Megawati: Kader Perempuan PDIP Tidak Boleh Lembek!

PDIP gelar pendidikan kader perempuan

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendorong kader perempuan PDIP agar percaya diri, berani mengemukakan pendapat, dan bisa berbicara dengan rakyat.

"Harus berani mengemukakan pendapat. Harus bisa bicara kepada rakyat. Gampang sebetulnya. Ini Ibu ajarkan. Jadi sebetulnya bicara dengan rakyat adalah bicara dengan hati. Ibu dulu baru turun pusing. Tapi setelah Ibu lihat sangat mudah," kata Megawati saat memberikan Pengarahan dan Pembukaan Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, melansir ANTARA, Jumat (10/6/2022).

1. Kader perempuan PDIP tidak boleh lembek

Megawati: Kader Perempuan PDIP Tidak Boleh Lembek!Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Megawati memberikan motivasi kepadakader perempuan PDIP tidak hanya urusan rumah tangga, tapi juga dalam perannya sebagai kader partai tidak boleh lembek. Dalam kesempatan itu, dia menggarisbawahi pentingnya untuk terus bekerja sebagai kader partai.

"Saya hanya ingin menegaskan kalau tidak kerja, tidak akan berhasil. Kalau tidak kerja, tidak akan berhasil," kata dia.

Karena itu, Megawati berharap kader perempuan ikut turun ke bawah berbicara dengan rakyat. "Majulah bersatu dengan harga diri," kata Megawati, menutup pengarahannya.

2. Kader perempuan PDIP wajib pahami pemikiran Bung Karno

Megawati: Kader Perempuan PDIP Tidak Boleh Lembek!Presiden pertama RI Sukarno (Repro Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat)

Pada kesempatan yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menjadi moderator pengarahan Megawati, menyebutkan berbagai nasihat dan arahan Megawati itu sangat bermakna.

"Kaum perempuan, kader-kader PDIP agar berdiri tegak, penuh rasa percaya diri. Berani menegakkan hal-hal yang prinsip, sebagaimana disampaikan Bung Karno melalui Buku Sarinah. Karena itulah kader perempuan wajib memahami keseluruhan pemikiran Bung Karno dan kemudian dipahami dalam alam pikir, alam batin," ucap Hasto.

Hasto mengulang pesan Megawati yang mengingatkan pentingnya menanam makanan pendamping beras, yang telah dikampanyekan sejak Maret 2020.

"Terima kasih Ibu Megawati telah memberikan kepada kita dalam waktu satu bulan untuk menggalakkan politik menanam. Politik yang menyentuh kehidupan rakyat dengan 10 tanaman pendamping beras," kata Hasto.

3. PDIP gelar pendidikan kader perempuan

Megawati: Kader Perempuan PDIP Tidak Boleh Lembek!Ilustrasi kader PDIP (IDN Times/Wildan Ibnu)

Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan menggelar Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional, sebagai proses menuju partai pelopor yang menjadikan kader sebagai salah satu elemen partai.

"Pendidikan tidak hanya untuk kaum lelaki tapi juga kaum perempuan, yang memiliki kemampuan secara merata dan berkualitas," kata Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, saat mengisi materi di acara yang sama.

Hadir di lokasi tersebut,Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama sejumlah Ketua DPP PDIP seperti Sri Rahayu, Komarudin Watubun, Wiryanti Sukamdani, Nusyirwan Soedjono, Hamka Haq dan Kepala Badiklat Pusat PDIP Daryatmo Mardiyanto. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membuka dan memberi kuliah umum.

"Porsi pendidikan kader perempuan diberikan kelas khusus oleh PDI Perjuangan agar partai siap tidak hanya kader lelaki namun juga kader perempuan, berani dan sanggup memenangkan Pemilu, Pilpres, Pilkada 2024, bersama-sama mewujudkan PDI Perjuangan untuk 3 kali menang pemilu secara berturut-turut karena kesiapan dan skill para kader baik perempuan maupun laki-laki memiliki kemampuan secara merata dan lebih berkualitas," ucap Djarot.

Menurut dia, pendidikan kader perempuan penting untuk belajar tentang aplikasi ideologi Pancasila 1 Juni 1945, kepemimpinan, komunikasi publik, perumusan program dan kebijakan yang berpihak pada kesetaraan gender maupun berbagai tantangan perempuan pada masa mendatang.

PDIP, kata Djarot, ikut memperjuangkan kesetaraan gender dalam politik, yakni dengan mendorong dan menguatkan partisipasi, keterlibatan, dan pendidikan politik kaum perempuan secara lebih luas dalam kegiatan kepartaian.

Lalu, penggemblengan dan penguatan jiwa, karakter, dan spirit politik kebangsaan, sesuai dengan cita-cita bapak bangsa, Bung Karno.

"Di era abad informasi digital, partai dan kader perempuan dituntut harus mampu berinovasi dan berkreasi dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun pola pikir positif-konstruktif serta mampu menjawab tantangan zaman," kata Djarot.

Djarot mengatakan PDIP berharap konsolidasi dan peningkatan jumlah kader perempuan siap ditugaskan di Tiga Pilar Partai. Dia juga berharap kader perempuan PDIP mampu mendorong percepatan terwujudnya PDIP sebagai partai pelopor.

Sementara, Kepala Badiklat PDIP Daryatmo Mardiyanto menjelaskan terdapat 101 peserta dari 34 provinsi yang mengikuti pendidikan selama tiga hari. Dia mengatakan, kader perempuan partai ke depan dituntut mampu berinovasi dan berkreasi dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

"Pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu melahirkan para kader perempuan yang militan, berintegritas, berdedikasi dalam membesarkan partai sekaligus mentransformasi Ideologi Pancasila Bung Karno di era digital dengan tetap Mengarah pada tujuan untuk menuju terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur," ucap dia.

Daryatmo menambahkan, pendidikan dan kaderisasi partai harus dipahami sebagai rangkaian yang tidak terpisahkan dalam kerja kerja partai untuk memenangkan Pemilu 2024.

"Dengan posisi partai seperti saat ini, tidak lantas membuat kita berpuas diri. Justru sekarang inilah kesempatan partai untuk terus memperkuat konsolidasi melalui pendidikan dan pelatihan secara masif sehingga lahir kader-kader Perempuan PDI Perjuangan yang mampu menjawab tantangan bangsa ke depan atas nama kemampuan mengimplementasikan ideologi Pancasila," kata Daryatmo.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya