor’s picks
"Dengan begitu, cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion, tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab Bumi berada di jarak terjauh dari Matahari," ujar Haryoko.
2. Indonesia berada pada periode musim hujan
Ilustrasi hujan. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)Pada waktu yang sama, kata Haryoko, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim hujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022.
Hal ini, lanjut Haryoko, menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia. Padahal faktanya, penurunan suhu pada masa pergantian tahun banyak disebabkan faktor di luar itu.
Baca Juga: Waspada! Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Ancam Perairan Indonesia
3. Jarak Bumi dan Matahari di titik terjauh memang membuat cuaca lebih dingin
Ilustrasi hujan di perkotaan. (IDN Times/Besse Fadhilah)Penjelasan tersebut, menurut Haryoko, membantah pesan broadcast di media sosial bahwa cuaca dingin di Indonesia belakangan ini terjadi, karena jarak Bumi dan Matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion.
Saat berada di titik Aphelion, Haryoko menegaskan, memang cuaca di Bumi akan cenderung lebih dingin dibandingkan dengan periode lainnya.
Topik:
Berita Terkini Lainnya
