[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?

Ada tiga sesi pidato presiden

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hari ini akan menyampaikan pidato kenegaraan dalam acara Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta. Jokowi menyampaikan pidatonya sebanyak tiga kali mulai pagi hingga sore.

Sidang yang digelar setahun sekali ini, juga dihadiri Menteri Kabinet Kerja, tokoh nasional, dan pejabat negara lainnya. Hadir juga Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Ada juga Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung, dan Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto.

Rangkaian acara hari ini terdiri dari tiga sesi. Menurut jadwal MPR RI, pada pukul 08.00 WIB, Jokowi memulai pidato pertama. Pada pukul 10.00 WIB, Jokowi akan menyampaikan pidato kenegaraannya dalam rangka HUT ke-74 RI, serta pukul 14.00 WIB Jokowi sampaikan pidato mengenai RUU APBN 2020.

Selain Jokowi, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, dan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, juga akan menyampaikan pidato mereka. Sidang MPR RI pun digelar di gedung Kura-Kura.

Yang paling ditunggu-tunggu, Jokowi dikabarkan akan mengumumkan lokasi ibu kota baru Indonesia di Sidang MPR RI ini. Hal tersebut disampaikan Jokowi secara langsung di hadapan forum pemimpin redaksi media, di Istana Merdeka, Rabu (14/8).

Baca Juga: Ini Deretan Pejabat Negara yang Hadir di Sidang Tahunan MPR RI

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 15.15: Ketua DPR menutup sidang tahunan MPR dengan pantun sindiran politik

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo akhirnya menutup sidang tahunan MPR, setelah menandatangani laporan keuangan Presiden Jokowi. Seperti pada saat membuka sidang ketiga, pria yang akrab disapa Bamsoet itu kembali berpantun yang menyindir tentang kondisi politik sekarang ini.

Dalam pantun tersebut dikatakan agar partai politik tak berebut kursi kabinet dan menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada Jokowi.

"Bunga pandan tegak berdiri, lurus disusun tampak lah rapi. Jangan sikut-sikutan berebut kursi menteri, serahkan saja ke Pak Jokowi," ucap Bamsoet, yang membuat gerrr... hadirin.

Selain itu, Bamsoet juga kembali berpantun untuk mengucapkan HUT ke-74 RI.

"Jalan-jalan ke Teuku Umar, jangan lupa lewat Gondangdia dan Kertanegara. Walau kadang kita bertengkar, tetap semangat dirgahayu Indonesia Merdeka," ucap Bamsoet, kembali membuat tawa hadirin.

Pukul 14.30: Presiden Jokowi menyampaikan pidato nota keuangan dan RUU APBN

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

Presiden Jokowi menyampaikan pidato ketiga dalam Sidang Tahunan MPR. Pidato kali ini, Presiden memaparkan kebijakan ekonomi Indonesia, baik jangka pendek maupun panjang.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan 16 pencapaian pemerintahannya di bidang ekonomi. Di antaranya tren pertumbuhan ekonomi dari 4,88 persen pada 2015, menjadi 5,17 persen pada 2018, dan terakhir Semester I-2019 mencapai 5,06 persen.

Kemudian, angka pengangguran diklaim menurun dari 5,81 persen pada Februari 2015, menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Ketiga, penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015, menjadi 9,41 persen pada Maret 2019, yang diklaim terendah dalam sejarah NKRI.

Pukul 14.00: Ketua DPR membuka pidato pembukaan masa persidangan I DPR RI 2019-2020 dengan pantun

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Sidang Tahunan MPR RI di gedung DPR/MPR kembali dilanjutkan usai istirahat sekitar dua jam. Setelah Presiden Jokowi tiba di ruang paripurna sekitar pukul 14.00 WIB, sidang kembali dilanjutkan dengan rapat paripurna DPR RI. 

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo membuka rapat paripurna dengan cair. Dia membuat pantun hingga mengundang tawa hadirin di ruang sidang.

"Segi empat belah ketupat
Ketupat dibuat bila Lebaran dekat
Para pemimpin jangan saling sindir silang pendapat
Agar negeri tetap sehat dan kuat

Bunga seroja dari Kalimantan
Dibawa orang ke Sulawesi
Walau orang ramai mendebat amandemen
Pancasila dan NKRI tetap harga mati."

Pukul 11.30: Sandiaga puji penampilan Ma’ruf Amin yang tidak lagi memakai sarung saat sidang DPD

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Politikus Partai Gerindra Sandiaga Uno memuji penampilan yang tak biasa dari Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin saat menghadiri Sidang Tahunan MPR. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu yang biasa memakai sarung, kali ini memakai baju adat Betawi.

“Saya bilang ‘ganteng banget pakai baju betawi persis kaya orang Betawi’,” kata Sandiaga yang duduk bersebelahan dengan Ma’ruf Amin.

Pada Sidang Tahunan MPR, Ma'ruf sempat mengenakan pakaian khasnya, yakni sarung dan jas hitam, serta sorban dan peci hitam. Ia sempat menyapa dan melambaikan tangan kepada awak media yang memanggilnya.

Namun, penampilan Ma'ruf berubah saat sidang DPD RI. Ma'ruf keluar ruang sidang sekitar pukul 11.15 WIB, dengan mengenakan pakaian adat Betawi berwarna serba hitam.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 11.05: Jokowi ingin Indonesia tak lagi impor avtur, tapi mengekspor avtur dari sawit

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?Antara FOTO/Sigid Kurniawan

Jokowi menginginkan agar Indonesia bisa menjadi pengekspor avtur dan nantinya avtur Indonesia berasal dari sawit.

Sebelumnya, Pertamina pernah mengatakan Indonesia tak lagi impor avtur sejak April 2019. Mereka bakal mengoptimalkan kilang-kilang yang ada, untuk memenuhi kebutuhan avtur dalam negeri.

"Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur, kita juga ingin produksi avtur berbahan sawit," ujar dia.

Jokowi juga berharap nantinya Indonesia bisa beralih ke B100 atau bahan bakar yang 100 persen berasal dari sawit. Saat ini, Indonesia memasuki masa transisi dari B20 ke B30.

"Kita harus berani memulai dari sekarang beberapa lompatan kemajuan sudah kita lakukan. Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa membuat B100," kata dia.

Tidak hanya itu, mantan Wali Kota Solo tersebut juga menargetkan Indonesia tidak hanya mengembangkan mobil listrik, tetapi juga membangun industrinya.

"Kita sudah mulai membuka ruang pengembangan mobil listrik tapi kita ingin lebih dari itu, kita ingin membangun industri mobil listrik sendiri. Kita harus berani melakukan ekspansi tidak hanya bermain di pasar dalam negeri. Produk-produk kita harus mampu membanjiri pasar regional dan globa. Itu yang harus kita wujudkan," kata dia.

Pukul 11.00: Jokowi sentil jajaran eksekutif agar lebih efisien dalam penggunaan anggaran

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dalam kesempatan pidato tahunan ini, Jokowi juga menyentil jajaran eksekutif yang terdiri dari DPR, MPR, dan DPD agar lebih efisien dalam penggunaan anggaran negara.

“Saya ingatkan kepada jajaran eksekutif agar lebih efisien. Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone kita,” kata Jokowi, sembari menunjukkan gawainya.

"Buat apa studi banding jauh-jauh, padahal informasi yang dibutuhkan bisa kita dapatkan lewat smartphone kita. Mau study banding ke Belanda, Rusia. Dan ini saya kira relevan untuk bapak ibu anggota dewan," kata dia.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 10.40: Jokowi tidak kompromi dengan aparat yang mengingkari Pancasila

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?Dok. IDN Times

Jokowi mengingatkan kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintah serta instansi bahwa jumlah aparat dan organisasi yang tidak efisien untuk dipangkas. Hal itu perlu dilakukan agar terjadi harmonisasi dalam penyederhanaan prosedur maupun regulasi.

"Organisasi yang tumpang tindih fungsinya harus digabung. Oleh karena itu jumlah organisasi dan jumlah aparat yang tidak efisien dan tidak relevan harus mulai dipangkas," ujar dia.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas serta budaya dari para aparatur negara seperti birokrat, TNI, Polri, hingga pejabat BUMN. "Harus segera berubah. Harus segera berubah."

Jokowi juga menegaskan pemerintah tidak akan main-main dengan pihak-pihak yang mengingkari Pancasila. Meski begitu, dia mengapresiasi pejabat daerah maupun pimpinan lembaga negara yang mau turun ke bawah untuk melayani masyarakat.

"Kita tidak kompromi aparat yang mengingkari Pancasila. Kita tidak kompromi aparat yang tidak melayani yang tidak turun ke bawah. Sebaliknya kita cari kita apresiasi aparat yang selalu menebarkan optimisme, yang melakukan smart shortcut dan yang sepenuh hati melayani rakyat," kata dia.

Pukul 10.35: Jokowi menyinggung HAM

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Dalam pidato kenegaraannya pada sidang bersama DPD-DPR RI 2019, Presiden Jokowi menyinggung soal isu penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Mengenakan pakaian adat Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jokowi mengapresiasi kinerja para penegak hukum dan HAM Indonesia.

"Ukuran kinerja para penegak hukum dan HAM juga harus diubah termasuk kinerja pemberantasan korupsi," kata Jokowi. Menurut dia, kerja keras para penegak hukum dan HAM harus diapresiasi.

Jokowi menyampaikan pandangannya tentang bagaimana menilai keberhasilan penegakan HAM. "Keberhasilan para penegak hukum bukan hanya diukur dari berapa kasus yang diangkat dan bukan hanya berapa orang dipenjarakan," kata dia.

"Harus juga diukur dari berapa potensi pelanggaran hukum dan pelanggaran HAM bisa dicegah, berapa potensi kerugian negara yang bisa diselamatkan. Ini perlu kita garis bawahi," lanjut dia. Karena itu, menurut Jokowi, manajemen tata kelola dan sistem adalah hal yang harus dibangun.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 10.30: Jokowi meminta doa dan izin pemindahan ibu kota ke pulau Kalimantan

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Jokowi juga menyinggung pemindahan ibu kota baru Indonesia. Dia meminta doa dan izin pemindahan ibu kota ke pulau Kalimantan.

"Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon rida Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak, Ibu, Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan," kata dia.

Jokowi menuturkan ibu kota bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa. "Ini demi terwujud nya pemerataan dan keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya," ucap kepala negara.

Pukul 10.29: Jokowi sebut regulasi yang tidak sesuai zaman harus dihapus

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Dalam pidato kedua ini, Jokowi juga memerintahkan agar kementerian dan lembaga negara tidak mempersulit regulasi bagi masyarakat dan pelaku usaha.

"Kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita menakut-nakuti kita yang justru menghambat inovasi. Ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya," ujar dia.

Menurut Jokowi, regulasi yang tidak konsisten harus diselaraskan, dan yang tidak sesuai zaman harus dihapus.

"Regulasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus dihapus.
Regulasi yang tidak konsisten dan tumpang tindih antara satu dan lainnya harus diselaraskan, disederhanakan, dan dipangkas," kata dia.

Jokowi mengingatkan agar kementerian dan lembaga negara harus bisa memanfaatkan teknologi baru. Meski demikian, ia berpesan agar jangan sampai teknologi juga merusak keadaban bangsa.

"Kita juga harus tanggap terhadap tantangan baru yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pemanfaatan teknologi yang merusak keadaban bangsa, yang membahayakan persatuan dan kesatuan, yang membahayakan demokrasi, harus kita atur secara terukur," kata Jokowi.

Pukul 10.27: Jokowi kembali menyampaikan pidato kenegaraan jelang HUT RI

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Presiden kembali menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang DPD RI. Dalam pidatonya tersebut, Jokowi menyinggung tentang sistem pertahanan dan keamanan Indonesia.

Jokowi mengatakan keamanan dan pertahanan Indonesia harus siap menghadapi radikalisme dan terorisme. Selain itu, Indonesia juga harus siap menghadapi segala macam kejahatan yang bisa memecah belah bangsa.

"Dalam bidang pertahanan-keamanan kita juga harus tanggap dan siap. Menghadapi perang siber. Menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita," kata dia.

Menurut Jokowi Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan dan harus menghadapi keterbukaan dengan kewaspadaan.

"Kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa. Kewaspadaan terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa kita. Kewaspadaan terhadap apapun yang mengancam kedaulatan kita," ucap dia.

Pukul 10.15: Ketua DPD puji keberhasilan pemerintahan Jokowi di bidang ekonomi

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times

Dalam pidatonya, OSO juga memuji keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi dalam lima tahun terakhir. Menurutnya, Jokowi telah konsisten dalam menjalankan visi-misinya.

"Terkait dengan hal itu, kita juga patut gembira bahwa pemerintahan Presiden Jokowi telah istiqomah dalam menjalankan visi dan misinya," ujar dia.

Ketua Umum Partai Hanura ini juga memuji keberhasilan Jokowi dalam bidang ekonomi, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur hingga program BBM satu harga.

"Hingga keberhasilannya dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun (sekaligus menurunkan tingkat kemiskinan hingga menjadi 9,66 persen pada tahun 2018) adalah prestasi yang patut di apresiasi," tutur dia.

Selain itu, OSO menilai program dana desa yang dianggarkan pemerintah mampu memberi dampak positif bagi masyarakat kecil. Dia berharap agar dalam periode kedua Presiden Jokowi, program dana desa tetap dijalankan.

"Dengan prinsip Desa Maju, Wong Cilik Umuyu, kami juga mengapresiasi atas telah tersalurkannya anggaran dana desa hingga mencapai Rp257 triliun. Dan dengan keyakinan bahwa Indonesia akan maju jika daerah-daerahnya maju, maka kami mendorong agar dalam 5 tahun ke depan, alokasi dana desa tersebut dapat terus ditingkatkan," papar dia.

"Termasuk dukungan pemerintah terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu unsur penting dalam mendukung perekonomian nasional," kata OSO.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 10.13: Jokowi semangati OSO yang beberapa kali berhenti sejenak saat pidato

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?Dok.IDN Times

Presiden Jokowi sempat menyemangati OSO dengan memberikan tepuk tangan, ketika Ketua Partai Hanura itu beberapa kali berhenti menyampaikan pidato dalam sidang tahunan MPR.

Bahkan, Jokowi dan peserta sidang tahunan yang hadir sebelumnya sempat tertawa, melihat OSO salah dalam menyampaikan pidatonya, hingga beberapa kali berhenti sejenak. 

Pukul 10.12: DPD dorong penggunaan energi tenaga nuklir

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?Dok.IDN Times

Dalam pidatonya, OSO juga mendorong pemerintah menggunakan energi nuklir. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus berfluktuasi dalam delapan tahun terakhir. Kondisi itu membuat Indonesia perlu mencari energi alternatif, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Indonesia tidak bisa bergantung terus pada energi fosil.

"Energi Baru dan Terbarukan bukan saja memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan industri saja. Lebih dari itu, hal tersebut juga membuka peluang investasi jangka panjang di Indonesia," ujar dia.

OSO menyebutkan pembangunan Pembangkit Tenaga Nuklir sebagai langkah strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan ekspor sumber daya alam dalam bentuk semi-finishing product atau finishing product.

"Sebagai contoh, rencana pengembangan bauksit menjadi alumunium di Kalimantan Barat memerlukan energi skala besar, stabil, murah, dan bebas polusi. Hal tersebut hanya akan dapat dipenuhi jika kita membangun energi baru dan terbarukan melalui Pembangkit Tenaga Nuklir dan mengakhiri secara bertahap penggunaan energi fosil," kata dia.

Oleh karena itu, DPD mendukung pembangunan PLTN di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat dan kabupaten/kota lain di Indonesia.

"Hal ini sesuai dengan hasil kajian dan riset Tim Penyiapan Pembangunan PLTN dan komersialisasinya, bahwa Kabupaten Bengkayang layak untuk dijadikan percontohan, bahkan hasil riset menyatakan 87 persen masyarakat Provinsi Kalimantan Barat setuju pembangunan PLTN tersebut guna mendukung industrialisasi dan mensejahterakan masyarakat," tutup dia.

Pukul 10.10: DPD dukung Jokowi pindahkan ibu kota ke Kalimantan

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta Odang atau akrab disapa OSO mendukung dalam pidatonya menyampaikan keinginan pemerintah untuk merealisasikan pemindahan ibu kota ke wilayah Kalimantan. Sampai saat ini, belum disebutkan detail kota mana yang bakal menggantikan Jakarta, namun OSO mendukung pemindahan ibu kota.

"Kami mendukung rencana Pemerintah untuk segera merealisasikan pemindahan ibu kota negara ke pulau Kalimantan," ujar OSO.

OSO mengingatkan agar pemerintah membentuk regulasi khusus terkait dengan pembangunan daerah kepulauan. Menurut dia, cara itu menjadi salah satu solusi dalam menghilangkan kesenjangan antar wilayah.

"Terkait hal itu semua, DPD RI sebagai representasi daerah akan konsisten dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia," tutur dia.

Dengan fungsi pengawasan yang ada, kata OSO, pihaknya menegaskan bakal terus melakukan pemantauan dan evaluasi atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dan Peraturan Daerah (Perda). Pihaknya ingin memastikan agar semua daerah tetap dalam satu kesatuan.

"Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD," kata dia.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 09.15: Jokowi ucapkan terima kasih pada DPR yang menyetujui alokasi dana desa pemerintah Rp70 triliun untuk 2019

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Tak hanya kepada MK, Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada DPR yang telah menyetujui alokasi dana desa pemerintah Rp70 triliun untuk 2019. Menurut dia, alokasi tersebut memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi dana desa hingga akhir Juni 2019 mencapai Rp41,83 triliun atau 59,76 persen.

"DPR telah menyetujui alokasi Dana Desa sebesar Rp70 triliun di tahun 2019, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," ujar Jokowi.

Selain itu, Presiden juga mengapresiasi DPR yang terus bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah, khususnya dalam menjalankan fungsi anggaran. "DPR telah menyetujui UU Penerimaan Negara Bukan Pajak 2018," tutur dia.

Pada fungsi legislasi, kata Jokowi, sepanjang Agustus 2018 hingga Juli 2019, DPR bersama-sama pemerintah berhasil menyelesaikan pembahasan terhadap 15 Rancangan Undang-Undang (RUU).

"Antara lain RUU APBN, RUU di bidang perjanjian kerja sama internasional, bidang penyelenggaraan haji, bidang kesehatan, akselerasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta beberapa RUU lain untuk menyikapi dinamika pembangunan yang bergerak cepat," kata Jokowi.

Pukul 09.010: Jokowi apresiasi MK telah menyelesaikan sengketa hasil Pilpres 2019

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Jokowi juga mengapresiasi Mahkamah Konstitusi (MK) karena telah menyelesaikan sengketa hasil Pilpres 2019. 

"Saya mengapresiasi MK yang telah menyelesaikan sengketa perselisihan hasil Pilkada 2018, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden 2019, dalam koridor konstitusi secara damai, adil, dan bermartabat," kata Presiden.

"MK juga telah menghadirkan proses peradilan yang terbuka dengan tetap berpegang teguh pada prinsip independensi dan imparsialitas," lanjut Jokowi.

Selain itu, Jokowi menuturkan MK juga terus bekerja memperkokoh dan memperteguh konstitusionalisme di Indonesia.

"Saya mendukung upaya MK untuk mengembangkan tata kelola lembaga peradilan yang modern dan transparan, dengan memberikan kemudahan akses bagi pencari keadilan di MK," ucap dia.

Sebagai penjaga konstitusi, kata Jokowi, selama setahun MK telah menguji 85 perkara dan memutus 52 perkara pengujian UU. Putusan-putusan MK tersebut, kata dia, turut mendukung upaya pemerintah dalam reformasi sistem perundang-undangan dan penataan prosesi legislasi.

"Selain itu, MK telah memberikan kontribusi pada penguatan demokrasi konstitusional," ucap Jokowi.

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Arief Rahmat

Pukul 09.05: Jokowi mengingatkan pejabat pemerintahannya agar tidak anti-kritik

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Dalam pidatonya, Jokowi juga mengingatkan kepada pimpinan lembaga negara agar tidak cepat berpuas diri. Menurut dia, segala pencapaian dari lembaga-lembaga negara tersebut adalah modal masa depan.

"Modal kita bersama untuk menghadapi tantangan masa depan. Kita tidak boleh cepat berpuas diri. Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu," kata dia.

Jokowi juga mengimbau agar para pimpinan lembaga dan pejabat pemerintahannya tidak alergi terhadap kritikan.

"Kita tidak boleh alergi terhadap kritik. Bagaimanapun kerasnya kritik itu, harus diterima sebagai wujud kepedulian, agar kita bekerja lebih keras lagi memenuhi harapan rakyat," kata dia.

Menurut Jokowi dalam negara berdemokrasi, perbedaan memang menjadi hal yang wajar. Namun, hal itu tidak pula menjadikan bangsa Indonesia untuk saling membenci.

"Akan tetapi, perbedaan bukanlah alasan bagi kita untuk saling membenci, bukan alasan bagi kita untuk saling menghancurkan, atau bahkan saling meniadakan. Jika perbedaan itu kita kelola dalam satu visi besar yang sama, maka akan menjadi kekuatan yang dinamis. Kekuatan untuk mencapai Indonesia Maju," kata dia.

Pukul 09.00: Jokowi pamer laporan keuangan pemerintah dapat WTP tiga tahun berturut-turut pidato dalam sidang tahunan MPR

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Presiden Jokowi membacakan pidato kepresidenan dalam sidang tahunan MPR. Dalam kesempatan itu, Presiden memaparkan keberhasilan pemerintah, yang dalam tiga tahun berturut-turut mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk laporan keuangannya.

Perlu dipahami bahwa opini WTP adalah penilaian tertinggi atas kualitas pengelolaan keuangan negara yang menjamin bahwa informasi keuangan telah wajar disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan.

"Alhamdulillah, laporan keuangan pemerintah pusat 2016-2018 memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP. Pemerintah Daerah (Pemda) juga mencatat prestasi. Pemda dengan WTP berhasil ditingkatkan dari 47 persen di tahun 2014 menjadi 78 persen di tahun 2018," kata Jokowi di Jakarta, Jumat (16/8).

Jokowi juga memuji kinerja BPK dalam fungsi pengawasan laporan keuangan pemerintah maupun instansi, dan keberhasilan BPK dalam mengembalikan kas dan aset negara sebesar Rp4,38 triliun.

"BPK juga telah melaksanakan pemeriksaan kesiapan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia. Selain itu, BPK terus mendukung pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Satu komitmen yang perlu kita dukung bersama," tutur dia.

Dia berharap BPK bisa membangun reputasi bangsa Indonesia di dunia Internasional. Apalagi, BPK punya segudang keberhasilan, seperti dipercaya sebagai pemeriksa eksternal pada International Atomic Energy Agency sejak 2016 sampai 2021.

"Pemeriksa BPK juga terpilih menjadi eksternal independen pada International Anti- Corruption Academy periode 2019 hingga 2021. BPK juga menjadi United Nations Panel of External Auditors dan terlibat aktif di organisasi pemeriksa se-ASEAN, se-Asia, dan se-dunia," kata Jokowi.

Pukul 08.59: Zulkifli berpantun saat menutup Sidang Tahunan MPR

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Zulkifli menutup Sidang Tahunan MPR RI 2019 dengan pantun, sebelum dilanjutkan dengan sidang bersama dengan DPR dan DPD pada jam 09.00 WIB.

"Buka hati hingga bersih. Sambut saudara sehangat mentari. Mari rajut kembali merah putih. Kita dukung pak Jokowi untuk mempin negeri," ucap Zulkifli.

Ia berharap konversi sidang tahun ini, akan memberikan manfaat yang besar bagi lembaga negara dan seluruh rakyat Indonesia.

Pukul 08.47: MPR singgung wacana kembalinya GBHN

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Tak hanya itu, Zulkifli dalam pidatonya juga menyinggung wacana dihidupkan kembali Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Ia menyebut MPR telah melakukan penataan sistem ketatanegaraan melalui Badan Pengkajian dan Lembaga Pengkajian MPR RI melalui serangkaian diskusi oleh masyarakat, akademisi, dan tokoh masyarakat yang merekomendasikan kembalinya GBHN.

“Yang telah mendapatkan kesepakatan bersama adalah perlunya sistem perencanaan pembangunan nasional model GBHN melalui perubahan terbatas terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” kata dia.

Zulkifli menjelaskan, alasan utama perlunya sistem perencanaan pembangunan nasional model GBHN, mengingat Indonesia adalah negara yang luas dan besar memerlukan haluan sebagai pemandu arah pelaksanaan pembangunan nasional yang berkesinambungan.

“Haluan yang dimaksud disusun secara demokratis berbasis kedaulatan rakyat, disertai landasan hukum yang kuat. Haluan itu menjadi peta jalan bagi seluruh komponen bangsa termasuk lembaga negara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” papar dia.

Pukul 08.50: SBY mewakili Ibas hadiri sidang tahunan MPR

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Irfan Fathurohman

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono atau biasa disapa Ibas turut hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI. Berpakaian jas hitam dan peci, Ibas enggan berkomentar pada wartawan. Khususnya, pertanyaan apakah kehadiran dirinya mewakili Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang tidak bisa menghadiri acara kenegaraan ini.

SBY disebut tengah menemani sang ibunda, Siti Habibah, yang tengah dirawat karena sakit. "Pak SBY tidak hadir dikarenakan saat ini Beliau fokus merawat ibunda Beliau, Eyang Siti Habibah yang sedang sakit ya," kata Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon saat dihubungi, Jumat (16/8).

Jansen mengatakan sejak Ani Yudhoyono wafat, SBY memang belum memulai aktivitasnya lagi di ruang publik, termasuk dalam urusan politik dan kenegaraan. Meski demikian, SBY dan Partai Demokrat mendoakan pidato kenegaraan Jokowi berjalan lancar.

Pukul 08.45: Zulkifli sebut MPR tidak terpolarisasi selama Pemilu 2019

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Zulkifli Hasan juga mengatakan lembaganya tidak terpengaruh oleh polarisasi yang terjadi di masyarakat selama kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Ia menjelaskan, MPR sebagai rumah kebangsaan serta representasi seluruh masyarakat Indonesia sudah sepatutnya menjadi pihak yang netral dan menjadi jembatan bagi seluruh masyarakat dalam memberikan aspirasinya.

Selain itu, MPR juga berusaha menciptakan suasana harmonis antar kekuatan sosial politik dan antar kelompok kepentingan untuk mencapai sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara.

“Bukti nyata tampak pada saat berlangsungnya Pemilihan Umum Serentak 2019, MPR tidak ikut larut dalam polarisasi kompetisi yang cukup memanas, khususnya dalam kontestasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,” kata Zulkifli.

Pukul 08.40: Zulkifli mencontohkan kebesaran dan kesederhanaan pejuang kemerdekaan dalam memimpin bangsa

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Auriga Agustina

Dalam pidatonya, Zulkifli Hasan juga mengisahkan beberapa pemimpin bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, hingga Agus Salim, yang menurutnya patut diteladani dalam memimpin negeri.

"Pemimpin mengabdi, bukan jalan mencari kuasa," kata dia.

Dia menceritakan, pasca-penetapan Sukarno sebagai Presiden ke-1 RI, dalam rapat panitia persiapan Indonesia pada 18 Agustus 1945, Sukarno pulang berjalan kaki dan bertemu pedagang kaki lima yang menjual sate.

"Bung Karno pulang berjalan kaki santapan berbukanya sate ayam," kata dia.

Kemudian, saat Agus Salim meninggal dunia ternyata ia belum punya rumah. "Agus Salim meninggal dunia, tetap berstatus 'kontraktor', ketika Beliau ada, nasi goreng kecap makanan kesukaannya," ucap dia.

Begitu juga yang dilakukan Bung Hatta, saat berhenti jadi wakil presiden, dia menolak menerima uang Rp6 juta. Padahal uang tersebut merupakan sisa selama ia menjabat sebagai wakil presiden.

"Itu lah kisah pemimpin bangsa yang patut kita teladani," tutur Zulkifli.

Pukul 08.30: Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan pidato pembukaan sidang tahunan MPR

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Diawali rangkaian seremonial pembuka, selanjutnya acara akan diisi dengan pembukaan sidang tahunan oleh Ketua MPR RI Zulkilfi Hasan. Pada awal pidatonya, Zulkifli mengatakan isi pidato yang akan disampaikan pada sidang kali ini, yakni tentang menjahit kembali persatuan usai terjadinya polarisasi di masyarakat pasca-Pilpres 2019.

Dalam pidatonya, Zulkifli memberikan selamat atas terpilihnya pasangan Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024.

“Kami atas nama Pimpinan dan Anggota MPR mengucapkan selamat kepada Bapak Joko Widodo dan Bapak Ma’ruf Amin yang telah terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024,” kata pria yang akrab disapa Zulhas.

Selain itu, Zulkifli juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atas sikap kenegarawan yang telah ditunjukkan pasca-kontestasi Pilpres 2019.

“Kami juga mendorong segenap pemimpin bangsa untuk memberikan pendidikan politik yang menjunjung tinggi etika, menunjukkan sikap kenegarawanan dengan tetap mengedepankan persatuan di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan,” tutur dia.

Mewakili MPR, Zulkifli juga mengapresiasi setinggi-tingginya diberikan kepada seluruh penyelenggara pemilu yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI serta pihak terkait lainnya.

“Serta turut berduka cita atas wafatnya para petugas penyelenggara pemilu, pengawas pemilu maupun aparat keamanan sebagai pahlawan demokrasi Indonesia dan mendoakan agar pengabdiannya dihitung sebagai amal ibadah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucap Ketua Umum PAN itu.

Pukul 08.27: Menteri Susi tampil beda dari tamu perempuan lainnya

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Banyak pemandangan menarik saat Sidang Tahunan MPR. Di antaranya penampilan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memang dinekal berpenampilan nyentrik.

Kali ini, Susi tidak seperti tamu-tamu wanita lainnya yang mengenakan kebaya, dia tampil lebih elegan dengan memaki stelan jas hitam. Sementara, penampilan rambutnya bermodel sanggul. Tas dan sepatu hitamnya pun membuat penampilannya makin serasi.

Saat tiba sekitar pukul 08.27 WIB, awak media langsung memanggil Susi untuk wawancara. Namun, dia hanya berlalu sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kepada wartawan.

Gaya berpakaian Susi kali ini berbeda dengan tahun lalu dalam Sidang Tahunan MPR 2018. Tahun lalu, dia tampil lebih feminim dengan balutan kebaya berwarna merah muda dan sanggul.

Pukul 08.26: Srikandi Indonesia tampil anggun dalam balutan kebaya

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sidang Tahunan MPR RI menjadi ajang berkumpulnya para pejabat negara. Mulai dari Menteri Kabinet Kerja, tokoh, hingga presiden dan wakil presiden RI dari masa ke masa.

Tentu, mereka tampil semaksimal mungkin dengan balutan busana terbaiknya. Termasuk, para Srikandi Indonesia seperti ibu negara dan menteri-menteri perempuan. Beberapa srikandi yang menarik perhatian adalah Ibu Negara Iriana Jokowi dan Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mufidah Jusuf Kalla, istri Ketua DPR RI, DPD RI, dan MPR RI. Kelima dara tersebut tiba di gedung DPR/MPR sekitar pukul 08.26 WIB.

Iriana tampak anggun dengan balutan kebaya putihnya dan rambut yang disanggul dengan rapi. Mufidah juga terlihat elegan dengan balutan kebaya berwarna hijau muda dan berdiri tepat di sebelah Iriana.

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga terlihat anggun dengan balutan kebaya berwarna hijau tua, dan rambut yang disanggul rapi. Ia tersenyum dan melambaikan tangan kepada awak media yang meminta dia untuk berpose di depan kamera.

Sebelum kehadiran Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah datang lebih dulu. Ketika tiba dengan balutan kebaya berwarna merah muda yang ditutupi kain berwarna hijau, membuat perhatian awak media tertuju kepadanya. Ia pun tersenyum, menyapa dan melambaikan tangannya ke arah kamera.

Pukul 08.00: Presiden Jokowi tiba di Gedung DPR disambut Ketua MPR Zulkifli Hasan

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Presiden Jokowi tiba di gedung DPR/MPR pada pukul 08.00 WIB. Jokowi yang didampingi ibu negara Iriana disambut Ketua MPR Zulkifli Hasan. Dalam Sidang Tahunan MPR RI ini, Jokowi akan menyampaikan tiga kali pidato yang dibagi dalam tiga sesi.

Pukul 07.30: Anggota Dewan, menteri kabinet, hingga tokoh mulai berdatangan ke Gedung DPR/MPR

[LINIMASA] Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi Beri Kejutan Apa?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sejak pukul 07.30 WIB, para tokoh nasional muali berdatangan ke Gedung DPR/MPR RI. Mulai dari Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto.

Sementara, Menteri Kabinet Kerja yang terlihat hadir di antaranya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Desa Eko Putri Sandjojo, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menpan RB Syafruddin, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menkominfo Rudiantara, Menkumham Yasonna Laoly, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dan Mendagri Tjahjo Kumolo.

Baca Juga: Jokowi Akan Berpidato Sebanyak Tiga Kali di Sidang MPR RI

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya