[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018

Kekerasan agama mencoreng wajah demokrasi di Tanah Air

Jakarta, IDN Times - Sejumlah kasus intoleransi kembali terjadi beberapa hari belakangan. Sejumlah pihak mengecam keras aksi kekerasan agama tersebut, karena dianggap menodai keberagaman dan mencederai wajah demokrasi di Tanah Air.

Setara Institute menganggap kasus kekerasan agama ini bagai ‘tamparan’ bagi tokoh agama dan pemerintah yang baru saja menyelenggarakan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa di Jakarta pada 8 hingga 10 Februari 2018.

"Setara Institute mengutuk seluruh kebiadaban yang sarat dengan sentimen keagamaan tersebut. Berkaitan dengan itu, kami ingin mengingatkan ulang kepada pemerintah, pemuka agama, dan elite ormas-ormas keagamaan bahwa potret riil kerukunan itu terletak di tingkat akar rumput," ujar Ketua Setara Institut Hendardi, Minggu (12/2).

1. Pura di Lumajang dirusak orang tak dikenal

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018IDN Times/Ardiansyah Fajar

Tak hanya Lamongan, di hari yang sama, masyarakat Lumajang juga digegerkan dengan perusakan sebuah Pura di daerah Senduro. Para pelaku menghancurkan setidaknya tiga arca"Pelaku ini sepertinya memanfaatkan kasus yang ada sekarang ini. Makanya harus diusut mulai sekarang. Jangan sampai meluas," tegas Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat melakukan konferensi pers, Senin (19/2). 

Tak hanya Polda Jawa Timur, Frans mengatakan bahwa kasus ini juga mendapat perhatian dari Mabes Polri. Wakapolri, Komjen Syafruddin langsung turun ke lapangan untuk memeriksa kejadian tersebut.

2. Penyerangan terhadap ulama di Lamongan

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018Dok. IDN Times/Istimewa

Penyerangan terhadap ulama juga menimpa seorang kiai di Lamongan bernama Abdul Hakam Mubarok pada Ahad (19/2). Korban yang merupakan pengasuh Pondok Karangasem Paciran Lamongan tersebut diserang oleh seorang pria yang berlagak gila.

Namun, saksi mata yang berada di lokasi mengatakan bahwa tampilan pelaku tak seperti orang gila karena tak tampak kumal. Bahkan, gigi dan baju yang dipakainya tampak bersih. Yang lebih janggal, pelaku diketahui sudah mondar-mandir di lokasi sejak beberapa hari sebelumnya. 

Sempat menuai amarah massa, pria berambut cepak itu pun diamankan di Mapolsek Paciran. Informasi terakhir, pria tersebut dibawa ke RS Bhayangkara untuk diperiksa kejiawaannya. 

3. Perusakan masjid di Tuban

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018halopantura.com

Belum usai kasus perusakan gereja di Yogya dan pengusiran Bikhsu di Tangerang, penyerangan tempat ibadah kembali terjadi. Kali ini, masjid Baiturrahim di Tuban, Jawa Timur diserang sekolompok orang.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, perusakan masjid terjadi pada Selasa (13/2) pukul 01.00 WIB. Pada pukul 03.00 WIB, Polres Tuban langsung mengamankan para pelaku yang berjumlah dua orang.

Satu pelaku bernama M Zaenudin (40) warga Desa Karangharjo RT 02 RW 01, Kecamatan Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Zaenudin diamankan di Polda Jatim karena indikasi gangguan jiwa, satu lain masih dalam penangangan Polres Tuban.

Sebelum kejadian, pelaku Zaenudin pada malam hari mencari-cari seorang Kiai Pondok Al Ishlahiyah, Gus Mad. Seorang warga, Muhammad, sempat menanyakan tujuan pelaku mencari-cari hingga ke belakang masjid. Namun, pelaku malah marah dan memukul Muhammad.

Pelaku kemudian pemecahan kaca masjid, hingga masyarakat sekitar menangkapnya. Pelaku kemudian diserahkan kepada kepolisian setempat. Dalam proses pemeriksaan, kepolisian menemukan buku-buku ilmu sufi dan buku makrifat. Namun dugaan ilmu menyimpang dan lain-lain masih dikembangkan Polda Jatim. 

Baca juga: Setelah Gereja, Kini Giliran Masjid di Tuban Dirusak

4. Ancaman bom di kelenteng Kwan Tee Koen Karawang

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018IDN Times/Istimewa

Selain penyerangan gereja, pada hari yang sama juga terjadi ancaman ledakan bom di Kelenteng Kwan Tee Koen, Karawang, Jawa Barat. Tersangka bernama Dadang Purnama alias Daeng alias Dawer Bin Adang Rahmat.

Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan ancaman bom bermula dari kedatangan Dawer ke kelenteng, untuk memberikan Alquran kecil kepada pengurus kelenteng pada Minggu 11 Februari 2018, sekitar pukul 05.15 WIB.

Setelah membuka Alquran, Handy mengatakan, pengurus menemukan selembar kertas berisi ancaman bom dan permintaan puluhan juta rupiah. Kertas tersebut bertuliskan, "Rp63.000.000, Sejarah Pembodohan Uang. Sudah terungkap sekarang mending loe TF : ke Rek gua 1091620125 (BCA) atau GUA BOM ini tempat loe'."

Setelah menyelidiki kasus ini, Senin (12/2), sekitar pukul 01.00 WIB polisi menangkap Dawer di rumah orang tuanya di Babakan Sananga Timur, RT 001 RW 004, Kelurahan Adiarsa Timur, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari penangkapan pelaku yang kelahiran Cirebon, 1 September 1993 itu, di antaranya satu Alquran kecil sampul warna merah yang ditemukan di kelenteng), uang selembar pecahan Rp10 ribu, satu lembar kertas berisi ancaman, dan satu buku berjudul Aku Cinta Islam.

Baca juga: Kronologis Ancaman Bom di Kelenteng Karawang, Pelaku Mengantarkan Alquran

5. Serangan Gereja Santa Lidwina Sleman 

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018IDN Times/Yogie Fadila

Kasus kekerasan agama terjadi di Yogyakarta. Seorang pemuda bersenjata pedang menyerang jemaat di Gereja Santa Lidwina, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Minggu (11/2).

Peristiwa ini menyebabkan Romo Prier dan dua jemaatnya serta seorang polisi mengalami luka berat akibat sabetan senjata tajam. Pelajar berinisial S asal Banyuwangi, Jawa Timur itu akhirnya dilumpuhkan polisi dengan senjata api di bagian kaki dan perut.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, S diduga terpengaruh radikalisme hingga melakukan aksi penyerangan ke tempat ibadah. Dia pernah tinggal di Poso dan Magelang. Dia juga pernah membuat paspor untuk pergi ke Suriah, tapi gagal.

Kepolisian masih menyelidiki kemungkinan S bekerja sendiri (lone wolf) atau terlibat jaringan teroris lain. Kondisi S saat ini belum dapat dimintai keterangan karena mengalami luka tembak yang cukup parah. 

Baca juga: Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina Terpengaruh Radikalisme?

6. Persekusi terhadap Biksu di Tangerang

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018IDN Times/Istimewa

Kasus kekerasan agama pertama sepanjang 2018 yakni persekusi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (7/2) dan baru viral di media sosial pada 9-10 Februari lalu.

Sekelompok orang tiba-tiba menggerebek kediaman Mulyanto. Mereka menuding sang biksu sering mengadakan kegiatan ibadah agama Buddha di rumahnya. Yang lebih ekstrem lagi, orang-orang itu menuding ada upaya dari Mulyanto untuk mengajak warga sekitar berpindah agama.

Dari video yang beredar hingga viral itu, Mulyanto kemudian diminta membuat surat pernyataan dan meninggalkan rumahnya pada 4 hingga 10 Februari 2018. Di bagian akhir video, ia mengaku siap diproses secara hukum jika terbukti melanggar surat pernyataan tersebut. 

Romo Kartika yang mewakili pemuka agama Buddha membantah akan dilakukan kegiatan ibadah di Desa Babat. Ia juga membantah akan dibangun Vihara di area tersebut. 

Ia menjelaskan setiap Minggu Biksu Mulyanto mendapat kunjungan dari warga dari luar Desa Babat, karena ingin memberikan bekal makanan. Mulyanto pun membalasnya dengan mendoakan orang-orang yang telah memberikan bekal makanan itu. Romo Kartika mengakui ada kekeliruan, sehingga terdapat mispersepsi terhadap kegiatan Biksu Mulyanto. 

Sedangkan, petinggi di desa tersebut mengklaim mereka tidak anti terhadap warga dari agama lain. Bahkan, mereka menyebut sejak dulu selalu bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain baik itu Nasrani, Buddha atau Khonghucu. 

Baca juga: Walau Ada Insiden Pengusiran Biksu, Tangerang Tetap Klaim Kota yang Toleran

7. Dua serangan brutal terhadap tokoh Islam

[Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018IDN Times/Helmi Shemi

Setara Institut menyebutkan terjadi dua serangan brutal terhadap tokoh agama. Pertama penganiayaan ulama sekaligus Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) HR Prawoto, oleh orang tak dikenal pada Kamis (1/2), hingga nyawanya tak dapat diselamatkan.

Kedua, penganiayaan pada ulama, tokoh NU, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka Bandung, Jawa Barat, KH Umar Basri pada Sabtu (27/1).

Baca juga: Gereja Bethel dan FPI Bangun Toleransi Beragama di Petamburan

Topik:

Berita Terkini Lainnya