Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019

Upaya pemadaman dan penanggulangan terus dilakukan

Jakarta, IDN Times - Satuan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau menerbangkan tiga helikopter, guna mengatasi titik-titik api yang menyebar di pesisir wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

Ketiga helikopter yang diharapkan mengatasi Karhutla melalui operasi pengeboman air atau water bombing tersebut masing-masing jenis Sikorsky, Mi-171 dan Kamov.

1. Penanganan kebakaran masih fokus di Teluk Bano dan Tanjung Leban Rokan Hilir

Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019Google Map

Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan, tiga helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu diterbangkan ke wilayah Teluk Bano dan Tanjung Leban.

"Hari ini fokus kita masih di Teluk Bano dan Tanjung Leban Rokan Hilir. Ada tiga helikopter beroperasi ke sana," kata Edwar dilansir Antara, Senin (1/7).

Edwar menjelaskan ketiga helikopter yang diharapkan mengatasi Karhutla melalui operasi pengeboman air atau water bombing tersebut, masing-masing jenis Sikorsky, Mi-171 dan Kamov.

Baca Juga: 12 Kebakaran Hutan Terburuk dalam Sejarah

2. Lebih dari 40 hektare lahan terbakar di Rokan Hilir

Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Tiga helikopter yang mulai beroperasi sejak Riau menetapkan status Siaga Karhutla awal tahun ini tersebut, kata Edwar, mulai difokuskan beroperasi ke wilayah Rokan Hilir sejak akhir pekan kemarin. Tercatat, lebih dari 40 hektare lahan terbakar di wilayah tersebut.

Kondisi ini, lanjut dia, berpotensi semakin meluas, karena cuaca di wilayah itu saat ini cukup panas dan minim hujan. Sementara, lokasi lahan terbakar berjenis gambut yang pada saat musim panas sekarang ini mudah berpotensi terbakar.

3. Upaya penanggulangan terus dilakukan selain pemadaman kebakaran

Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Edwar menyebutkan selain mengandalkan pemadaman dari udara, upaya penanggulangan juga dilakukan tim gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, dan masyarakat setempat.

"Semoga semuanya bisa diatasi dengan baik," ujar dia.

4. Lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar selama 2019

Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Hingga awal Juli 2019, kata Edwar, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426.83 hektare.

Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu, mengalami kebakaran sejak awal tahun.

Menurut Edwar kondisi di wilayah tersebut terus memburuk hingga bulan berikutnya dan membuat Panglima TNI mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.

Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Kendati, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.

Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 548.25 hektare. Selanjutnya, Siak 347.85 hektare, Dumai 266.75 hektare, dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 118.6 hektare, Pelalawan 90 hektare, dan Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare.

"Di Pekanbaru 46,51 hektare, Kampar 64,1 hektare, Kuansing 5 hektare, dan Rokan Hulu 2 hektare," papar Edwar.

5. Satgas Karhutla terus siaga dan berupaya menekan angka Karhutla

Lebih dari 3.000 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar Selama 2019ANTARA FOTO/Satgas Karhutla Riau

Satgas Karhutla, terus siaga dan berupaya menekan angka Karhutla. Satgas juga diperkuat BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mengerahkan helikopter pengebom air serta pesawat modifikasi cuaca. Upaya pencegahan dan penanggulangan turut melibatkan seluruh pihak, mulai pemerintah hingga dunia swasta.

"Kita berusaha maksimal dalam menanggulangi Karhutla sedini mungkin, dengan kolaborasi dan kerja sama yang terus dijaga seluruh personel yang memperkuat Satgas," tutur Edwar.

Edwar menambahkan Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla, setelah menetapkan status Siaga Darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.

Baca Juga: 4 Manfaat Kebakaran Hutan Alami, Gak Melulu Merugikan

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya