Linimasa: Pilkada Jateng Berebut Suara NU

9. Kamis, 09.40 WIB: Ganjar diperiksa KPK untuk saksi kasus e-KTP

ANTARA FOTO/R. Rekotomo

Sehari setelah merayakan kemenangan Pilkada Jateng, Ganjar mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis pagi (28/6). Politikus PDIP itu tiba di gedung lembaga anti rasuah sekitar pukul 09.40 WIB. 

Kepada media, Ganjar mengatakan, ia hadir demi memenuhi janjinya yang sempat tertunda. Ia sempat dipanggil KPK pada 5 Juni lalu, namun absen dengan alasan tengah sibuk mempersiapkan Pilkada. 

"Saya dulu kan gak bisa datang. Nah, memenuhi janji saya toh, makanya saya datang hari ini," ujar Ganjar saat tiba di gedung KPK. 

Ganjar mengaku akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka keponakan Setya Novanto yang bernama Irvanto Hendra Pambudi dan sahabat Novanto, Made Oka Masagung dalam kasus e-KTP. Keduanya, merupakan orang yang menampung fee proyek KTP Elektronik bagi mantan Ketua DPR itu. 

Sejak awal, Ganjar memang mengaku sudah menolak menerima uang dari proyek KTP Elektronik yang telah merugikan negara Rp 2,3 triliun. Walau pun terpidana sekaligus mantan bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengaku turut memberi uang US$ 500 ribu kepada Ganjar.

8.Rabu, 21.00 WIB: Tingkat partisipasi pemilih meningkat

IDN Times/Reza Iqbal

Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Jateng sebanyak 64,64 persen. Angka ini menunjukkan tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Jateng 2018 meningkat dibanding Pilkada Jateng 2013 yang hanya 55,73 persen.

Direktur LSKP LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono mengatakan meningkatnya partisipasi pemilih ini menujukkan antusiasme masyarakat Jawa Tengah yang cukup tinggi.

"Partisipasi pemilih warga Jawa Tengah sebanyak 64,64 persen. Yang tidak gunakan hak pilih sebanyak 35,40 persen," kata Sunarto, usai memaparkan hasil quick count Pilkada Jateng di Grand Candi Hotel Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/6).

Sunarto menilai, antusiasme pemilih lebih karena adanya faktor teknologi. Pada 2018, banyak pemilih millennials yang menyalurkan hak pilihnya. Media teknologi dinilai membantu dalam sosialisasi pilkada. 

Sementara, ada 35,4 persen yang tidak memilih karena banyak faktor. Menurut Sunarto, mereka yang memilih golput karena persoalan teknis, administratif, dan ideologis. Namun dari tiga indikator mayoritas pemilih tidak menyalurkan haknya karena faktor teknis.

7. Rabu, 20.00 WIB: Hasil hitung cepat ditutup, Ganjar-Yasin tetap unggul

Infografis Rappler Indonesia

Quick count atau hitung cepat dari beberapa lembaga survei ditutup, pasangan calon Ganjar-Yasin unggul dari Sudirman-Ida. Seperti hasil hitung cepat lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Ganjar-Yasin memperoleh suara 58,58 persen, sedangkan pasangan Sudirman-Ida 41,42 persen.

Sementara, hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, pasangan Ganjar-Yasin memperoleh 58,26 persen, dan pasangan Sudirman-Ida meraih 41,74 persen.

6. Rabu, 19.35 WIB: Ganjar 'keok' di beberapa desakawasan Pabrik Semen Rembang

IDN Times/Triadanti

Meski menang di hasil quick count, Pasangan Ganjar-Yasin harus kalah dalam perolehan suara di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) kawasan ring 1 Pabrik Semen Rembang.

Namun ada juga dia menang telak di salah satu desa.

Setidaknya ada lima desa yang masuk ring 1 Pabrik Semen Rembang, yakni Desa Timbrangan, Tegaldowo, Kajar, Pasucen, yang masuk Kecamatan Gunem, dan Desa Kadiwono yang masuk Kecamatan Bulu.

Seperti dilansir kantor berita Antara, Rabu (27/6), Ganjar-Yasin kalah telak di Desa Timbrangan, Kecamatan Gunem. Yakni di TPS 1 dan 3, sedangkan di TPS 3 Ganjar-Yasin unggul.

Desa Kajar yang memiliki tiga TPS, pasangan Ganjar-Yasin juga 'keok' yakni di TPS 1, TPS 2, dan TPS 3. Sementara di Desa Tegaldowo yang juga masuk desa ring 1 Pabrik Semen Rembang, Ganjar-Yasin kalah tipis dari pasangan Sudirman-Ida di TPS 6 dan TPS 7.

Meski kalah telak di empat desa kawasan Semen Rembang, Ganjar-Yasin menang telak di Desa Kadiwono, yakni di TPS 1 dan TPS 2.

Pembangunan Pabrik Semen Rembang menimbulkan pro-kontra warga sekitar, terutama di ring 1, antara lain dengan beberapa kali melakukan demo kepada Ganjar Pranowo yang menjabat Gubernur Jateng.

5. Rabu, 17.05 WIB: Nama Mendagri masuk di TPS Semarang

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) 10 Mlatiharjo, Semarang Timur, untuk meminta pencabutan setelah mendapat informasi namanya masih tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Jawa Tengah 2018.

"Untung nya saya dapat informasi itu dan proaktif mendatangi TPS tersebut bersama Ketua Bawaslu Pusat (Abhan), dan dicabut nama saya di DPT itu, serta memastikan (Formulir C-6) tidak dipakai)," kata Tjahjo di Semarang, seperti dilansir kantor berita Antara, Rabu (27/6).

Menurut Tjahjo hal itu terjadi karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak menggunakan data daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) untuk menetapkan DPT, sehingga Mendagri yang sudah memiliki KTP Jakarta masih tercatat di DPT Pilkada Jateng 2018.

"KPU tidak pakai data DP4 Kemendagri yang diserahkan ke KPU, padahal di aplikasi KPU data saya di TPS Semarang, tempat tinggal saya yang lama. NIK saya sudah pindah Jakarta dan saya ber-KTP Jakarta," kata Tjahjo.

4. Rabu, 15.47 WIB: Ganjar unggul di hasil quick count

IDN Times/Sukma Shakti

Hasil quick count atau hitung cepat sementara di beberapa lembaga, Ganjar-Yasin mengungguli pasangan Sudirman-Ida. Ganjar yang merupakan gubernur incumbent atau petahana diusung oleh empat partai yakni PDIP, PPP, Demokrat, dan Nasdem. Sementara, Sudirman Said diusung koalisi Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PKB.

3. Rabu, 14.30 WIB: Ganjar-Yasin unggul di LP Semarang

IDN Times/Sukma Shakti

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin meraih suara terbanyak, dalam penghitungan suara Pilgub 2018 di tiga TPS yang ada di dalam kompleks LP Klas I Kedungpane Semarang, hari ini.

Dalam LP Semarang tersebut terdapat tiga TPS, masing-masing TPS 8, 9, dan 10. Di TPS 8, Ganjar-Yasin meraih 110 suara. Sedangkan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sudirman Said-Ida Fauziyah hanya meraih 18 suara.

"Total 133 suara dari jumlah yang tercantum dalam DPT sebanyak 323 orang. Ada lima surat suara yang dinyatakan tidak sah," kata Ketua KPPS TPS 8 Nugroho, seperti dilansir kantor berita Antara, Rabu (27/6).

Sementara di TPS 9, Ganjar-Yasin meraih 48 suara, sedangkan Sudirman-Ida 7 suara. Jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT TPS 9 ini mencapai 173 orang.

Ketua KPPS TPS 9 Nasirul Hakim mengatakan lebih dari separuh penghuni LP yang terdaftar di tempat pemungutan suara ini, tidak menggunakan hak pilihnya. Banyaknya penghuni LP Semarang yang tidak mencoblos karena sebagian besar yang terdata di TPS itu sudah bebas.

Sedangkan, di TPS 10 tercatat pasangan Ganjar-Yasin meraih 94 suara, adapun Sudirman-Ida meraih 40 suara. Jumlah total pemilih yang terdaftar dalam DPT di TPS ini mencapai 225 orang.

2. Rabu, 08.00 WIB: LSI Denny JA prediksi Ganjar menang telak dari Sudirman

Infografis Rappler Indonesia

Peneliti sekaligus pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan selisih elektabilitas petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen terpaut jauh, dengan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Dia meyakini, Ganjar dan pasangannya akan menang telak.

"Selisih dia dengan saingannya itu dobel digit, di atas 10 persen. Jateng bisa dikatakan besar kemungkinan dimenangkan oleh Ganjar," ujar Denny.

Keterlibatan Ganjar dalam kasus KTP Elektronik (KTP-el) juga dinilai tidak memberikan efek berarti bagi masyarakat. Menurut Denny, publik tahu Ganjar diisukan terlibat e-KTP, namun lebih banyak yang percaya dia tak bersalah.

"Ya itu opini umum. Walau terlibat KTP-el, belum besar efeknya (pada Pilkada). Di samping itu, jarak elektabilitas dengan pesaing juga terlalu jauh. Kalau kecil sekali jarak elektabilitasnya, ya mungkin ada efek elektoral," kata dia.

1. Rabu, 07.00 WIB: Sama-sama didukung Nahdlatul Ulama (NU)

Infografis Rappler Indonesia

Baik Ganjar-Yasin ataupun Sudirman -Ida memiliki basis Nahdatul Ulama (NU) yang kuat. Taj Yasin atau yang akrab disapa Gus Yasin adala putra dari Ulama Besar NU K.H. Maimoen Zubair. 

Meski begitu, sosok Ida Fauziyah juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ida saat ini menjabat Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU. Ida juga tercatat pernah menjadi Ketua Umum Fattayat NU sejak 2010.

IDN Times/Sukma Shakti