Korban Tewas di Palestina Menjadi 122 Orang, Aksi Solidaritas Meluas

Upaya damai dari internasional mulai dilakukan

Jakarta, IDN Times - Pasukan keamanan Israel dilaporkan telah menewaskan 10 warga Palestina di Tepi Barat, ketika sejumlah aksi protes meletus di tengah kemarahan yang meningkat atas pemboman udara Israel semakin intensif di Jalur Gaza dan ancaman pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Korban jiwa akibat serangan Israel dilaporkan mencapai 122 orang.

Kementerian Kesehatan menyatakan sembilan warga Palestina dibunuh pasukan Israel selama protes di Tepi Barat pada Jumat, 14 Mei 2021, dan enam lainnya tewas dalam upaya menikam seorang tentara Israel di dekat permukiman ilegal Israel di Yabad dekat Jenin.

Baca Juga: PA 212 Desak Pemerintah Segera Bantu Palestina dari Serangan Israel

1. Sebanyak 122 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, tewas dan lebih dari 900 luka-luka

Korban Tewas di Palestina Menjadi 122 Orang, Aksi Solidaritas MeluasSejumlah anak-anak di Palestina melihat kondisi kerusakan dekat gedung menara yang terkena serangan udara Israel, di tengah gencarnya konflik Israel-Palestina, di Kota Gaza, Rabu (12/5/2021). (ANTARA REUTERS / Mohammed Salem/aww.)

Seperti dilporkan Aljazeera, kematian warga Palestina pada Jumat menambah jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel dalam konfrontasi di Tepi Barat sejak awal pekan ini, ketika Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan roket Hamas.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan setidaknya 122 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, tewas dan lebih dari 900 luka-luka sejak awal pekan ini.

Militer Israel telah melancarkan lebih dari 600 serangan udara di wilayah Palestina dalam beberapa hari terakhir, dan mengerahkan pasukan dan tank di dekat Gaza ketika pertempuran semakin intensif. Sementara, tujuh orang di Israel dilaporkan tewas dan lebih dari 2.000 serangan roket diluncurkan kelompok bersenjata di Gaza sejak awal pekan ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji serangan ke Gaza akan terus berlanjut "sebagaimana diperlukan untuk memulihkan ketenangan di negara Israel," meskipun ada seruan internasional untuk segera menghentikan permusuhan ini.

2. Aksi solidaritas untuk Palestina semakin masif

Korban Tewas di Palestina Menjadi 122 Orang, Aksi Solidaritas MeluasInstagram/amarselan

Setelah salat Jumat, ribuan warga Palestina melakukan protes di lebih dari 200 lokasi di Tepi Barat. Lebih dari 500 warga Palestina terluka, mereka terkena peluru tentara Israel, gas air mata dan tembakan.

Ratusan warga Palestina di Yordania juga mencoba melakukan unjuk rasa di perbatasan Yordania dengan Israel pada hari yang sama, tetapi dihentikan pasukan keamanan Yordania. Sementara warga Palestina di Lebanon selatan mencoba memasuki perbatasan Israel.

Protes itu terjadi di tengah eskalasi hari-hari pertempuran antara Israel dan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Israel melancarkan lebih banyak serangan udara dan tembakan tank di Jalur Gaza pada Jumat, sementara kelompok bersenjata Palestina terus meluncurkan roket ke Israel.

Di pos pemeriksaan Beit El di al-Bireh, dekat Ramallah di Tepi Barat, ratusan warga Palestina dari faksi politik saingan Hamas, Fatah dan Front Populer sayap kiri untuk Pembebasan Palestina (PFLP) berbaris bersama mereka yang tidak memiliki afiliasi politik menggelar aksi solaidaritas untuk mendukung warga Gaza dan Palestina di Yerusalem Timur.

Suara tembakan dari Israel dan peluru baja berlapis karet pecah di udara saat ambulans mondar-mandir membawa demonstran yang terluka, sementara asap mengepul ke udara dari ban yang dibakar pengunjuk rasa.

Malak Abu Rab dari Ramallah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia ikut serta dalam aksi protes bersama putrinya, Tuleen 13 tahun, dan putranya Jad, 10 tahun, untuk mendukung mereka yang terbunuh di Gaza, serta orang-orang Palestina di Yerusalem Timur yang diancam akan diusir dari Syekh. Dia bersama ratusan demonstran lainnya terluka dalam penggerebekan polisi Israel baru-baru ini di Masjid Al-Aqsa di kota itu.

"Di Yerusalem, permukim Israel, didukung oleh tentara, mencoba mengusir orang dari rumah mereka, perilaku yang telah dilakukan Israel selama beberapa dekade, dan inilah saatnya untuk menghentikan ini," kata Malak.

"Orang Palestina berbicara dengan bahasa yang sama tentang masalah ini dan perasaan mereka juga sama," sambung dia.

3. Upaya damai dari internasional

Korban Tewas di Palestina Menjadi 122 Orang, Aksi Solidaritas MeluasWarga Palestina terlihat melalui rumah yang rusak saat mereka berkumpul setelah serangan udara Israel, akibat konflik Israel-Palestina, di selatan Jalur Gaza, Rabu (12/5/2021). (ANTARA REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa/aww.)

Sementara, Reuters melaporkan, Israel menghantam Gaza dengan tembakan artileri dan serangan udara pada Jumat ketika menargetkan terowongan kelompok militan Palestina, untuk mencoba menghentikan serangan roket yang terus-menerus ke Israel.

Dalam serangan 40 menit sebelum fajar, setidaknya 13 warga Palestina tewas, termasuk seorang ibu dan tiga anaknya yang jenazahnya sempat dievakuasi dari puing-puing rumah mereka, kata pejabat kesehatan di Gaza.

Serangan Israel termasuk 160 pesawat serta tank dan penembakan artileri dari luar Jalur Gaza, kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus.

Mesir berupaya memimpin upaya internasional untuk mengamankan gencatan senjata dan memastikan konflik tidak meluas. Seorang pejabat Palestina mengatakan negosiasi semakin intensif pada Jumat. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau gencatan senjata segera dilakukan.

"Pertempuran memiliki potensi menjadikan krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan dan selanjutnya mendorong ekstremisme...," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mendesak kembalinya perdamaian melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat.

4. Konflik Palestina-Israel terparah sejak 2014

Korban Tewas di Palestina Menjadi 122 Orang, Aksi Solidaritas MeluasMenteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila (kanan) dalam konferensi pers pada Kamis (4/2/2021). (Facebook.com/Kementerian Kesehatan Palestina)

Konflik Palestina-Israel memanas menyusul ketegangan beberapa pekan belakangan di Yerusalem Timur, terkait pengusiran paksa beberapa warga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah untuk pemukiman Israel.

Ketegangan di kota itu juga menyebar ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang diserang pasukan Israel selama tiga hari berturut-turut selama minggu terakhir Ramadan. Mereka menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah jemaah di dalam masjid dan melukai ratusan lainnya.

Hamas yang menguasai Gaza, melancarkan serangan roket pada Senin, 10 Mei 2021, sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, di Yerusalem Timur.

Kekerasan menyebar ke kota-kota tempat orang Yahudi dan komunitas Arab minoritas Israel hidup berdampingan. Ada juga bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana pejabat kesehatan mengatakan 10 warga Palestina tewas pada Jumat.

Serangan roket Hamas terhadap Israel selatan ini merupakan serangan paling parah antara Israel dan militan Gaza sejak 2014. Seorang pejabat militer Israel mengklaim lebih dari 2.000 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel sejak awal pekan ini. Israel juga mengklaim telah menghancurkan beberapa kilometer terowongan yang digunakan Hamas.

Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur Palestina

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya