Jokowi dan Prabowo Mampu Ubah Indonesia Lebih Maju?

Kedua pasangan capres-cawapres memiliki citra dan diferensia

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times - Apakah yakin presiden 2019 yang Anda pilih akan menjadikan Indonesia lebih maju? Pertanyaan itu memang sulit terjawab, karena tidak ada parameter yang dapat memastikan kedua capres pada Pilpres 2019 mampu membawa kemajuan bagi Indonesia pada masa mendatang, sekalipun Calon Presiden Joko 'Jokowi' Widodo yang memang sudah memimpin Indonesia selama empat tahun belakangan.

Kendati, tidak bisa dipungkiri, Jokowi telah membawa beberapa kemajuan di berbagai bidang untuk Indonesia, terlepas dari adanya kekurangan. Begitu juga Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang juga sudah ikut menyumbang kemajuan untuk Indonesia melalui bidangnya masing-masing.

Sementara, dari beberapa lembaga survei juga menyebutkan citra diri Jokowi dipercaya mampu menyelesaikan masalah dibanding Prabowo Subianto. Kendati, citra ketegasan dan wibawa Jokowi kalah dari Prabowo. Berikut hasil beberapa lembaga survei perihal citra diri pasangan capres dalam mengatasi masalah bangsa.

Baca Juga: Ini Program-Program Jokowi dan Prabowo di Bidang Lingkungan Hidup

1. Jokowi dipersepsikan mampu selesaikan masalah dan merakyat, Prabowo tegas dan berwibawa

Jokowi dan Prabowo Mampu Ubah Indonesia Lebih Maju?ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Hasil survei Alvara Research Center Popularitas pada akhir Agustus lalu, menyebutkan kedua pasangan capres-cawapres memiliki citra dan diferensiasi yang kuat. Jokowi dipersepsikan sebagai tokoh yang merakyat dan mampu menyelesaikan masalah bangsa, Prabowo dipersepsikan tegas dan berwibawa.  

Untuk cawapres, Ma’ruf dipersepsikan religius atau agamis dan jujur, sedangkan Sandiaga dipersepsikan sebagai tokoh muda dan komunikatif.  
Secara umum, masyarakat mencari pasangan yang jujur dan merakyat. Faktor pertimbangan utama memilih pasangan capres- cawapres mendatang adalah jujur, dekat dengan rakyat atau merakyat. 

Sementara, hasil elektabilitas kedua capres dinilai sudah maksimal. Secara umum, tingkat popularitas Jokowi dan Prabowo sudah tinggi, hampir 100 persen. Sedangkan, untuk cawapres, Sandiaga sedikit lebih populer yakni 90,3 persen dibandingkan Ma’ruf Amin di angka 86,5 persen. 

Survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka (face-to-face interview) kepada 1.500 responden terpilih. Mereka tersebar di wilayah kepulauan yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua. Penelitian ini menggunakan teknik sampling multi-stage random sampling dan kish grid.  

Mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA/MA dan secara status sosial ekonomi masuk kategori kelas menengah. Responden terbanyak beragama Islam, kemudian diikuti Kristen Protestan dan Katolik. Mayoritas responden yang beragama Islam, merasa dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), dan yang mengaku sebagai anggota NU sebesar 29,4 persen. 

2. Sandiaga dinilai lebih mampu mengatasi masalah bangsa ketimbang Ma'ruf Amin

Jokowi dan Prabowo Mampu Ubah Indonesia Lebih Maju?IDN Times/Gregorius Aryodamar

Hasil survei Indikator Politik Indonesia (Indikator) yang dirilis pada akhir September lalu juga tak jauh berbeda. Secara umum, Jokowi dinilai memiliki citra diri yang lebih positif ketimbang Prabowo dari berbagai hal. Misalnya, dari sisi perhatian kepada rakyat, jujur bisa dipercaya, mampu mengatasi masalah bangsa, mampu memimpin, dan religius. Sedangkan, citra tegas atau berwibawa, Prabowo sedikit unggul dari Jokowi.  

Sedangkan pada citra personal cawapres, Sandiaga justru dinilai memiliki citra yang lebih positif dibanding Ma'ruf Amin. Misalnya, dari sisi perhatian kepada rakyat, tegas, dan berwibawa, mampu mengatasi permasalahan bangsa, dan mampu memimpin. Hanya pada citra jujur, bisa dipercaya, dan religius, Ma'ruf Amin dinilai unggul dari Sandiaga.  

Dari sisi popularitas, hampir semua responden mengenal Jokowi dan Prabowo. Namun, dari sisi kesukaan, 88 persen responden suka Jokowi, sementara hanya 75 persen yang menyatakan suka kepada Prabowo. Adapun 9 persen responden tidak suka Jokowi dan 15 persen menyatakan tidak suka dengan Prabowo.  

Dari sisi cawapres, 70 persen responden mengenal Ma'ruf Amin. Dari angka tersebut, 76 persen responden menyatakan suka dan menyatakan tidak suka 8 persen. Sementara, 73 persen reseponden mengenal Sandiaga Uno. Dari angka itu,76 persen menyatakan suka dan 11 persen responden menyatakan tidak suka.  

Survei Indikator dilakukan pada 1-6 September 2018 dan melibatkan 1.220 responden dengan multistage random sampling di seluruh Indonesia. Metode survei yang digunakan yakni dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

3. Masyarakat masih memilih pasangan capres-cawapres karena figur capres

Jokowi dan Prabowo Mampu Ubah Indonesia Lebih Maju?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sementara, hasil survei Populi Center pada 23 September-1 Oktober 2018, Elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi-Ma'ruf mendapatkan elektabilitas sebesar 56,3 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 30,9 persen.  

Menurut Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar, elektabilitas keduanya cenderung stagnan. Pada Agustus Jokowi-Ma'ruf berada di angka 55,1 persen, sementara Prabowo-Sandiaga di angka 30,3 persen.

Survei ini memiliki responden 1.470 orang yang dipilih secara acak (multistage random sampling). Survei memiliki margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. 

Dari hasil survei ini alasan responden memilih pasangan capres-cawapres lebih banyak dipengaruhi faktor capres. Faktor kesukaan dengan figur capres di nomor urut pertama dengan angka 45,9 persen. Kedua, adalah faktor kompetensi menyelesaikan masalah ekonomi di angka 15,4 persen, ketiga figur cawapres 6,4 persen.  

Faktor lainnya adalah dekat dengan ulama (5,9 persen), mampu menciptakan stabilitas politik (4,9 persen), dan suka partai pengusung (2,7 persen). Sehingga dapat disimpulkan mayoritas masyarakat menyatakan alasan utama dalam memilih pasangan capres dan cawapres adalah karena suka dengan figur capres.

Baca Juga: Ini Makna Satu Suara Bagi Kubu Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya